Wacana Pertemuan Jokowi - Megawati, Bahlil Singgung Hasto PDIP Tak Pernah jadi Presiden

Bahlil Lahadalia menilai Jokowi dan Megawati sebagai negarawan dan tidak perlu disebandingkan dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Wacana Pertemuan Jokowi - Megawati, Bahlil Singgung Hasto PDIP Tak Pernah jadi Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengatakan tidak perlu tergesa-gesa mengenai rencana pertemuan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Sukarnoputri. Bahlil menilai kedua tokoh sebagai negarawan dan tidak perlu disebandingkan dengan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.

Sudah lebih satu pekan hari pasca- Lebaran, Jokowi masih belum bertemu Megawati. Hubungan Jokowi dan Megawati dinilai kian renggang dengan tak bertemunya mereka di perayaan Idul Fitri tahun ini. Retaknya hubungan Jokowi dan ketua umum partai yang mengusungnya di pemilihan presiden 2014 dan 2019 itu disebut-sebut sebagai buntut dari Pilpres 2024.

Sejumlah keterangan yang diberikan Hasto nampak resisten dengan wacana pertemuan Jokowi dan Megawati. Sekjen PDIP menyebut Jokowi harus menemui anak ranting atau pengurus partai tingkat kelurahan sebelum bertemu Megawati. Hasto menyampaikan ini di rumah Megawati, kawasan Menteng pada Jumat, 12 April 2024. Dia juga menyinggung kecurangan Pilpres 2024 yang berkaitan dengan Jokowi.

“Pikiran Bu Mega dan Pak Presiden gak bisa disamakan dengan pikiran pak Hasto. Ibu Mega itu presiden tokoh besar, pak Jokowi juga presiden — masa mau disamain dengan orang yang gak pernah jadi presiden,” kata Bahlil, yang juga Menteri Investasi, di Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis, 18 April 2024.

Mengenai peluang pertemuan Jokowi dan Megawati, Bahlil menganggap pada prinsipnya Presiden selalu terbuka dan tidak ada masalah dengan tokoh-tokoh besar. “Saya yakin mereka ada connect hati lah,” ucap eks Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia.

Sebelumnya, Hasto dituduh memiliki agenda untuk mencegah pertemuan Megawati-Jokowi dengan mengatasnamakan anak ranting partai. Salah satunya dari petinggi organisasi relawan Pro Jokowi (Projo), Panel Barus yang mengatakan Hasto sengaja menyeret PDIP ke garis oposisi.

“Komentar-komentar yang tidak suportif itu residu kekalahan dalam Pilpres 2024. Di sisi lain, publik ingin rekonsiliasi untuk menyongsong Indonesia Emas 2045,” kata Panel Barus dalam siaran pers yang diterima Tempo pada Selasa, 2 April 2024.

Hasto membantah bergerak sendiri untuk menolak pertemuan antara ketua umum partai banteng dengan presiden yang maju dengan kendaraan politik partainya itu. Menurut Hasto, dia hanya menyuarakan sikap para kader anak ranting PDIP yang disampaikan kepada dirinya.

Sebagai bukti, Hasto menunjukkan pesan singkat dengan para kader akar rumput yang ada di telepon genggam pribadinya. “Makanya saya bilang kan, ini anak ranting yang menolak. WhatsApp-nya banyak banget nih,” kata Hasto kepada Tempo di Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu, 17 April 2024.

Jokowi yang hingga kini masih memegang Kartu Tanda Anggota PDIP, dalam gelaran Pilpres 2024 lalu dinilai condong mendukung pasangan calon presiden Prabowo Subianto yang menggandeng putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden. Padahal PDIP mengusung calon lain yaitu Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Pilihan Editor: Kembali Disinggung Presiden Jokowi, Apa Kabar RUU Perampasan Aset?

DANIEL A. FAJRI | SULTAN A

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow