7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

Konsumsi gula berlebih dapat memicu berbagai macam penyakit berbahaya bagi kesehatan. Ini tanda tubuh kelebihan gula yang jarang diketahui.

7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

KOMPAS.com - Konsumsi gula berlebih dapat merusak kesehatan, termasuk pembuluh darah, jantung, dan organ vital lainnya. 

Gula sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi atau bahan bakar tubuh agar bisa bekerja secara optimal.

Secara alami, gula ditemukan dalam sejumlah asupan, seperti buah segar. Selain itu, terkadang gula ditambahkan dalam makanan ataupun minuman.

Tapi, konsumsi gula perlu dibatasi agar tidak jadi bumerang bagi tubuh. Sebelum mengenali beberapa tanda tubuh kelebihan gula, ada baiknya Anda menyimak bagaimana metabolisme gula di dalam tubuh.

Baca juga: 10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

Proses metabolisme gula di dalam tubuh

Menurut Harvard Health Publishing, ketika tubuh mendapatkan gula, sebagian besar gula akan dipecah dan diserap di usus kecil.

Enzim khusus di dalam tubuh bakal menargetkan molekul yang lebih besar dan mengubahnya menjadi tiga gula sederhana yakni glukosa, galaktosa, dan fruktosa.

Kemudian, hati dan otot menyimpan sebagian glukosa sebagai glikogen. Molekul ini dapat diubah kembali menjadi glukosa saat tubuh membutuhkannya.

Namun, ketika glukosa memasuki aliran darah, kadar glukosa atau gula darah bisa meningkat.

Selanjutnya, pankreas akan mengeluarkan hormon insulin untuk membantu glukosa mencapai sel tujuan atau taget yang dibutuhkan tubuh.

Jika tubuh mengonsumsi gula berlebihan dalam jumlah besar dan berkepanjangan, sel-sel dapat resisten terhadap insulin seiring berjalannya waktu.

Kondisi tersebut bisa meningkatkan risiko peradangan sistemik, diabetes tipe 2, dan penyakit kronis lainnya.

Menurut sebuah penelitian, mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan juga dikaitkan dengan penambahan berat badan, obesitas, faktor risiko penyakit jantung, penyakit perlemakan hati nonalkohol atau fatty liver, dan kanker.

Selain itu, pengaruh gula berlebihan juga bisa mengganggu kesehatan mental, seperti membuat suasana hati cenderung negatif.

Lantas, apa tanda tubuh kelebihan gula? Simak penjelasan di bawah ini.

Baca juga: 7 Teh Ampuh Turunkan Kadar Gula Darah, Cocok untuk Penderita Diabetes

Tanda tubuh kelebihan gula

Berikut beberapa tanda tubuh kelebihan gula yang jarang diketahui:

  • Mudah lapar

Jika Anda mengonsumsi terlalu banyak kalori melalui tambahan gula, salah satu tanda utama yang mungkin akan dialami oleh tubuh adalah rasa lapar yang terus menerus.

Tanpa protein, serat, dan lemak sehat, yang tidak dimiliki sebagian besar makanan tinggi gula, tubuh akan membakar gula dengan cepat dan meningkatkan rasa lapar.

Pada akhirnya, kondisi ini dapat menyebabkan tubuh terus mengemil yang dapat memicu pertambahan berat badan.

  • Gampang marah 

Perasaan murung, mudah tersinggung, gelisah, atau mudah marah bisa menjadi tanda tubuh kelebihan gula.

Sebuah penelitian menunjukkan, mengonsumsi gula tambahan dapat meningkatkan peradangan, memperburuk suasana hati, dan menyebabkan gejala depresi.

Makanan atau camilan tinggi gula tanpa protein dan lemak dengan cepat meningkatkan gula darah, tetapi saat tubuh terburu-buru memproses semuanya, tingkat energi akan menurun dan membuat Anda merasa lesu dan mudah tersinggung.

Selain itu, ketika glukosa dalam aliran darah rendah karena kadar insulin melonjak setelah mengonsumsi banyak gula tambahan, kadar glukosa darah di otak juga menurun.

Untuk diketahui, otak kita juga sangat bergantung pada tingkat gula darah yang normal sebagai bahan bakarnya.

Baca juga: MSG Disebut Lebih Sehat daripada Garam dan Gula, Ini Kata Ahli Gizi

  • Mudah lelah

Gula mudah diserap dan dicerna oleh tubuh. Jadi, jika tubuh merasa mudah lelah, ini mungkin disebabkan oleh banyaknya gula yang Anda konsumsi.

Diketahui, gula adalah sumber energi yang sangat cepat, jadi berapa pun banyak yang Anda makan, dalam 30 menit tubuh akan mengirimkan sinyal lapar, Anda akan merasa lapar lagi dan merasakan kekurangan energi.

Perubahan besar gula darah dan insulin juga dapat menyebabkan tingkat energi menurun dan memengaruhi tingkat energi Anda secara keseluruhan.

  • Tekanan darah naik

Terlalu banyak mengonsumsi gula juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi pada seseorang.

Menurut penelitian, mengonsumsi minuman manis memiliki hubungan yang signifikan dengan tekanan darah tinggi dan tingginya kejadian hipertensi.

Namun ahli memperingatkan bahwa hubungan sebab-akibat langsung belum ditemukan.

Meski demikian, yang diketahui para ilmuwan adalah kadar glukosa yang tinggi dapat merusak lapisan pembuluh darah kita, sehingga memudahkan lipid seperti kolesterol menempel pada dinding pembuluh darah.

Jika hal itu terjadi, maka pembuluh darah akan mengeras. Ketika pembuluh darah mengeras, tekanan darah Anda naik.

Baca juga: Berapa Gula yang Boleh Dikonsumsi Saat Lebaran? Ini Kata Ahli Gizi

  • Kulit berjerawat dan lebih cepat keriput

American Academy of Dermatology menyarankan untuk mereka yang sedang berusaha menyembuhkan jerawat untuk mengurangi atau bahkan menghindari konsumsi gula, terutama gula tambahan.

“Kontrol glikemik memainkan peran penting dalam kesehatan kulit dan jerawat,” kata Cording.

Misalnya, sebuah penelitian menunjukkan bahwa resistensi insulin dapat mempengaruhi perkembangan jerawat.

Kerutan mungkin merupakan tanda lain bahwa Anda mengonsumsi terlalu banyak gula.

Produk akhir glikasi lanjutan, yang merupakan produk gula berlebih, mendorong penuaan kulit.

  • Nyeri sendi

Nyeri pada persendian tak selalun disebabkan karena faktor usia saja. Namun, nyeri sendi juga bisa dipicu karena konsumsi gula berlebih.

Menurut sebuah survei, di antara 24 persen responden yang menderita rheumatoid arthritis (RA) dan mengatakan makanan mempengaruhi gejalanya, soda dan makanan penutup adalah yang paling sering disebutkan.

Penelitian telah menunjukkan, mengonsumsi soda manis secara teratur dikaitkan dengan peningkatan risiko RA pada beberapa wanita, termasuk mereka yang menderita RA stadium lanjut.

"Mengonsumsi terlalu banyak gula dapat menyebabkan peradangan sistemik, yang dapat menyebabkan nyeri sendi," kata Cording.

Baca juga: Mengandung Gula Alami, Apakah Jagung Aman bagi Penderita Diabetes?

  • Masalah tidur

Tanda tubuh terlalu banyak konsumsi gula selanjutnya yakni dapat menyebabkan masalah tidur pada sebagian orang.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 300 mahasiswa menunjukan, kualitas tidur yang buruk berhubungan secara signifikan dengan konsumsi gula tambahan yang lebih tinggi.

Sebab, siklus tidur dan kualitas tidur tubuh diatur oleh cahaya dan suhu ruangan, serta kontrol glikemik.

“Bagi seseorang yang secara kronis mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah berlebihan, hal ini dapat mengganggu siklus tidur dan kualitas tidurnya,” kata Cording.

Baca juga: Mengandung Gula Alami, Apakah Jagung Aman bagi Penderita Diabetes?

Berapa batas konsumsi gula yang dianjurkan?

Batas konsumsi gula untuk masing-masing individu berbeda. Menurut Kementerian Kesehatan, anjuran konsumsi gula per orang per hari adalah 10 persen dari total energi. 

Untuk orang dewasa dengan tingkat aktivitas sedang, batas konsumsi gula per hari yang dianjurkan maksimal 4 sendok makan atau 50 gram.

Pedoman diet yang diterbitkan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS dan Departemen Pertanian AS, juga merekomendasikan untuk membatasi kalori dari tambahan gula tidak lebih dari 10 persen setiap hari.

Untuk seseorang yang mengonsumsi 2.000 kalori sehari, jumlah tersebut setara dengan maksimal 12 sendok teh.

Namun, American Heart Association (AHA) merekomendasikan untuk membatasi jumlah gula tambahan harian tidak lebih dari 100 kalori untuk wanita dan 150 kalori untuk pria.

Selain itu, AHA merekomendasikan bahwa anak-anak berusia dua tahun ke atas juga tidak boleh mengonsumsi gula tambahan lebih dari 100 kalori sehari.

Artinya sekitar 6 sendok teh untuk wanita dan anak-anak dan 9 sendok teh untuk pria.

Sementara itu, keduanya sepakat bahwa balita dan bayi di bawah usia 2 tahun tidak boleh mengonsumsi gula tambahan apa pun.

Selain memperhatikan tanda tubuh kelebihan gula di atas, cermati juga batas aman konsumsinya agar tidak sampai berlebihan. 

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow