,YA ALLAH, Histeris Ibu,Baru Tahu Anaknya Dibunuh dengan Sadis: ,Bunda Gak Tahu Lehermu Putus Zha,

- Seorang ibu di Boltim, Sulawesi Utara histeris menangisi kematian anaknya, Tilfa Azahra Mokoagow (8). Tak pernah dibayangkan sang ibu, ternyata Tilfa Azahra Mokoagow dibunuh dengan sadis oleh kerabatnya sendiri. Hatinya terasa sangat sakit saat tahu ternyata Tilfa Azahra Mokoagow tewas dalam keadaan kepala dan tubuhnya terpisah. Baca juga: Tante Arnita Bunuh Keponakan di Boltim Demi Emas, Nyawa Ditukar Rp3,6 Juta, Dulu Curi...

,YA ALLAH, Histeris Ibu,Baru Tahu Anaknya Dibunuh dengan Sadis: ,Bunda Gak Tahu Lehermu Putus Zha,

TRIBUNTRENDS.COM - Seorang ibu di Boltim, Sulawesi Utara histeris menangisi kematian anaknya, Tilfa Azahra Mokoagow (8).

Tak pernah dibayangkan sang ibu, ternyata Tilfa Azahra Mokoagow dibunuh dengan sadis oleh kerabatnya sendiri.

Hatinya terasa sangat sakit saat tahu ternyata Tilfa Azahra Mokoagow tewas dalam keadaan kepala dan tubuhnya terpisah.

Baca juga: Tante Arnita Bunuh Keponakan di Boltim Demi Emas, Nyawa Ditukar Rp3,6 Juta, Dulu Curi Baju Tetangga

Sakit hati sekali bunda Zha," ucap ibu Tilfa Azahra Mokoagow.

"Ya Allah," imbuhnya sambil terus menangis.

Wanita itu ternyata baru mengetahui kalau Tilfa Azahra Mokoagow meninggal dunia karena lehernya dilukai oleh AM (24) hingga terpisah dari tubuhnya.

"Bunda tidak tahu kalau lehermu putus Zha," kata ibunda Tilfa Azahra Mokoagow.

"Mereka tidak bilang,"

"Ya Allah anakku," imbuhnya.

Ia mengira Tilfa Azahra Mokoagow meninggal dunia karena luka yang tidak terlalu parah.

"Bunda kira hanya luka biasa," imbuhnya.

Tilfa Azahra Mokoagow dibunuh oleh AM di Desa Tutuyan, Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Provinsi Sulawesi Utara Kamis (18/1/2024).

AM padahal masih memiliki hubungan saudara dengan korban.

Suami AM, ternyata adalah sepupu dari ibunda Tilfa Azahra Mokoagow.

Kapolres Boltim, AKBP Sugeng Setyo Budhi menjelaskan niat membunuh ini sudah direncanakan pelaku sejak tiga hari sebelumnya.

AM bahkan sudah mempersiapkan pisau yang paling tajam untuk melakukan pembunuhan itu.

Baca juga: Tergiur Perhiasan, Pasutri di Boltim Nekat Mutilasi Keponakan, Kepala dan Badan Terpisah, Ya Allah!

“Itu seperti pisau dapur besar tapi sudah di modifikasi mbak, sangat tipis dan tajam," ujarnya dikutip dari Tribunmanado.com.

AM mengaku mengincar perhiasan emas yang dikenakannya korban berupa kalung dan anting.

Perhiasan itu dijual AM di toko emas dengan harga 3 jutaan dan langsung dibelikan handphone.

Untuk menghilangkan jejak, AM sempat memposting kehilangan korban di akun Facebook pribadinya menggunakan ponsel tersebut.

AM mengakui perbuatannya saat dihadirkan di konferensi pers Polres Boltim sore ini, Jumat (19/1/2024).

"Memang khilaf kita disitu.

Ada rasa penyesalan, rasa tako (rasa takut) dan rasa kasiang (kasihan) lantaran ada lia orangtua so amper mo gila ada cari itu anak," ujar AM.

Sebelum dibunuh, AM mengaku mengajak korban ke TKP dengan dalih memetik sayur.

AKBP Sugeng menyebut, pelaku telah melakukan tindak pidana pembunuhan berencana dan pencurian dengan pemberatan.

Pasal yang dipersangkakan terhadap pelaku inisial AM yaitu Pasal 340 subsider Pasal 365 KUHP, lebih subsider Pasal 338 KUHP.

"Dengan ancaman Pidana Hukuman Mati, dan paling ringan 12 Tahun Penjara," ujar kapolres.

Sosok Arnita Mamonto (AM)

Arnita Mamonto tinggal tak jauh dari rumah korban, tepatnya di Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Boltim.

Tetangga sekitar, Apri Sarundeng mengatakan, Arnita Mamonto memiliki hubungan yang dekat dengan korban Tilfa.

"Korban sering main disini (rumah pelaku) karena sudah dianggap sebagai tante," kata Apri, dilansir dari TribunManado, Sabtu (20/1/2024).

Sehari-harinya, kata Apri, Arnita Mamonto bertingkah seperti warga biasanya dan tidak terlihat memiliki tanda-tanda gangguan jiwa.

"Kalo sehari-hari normal, tidak ada tanda-tanda gangguan jiwa," ujarnya.

Apri mengungkap, Arnita Mamonto ternyata pernah mencuri pakaian sebelumnya.

"Cuma lalu pernah pelaku pernah mencuri pakaian tetangga," ungkapnya.

Meskipun tinggal di desanya, Arnita Mamonto bukan warga asli Desa Baret Tutuyan.

"Jadi dia cuma ada nikah dengan itu korban punya om," ucap Apri.

Sementara itu, Arnita Mamonto di hadapan media mengakui perbuatannya dan ia mengaku khilaf.

"Memang khilaf kita di situ. Ada rasa penyesalan, rasa tako (rasa takut) dan rasa kasiang (kasihan) lantaran ada lia orang tua so amper mo gila ada cari itu anak," ujar Arnita di Polres Botim pada Jumat (19/1/2024).

Sebelum melakukan aksinya, AM mengaku membujuk korban ke rumahnya untuk memetik sayur.

"(Korban) saya buju (bujuk) bawa di TKP. Alasan pete sayur (memetik sayur)," ujar AM.

Kronologi Arnita Bunuh TAM

Kapolres Boltim AKBP Sugeng Setyo Budhi menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan TAM hilang pada Kamis (18/1/2024) pukul 18.00 Wita.

TAM dikabarkan terakhir terlihat di desa sekitar pukul 11.00. Ia memiliki kelas mengaji pada pukul 14.00, tetapi tak kunjung pulang.

Pada malam harinya, warga mulai melakukan pencari bersama pihak kepolisian. Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto juga turut mencari TAM.

“Pada pukul 20.00 Wita ditemukan sesosok anak tak jauh dari tempat tinggal korban,” kata Sugeng, Jumat.

Dalam pencarian tersebut, AM yang ikut mencari sempat memberikan kesaksian palsu kepada Sam Sachrul dan menyebut bahwa TAM pergi bersama teman-temannya setelah mampir di rumahnya.

Rupanya, TAM ditemukan sudah tak bernyawa. Kondisinya juga cukup mengenaskan, di mana kepala dan badannya terpisah.

Selain itu, perhiasan emas yang biasanya digunakan TAM sudah raib.

Mengetahui hal itu, polisi lantas melakukan penyelidikan dengan menelusuri toko-toko emas di Tutuyan.

Didapatkanlah informasi bahwa ada perempuan berambut pirang yang menjual emas. Perempuan itu tak lain adalah AM.

Polisi juga menemui sopir bendi motor (bentor) yang dipesan AM untuk mengantar ke toko tersebut.

Polisi kemudian mengamankan AM pada Kamis pukul 22.30 Wita dan langsung melakukan pemeriksaan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, AM rupanya sudah merencanakan aksi kejinya sejak tiga hari sebelumnya.

Pada Kamis sekitar pukul 11.00, ia melihat TAM pulang ke rumah bersama ibunya.

AM lantas menitipkan bayi laki-lakinya ke rumah adik perempuan, lalu memanggil TAM untuk mengajaknya mengambil sayur di kebun.

AM membawa TAM menyusuri jalan kebun hingga tak dapat lagi terlihat oleh warga.

AM lalu mendorong TAM hingga jatuh ke tanah, menduduki tubuhnya, lalu membelenggu kedua tangan TAM.

TAM lalu dibunuh dengan pisau yang telah dibawa AM dari rumah.

Setelah itu, AM mengambil perhiasan TAM dan mendorong jasad korban ke selokan.

Seolah tak terjadi apa-apa, AM mandi dan mengambil anaknya, lalu pergi ke Toko Emas Logam Jaya menggunakan bentor kuning.

Ia mendapatkan uang senilai Rp3.670.000 dari penjualan emas milik TAM.

Sebagian uang tersebut digunakan untuk membeli cincin emas 0,55 gram dengan harga Rp478.000.

Kemudian, AM juga membeli sebuah smartphone, kartu seluler, dan voucher pulsa.

Sebagian uang lagi ia habiskan untuk membeli popok, susu formula, dan camilan.

Total uang yang dibelanjakan AM adalah 2.450.000, termasuk untuk membayar bentor yang mengantarnya.

Akibat perbuatannya, AM dijerat dengan Pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pembunuhan berencana.

Ia juga diduga melanggar Pasal 368 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan serta Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. Ia diancam hukuman mati atau penjara paling lama 12 tahun.

Artikel ini diolah dari TribunJakarta.com dan BangkaPos.com.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow