Anas Urbaningrum Lihat Sisi Lain dari Mundurnya Gus Miftah: ,Akan Melahirkan Budaya Baru yang Baik,
TRIBUNJAKARTA.COM – Politikus Anas Urbaningrum melihat kasus viral yang menimpa Miftah Maulana Habiburrahma atau Gus Miftah dengan penjual es teh bernama Sunhaji dalam sudut pandang yang berbeda.
Diketahui, buntut potongan video yang memperlihatkan Gus Miftah mengeluarkan kata-kata kasar kepada Sunhaji di acara pengajian yang digelar oleh Calon Bupati Magelang Sudaryanto-Trijaya di Lapangan Soepardji, Mungkid, Magelang, 20 November 2024 berdampak panjang untuk karir Gus Miftah.
Usai meminta maaf telah mengolok-olok Sunhaji, akhirnya Gus Miftah mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Kini, Anas Urbaningrum pun menjadi salah satu yang ikut berkomentar terkait pengunduran diri ini.
Bedanya, ia memberikan pandangan ke publik untuk menyikapi kasus ini dengan perspektif lain.
“Jangan fokus pada Gus Miftah dan hiruk pikuk obrolan publik pasca “kasus es teh”.
Bisa pakai perspektif yg lain :
Jika langkah memilih untuk mundur ini bisa menjadi rintisan tradisi baru, akan melahirkan budaya baru yang baik. Ada poin tentang pentingnya akuntabilitas publik dan “desakralisasi” jabatan.
Berani mundur itu lebih berat ketimbang ambisi maju,” tulisnya dikutip dari akun X pribadinya, Sabtu (7/12/2024).
Secara tak langsung, hikmah dari mundurnya Gus Miftah dari kabinet Prabowo bisa membuat moral pejabat publik membaik.
“Ikhtiar petik hikmah dari setiap peristiwa, termasuk yang kurang mengenakkan, adalah bagian dari proses ikhtiar pembelajaran yang penting. Itu menumbuhkan “sintesis” yang menggerakkan kemajuan.
Asalkan tidak “miopik” krn terlalu terpaku pada peristiwanya,” sambungnya.
Awal Mula Kasus Gus Miftah
‘Miftah’ menjadi trending topik teratas di makun X (dulunya Twitter) hingga Selasa (3/12/2024) malam.
Diketahui, dalam video yang beredar tersebut, Gus Miftah yang duduk di atas panggung seolah mengolok-olok bapak penjual es teh tersebut.
Mulanya, Gus Miftah bertanya lebih dulu apakah es teh tersebut masih ada. Kemudian diikuti denan kalimat yang kurang pantas.
“Es tehmu seh okeh ra? (Es teh mu masih banyak?) masih? Yo kono didol goblok (Ya sana dijual bodoh),” ucap Gus Miftah.
Ucapan itu pun langsung disahuti oleh gelak tawa oleh para hadirin yang datang.
Gus Miftah kemudian langsung melanjutkan guyonan tersebut.
“Dolen disek, nko lak durung payu, wes, takdir (Jual dulu, kalau belum laku, sudah, takdir)” ucapnya lagi.
Imbas dari perkataan itu, Gus Miftah pun mendapatkan komentar negatif.
Warganet juga merasa prihatin dengan bapak penjual es teh itu.
“Yang tau alamat bapak penjual es dan no yang bisa dihubungi boleh ya dm aku, aku nangis nonton video ini sakit sekali hatiku, andai itu bapaku sendiri aku gakan terima :’),” kata @elsyandria.
“Memanusiakan Manusia itu
Memang Sulit.
Makanya adab lebih diatas ilmu.
Bisa bedakan mana Manusia yg berilmu dan beradab meski berbeda profesi.
Semoga Bapak penjual Es nya Lapang dada ya Bapak, smoga Allah memudahkan jalan rizki Bapak… Amin..,” kata @msobri99.
Gus Miftah Mundur dari Jabatan
Usai meminta maaf ke publik dan Sunhaji, kini Miftah Maulana Habiburrahma atau Gus Miftah menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden
Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Keputusan itu sebagai buntut viralnya ucapan Gus Miftah yang menghina penjual es teh, Sunhaji dalam sebuah pengajian.
Dikutip dari akun Youtube TribunJogja.com, Gus Miftah membacakan surat pengunduran diri sebagai Utusan Khusus Presiden pada Jumat (6/12/2024).
“Yang saya hormati bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Wakil Presiden serta seluruh Rakyat Indonesia yang saya cintai,” kata Gus Miftah membuka pernyataannya.
Ia lalu mengutip ayat 26 surat Ali Imran yang berisi
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu”
“Hari ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan dan dengan penuh kesadaran saya ingin sampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam setelah berdoa. Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden
Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan,” katanya.
Gus Miftah mengatakan keputusan itu diambil tanpa tekanan dan permintaan dari siapapun. Gus Miftah yang terlihat menangis bicara bahwa keputusan itu diambil arena rasa cinta hormat dan tanggungjawab dirinya kepada Presiden Prabowo Subianto dan masyarakat.
“Keputusan ini bukan suatu akhir atau langkah mundur melainkan awal untuk berkontribusi kepada bangsa dan negara dengan cara lebih luas dan beragam,” kata Gus Miftah terbata-bata.
Ia mengutip ucapan seseorang yang berjiwa kstaria bahwa jabatan itu hanya titipan sementara. Oleh karena itu sebagai seorang pendakwah dan pelayan umat, ia merasa bahwa pengabdian kepada bangsa dan negara Indonesia tidak terbatas pada jabatan dan kedudukan tapi mencakup seluruh ruang.
Gus Miftah kembali menyampaikan rasa terimakasih yang tulus kepada Presiden Prabowo Subianto yang memberikan kepercayaan kepadanya sebagai Utusan Khusus Presiden.
“Saya seorang anak berlatar belakang dari jalanan yang bergaul dengan dunia marjinal, premanisme dan klub malam telah diangkat derajat setinggi-tinggi olkeh bapak presiden adalah anugerah yang luar biasa diberikan kepada saya,” imbuhnya.
Gus Miftah juga menyampaikan permohonan maaf kepada Presiden Prabowo Subianto.
“(Saya) belum bisa menjadi sesuai yang bapak harapkan dari saya. Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih kepada bapak presiden karena saya belajar menjadi seorang ksatira dari bapak presiden,” ungkapnya.
Selain itu, Gus Miftah berterimakasih kepada seluruh rakyat Indonesia atas dukungan doa dan kepercayaan yang diberikan selama dirinya menjalankan tugas sebagai Utusan Khusus Presiden.
Sebagai manusia biasa, Gus Miftah mengaku tidak lupu dari kekurangan, kekhilafan dan kesalahan yang diperbuat baik disengaja atau tidak.
“Saya mohon maaf dari lubuk hati yang paling dalam, karena saya yakin kebenaran milik Allah SWT,” imbuhnya.
“Saya boleh ada jabatan atau tidak. Saya boleh berhenti dari amanah bapak presiden. Bahkan, saya boleh ada atau tiada sebagai manusia dan warga negara, Indonesia harus tetap ada dan bergerak maju sebagai bangsa dan negara yang satu adil makmur dan bermartabat apapun siatuasi bagaimanapun keadannya,” ujarnya.
Gus Miftah berkomitmen untuk belajar serta berkontribusi menjadi bagian dari solusi di negara Indonesia. Gus Miftah sebagai pendakwah mengaku akan tetap menyapaikan pesan persatuan, toleransi dan semangat kebangsaan.
“Keberagaman menjadi kekuatan dan bukan alasan terepcah belah,” katanya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya