4 Hal Soal Film Live Action Avatar: The Last Airbender

Serial "Avatar: The Last Airbender" ditayangkan di Netflix dalam 8 episode mulai dari 22 Februari 2024.

4 Hal Soal Film Live Action Avatar: The Last Airbender

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak penayangan perdananya hampir dua dekade lalu, Avatar: The Last Airbender telah menjadi franchise animasi favorit penggemar.

Netflix kemudian menawarkan multi-part, adaptasi live-action yang memadukan petualangan dan persahabatan, seni bela diri dan filosofi, semuanya melalui lensa Asia. Serial "Avatar: The Last Airbender" ditayangkan di Netflix dalam delapan episode mulai dari 22 Februari 2024.

Tentang Avatar: The Last Airbender

1. Karakter dalam Avatar: The Last Airbender

Avatar: The Last Airbender karya live action adaptasi serial berjudul sama dari Nickelodeon. Naskah ceritanya ditulis oleh Albert Kim. Sutradaranya Jabbar Raisani dan Michael Goi, mereka bekerja sama dengan sutradara Roseanne Liang dan Jet Wilkinson.

Dikutip dari Medium, Avatar: The Last Airbender memiliki banyak karakter untuk mengisi alur cerita yang luar biasa. Karakter itu seperti Aang, sosok bocah 12 tahun yang memiliki 4 elemen kekuatan, yakni air, bumi, api, dan udara. Aang adalah karakter utama dalam film itu, dan diperankan oleh Gordon Cormier.

Karakter Katara (Kiawentiio), seorang remaja berusia 14 tahun yang berasal dari Suku Air Selatan. Sementara Sokka (Ian Ousley) merupakan abang dari Katara.

Terakhir, ada Zuko (Dallas Liu), dia putra Raja Api Ozai (Daniel Dae Kim), saudara laki-laki Putri Azula (Elizabeth Yu) dan keponakan Jenderal Iroh (Paul Sun-Hyung Lee).

2. Sinopsis Avatar: The Last Airbender

Dikutip dari Antara, dalam serial itu, para penonton diajak kembali ke semesta Pengendali Udara (Airbender) bersama Aang, yang muncul setelah terjebak di gunung es untuk menyelamatkan dunia dari keserakahan Negara Api.

Negara Air, Bumi, Api, dan Udara semula hidup harmonis berkat upaya Avatar selaku penguasa dari keempat elemen untuk menjaga perdamaian di antara mereka.

Namun, keadaan itu berubah setelah Negara Api menyerang dan berusaha menghapus bangsa Pengembara Udara demi menguasai dunia. Bocah 12 tahun Aang dianggap sebagai orang yang dapat menyelamatkan dunia dari kehancuran.

3. Nuansa Asia

Pada Avatar: The Last Airbender, Netflix telah menciptakan alam semesta yang dibuat dengan indah, tempat para pahlawan melayang di atas lautan yang bergolak menaiki bison yang terbang dan pasukan bertempur dengan tongkat, jungkir balik di udara, dan ledakan kekuatan.

Kota-kota pelabuhan dipenuhi dengan kapal-kapal layar yang elegan, kostum-kostum yang berwarna-warni dan kantong-kantong humor dan romansa mewarnai rangkaian aksi.

Serial Avatar ini terinspirasi dari berbagai cerita rakyat, budaya, dan legenda Asia serta penduduk aslinya. Kisahnya mencakup perang, penjajahan, trauma, hingga nilai moral.

“Ini adalah pertunjukan yang mendalam. Seperti kartun, ia memiliki begitu banyak karakter dan cerita yang luar biasa.'” kata Gordon Cormier, pemeran Aang dalam film itu dikutip dari CNA Lifestyle.

4. Perbedaan Avatar versi animasi dengan Avatar versi live action

Bila diperhatikan, terdapat sejumlah perbedaan antara Avatar versi animasi Avatar versi live action. Pada serial Avatar versi live-action, ada tambahan dalam hal durasi dan cerita.

Visual indah dari Negara Air, Bumi, Api, dan Udara melatari adegan-adegan dalam versi live-action yang didukung dengan kecanggihan teknologi visual efek. Selain itu, penggambaran perkembangan karakter yang baik membuat penonton serasa mengikuti petualangan bersama mereka.

CNA LIFESTYLE | VARIETY | ANTARANEWS

Pilihan editor: Menjelajah Lokasi Syuting Avatar: The Last Airbender di Kanada

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow