Israel Kesal,Joe Biden Setop Kirim Senjata AS setelah Serangan IDF di Rafah

- Israel merasa tidak terima dengan ancaman sekutu dekatnya, Amerika Serikat (AS), yang akan menangguhkan pengiriman senjata ke Israel jika nekat menyerang Rafah, Jalur Gaza selatan yang menampung 1,5 juta rakyat Palestina yang mengungsi dari agresi Israel. Dalam pertemuan para pejabat Israel dengan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, pekan lalu Israel mengklaim serangan Rafah adalah satu-satunya jalan mengalahkan Hamas. Para...

Israel Kesal,Joe Biden Setop Kirim Senjata AS setelah Serangan IDF di Rafah

TRIBUNNEWS.COM - Israel merasa tidak terima dengan ancaman sekutu dekatnya, Amerika Serikat (AS), yang akan menangguhkan pengiriman senjata ke Israel jika nekat menyerang Rafah, Jalur Gaza selatan yang menampung 1,5 juta rakyat Palestina yang mengungsi dari agresi Israel.

Dalam pertemuan para pejabat Israel dengan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, pekan lalu Israel mengklaim serangan Rafah adalah satu-satunya jalan mengalahkan Hamas.

Para pemimpin Israel telah lama menganggap Rafah sebagai benteng terakhir Hamas.

"Israel memberi tahu AS bahwa mengendalikan Rafah akan memberikan tekanan terhadap kepemimpinan Hamas untuk membebaskan sandera," lapor Axios, Rabu (8/5/2024).

Namun, AS tidak setuju dan menentang rencana tersebut meski tidak menganggap serangan di Rafah adalah garis merah bagi Israel.

AS Setop Kirim Senjata ke Israel setelah IDF Serang Rafah

Presiden AS, Joe Biden, memperingatkan bahwa AS akan menghentikan pengiriman senjata tertentu ke Israel jika Pasukan Pertahanan Israel (IDF) nekat memasuki Rafah.

“Jika Israel memasuki Rafah, saya tidak akan memberinya senjata yang digunakan secara historis untuk mengatasi masalah ini," kata Joe Biden dalam pidatonya, Rabu (8/5/2024).

“Kami tidak akan memberikan senjata dan peluru artileri kepada Israel,” lanjutnya.

Ia mengatakan Israel tidak akan menerima senjata AS, yang mungkin akan digunakan untuk menyerang rakyat Palestina di Rafah.

“Israel tidak akan menerima dukungan kami jika mereka memasuki wilayah berpenduduk di Rafah," ujarnya.

Baca juga: World Central Kitchen Berhenti Beroperasi usai Israel Bombardir Rafah, Palestina Terancam Kelaparan

“Bom yang diberikan Amerika kepada Israel dan kini dihentikan digunakan untuk membunuh warga sipil,” lanjutnya.

Ia mengatakan sudah memberitahu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bahwa AS tidak akan mendukung serangan Israel di Rafah.

"Saya sudah jelaskan kepada Netanyahu dan Dewan Perang Israel bahwa mereka tidak akan mendapat dukungan kami jika mereka memasuki pusat populasi di Rafah," katanya.

Meski demikian, Joe Biden tidak meninggalkan sekutunya tersebut dan memastikan tetap mendukung pertahanan Israel.

"Kami akan terus memastikan Israel aman sehubungan denagn Iron Dome dan kemampuannya dalam menanggapi serangan," kata Joe Biden, seperti diberitakan Al Jazeera.

Menurutnya, Israel belum melewati garis merah meski menyerang Rafah.

Presiden AS itu kembali mengulang harapannya untuk mewujudkan solusi dua negara bagi Palestina dan Israel, serta terus bekerja dengan negara-negara Arab.

"Saya bekerja dengan negara-negara Arab yang bersedia membantu rekonstruksi Jalur Gaza. Mereka bersedia membantu transisi menuju solusi dua negara," lanjutnya.

AS Setop Kirim Bom Berdaya Ledak Tinggi ke Israel

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengonfirmasi pernyataan Joe Biden bahwa AS menangguhkan pengiriman senjata ke Israel.

"Washington menangguhkan pengiriman amunisi berdaya ledak tinggi ke Israel sehubungan dengan kejadian terkini di Rafah," kata Lloyd Austin, Rabu (8/5/2024).

"Israel tidak boleh melancarkan operasi militer di Rafah tanpa rencana yang mempertimbangkan keamanan dan keselamatan warga sipil. Kami ingin melihat Israel melakukan operasi yang lebih tepat di Gaza," ujarnya.

Kemarin, dilaporkan bahwa AS menghentikan pengirman senjata ke Israel sejak minggu lalu.

Pengiriman tersebut terdiri dari 1.800 bom yang masing-masing berbobot 2.000 pon (907 kilogram), dan 1.700 bom yang masing-masing berbobot 500 pon (226 kilogram), yang bisa berdampak besar jika digunakan di Jalur Gaza.

Sebelumnya, Israel sudah memulai serangan daratnya di Rafah pada Senin (6/5/2024), dan meningkatkan serangannya setiap hari.

Kemarin, Rabu (8/5/2024), Israel mengumumkan pasukannya memegang kendali penuhi atas Rafah dari sisi Palestina, yang otomatis memutus pengiriman bantuan ke Gaza.

Jumlah Korban

Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 34.789 jiwa dan 78.204 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (8/5/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Israel memperkirakan, kurang lebih ada 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow