Uya Kuya di Pileg Artis 2024,Suara Sudah Capai Ratusan Ribu,Tapi Kini Terancam Dilaporkan

-- Artis Uya Kuya yang terjun ke pemilihan legilslatif DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) kini tengah disorot. Uya Kuya kini diduga melakukan tindakan pelanggaran pemilu ditengah nasib suaranya sudah mencapai ratusan ribu untuk bisa lolos ke Senayan. Pelanggaran tersebut dilakukan Uya Kuya diduga saat berada di Malaysia bertempat hari H pencoblosan di Kuala Lumpur beberapa waktu lalu. Melansir dari Sabtu...

Uya Kuya di Pileg Artis 2024,Suara Sudah Capai Ratusan Ribu,Tapi Kini Terancam Dilaporkan

TRIBUNSUMSEL.COM -- Artis Uya Kuya yang terjun ke pemilihan legilslatif DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) kini tengah disorot.

Uya Kuya kini diduga melakukan tindakan pelanggaran pemilu ditengah nasib suaranya sudah mencapai ratusan ribu untuk bisa lolos ke Senayan.

Pelanggaran tersebut dilakukan Uya Kuya diduga saat berada di Malaysia bertempat hari H pencoblosan di Kuala Lumpur beberapa waktu lalu.

Melansir dari Tribunnews.com, Sabtu (17/2/2024) hal ini disampaikan oleh Direktur Migrant Care Wahyu Susilo dalam jumpa pers yang dilakukan secara daring, Sabtu (17/2/2024).

"Kami mendapatkan tindak pelanggaran pidana pemilu karena melakukan kampanye pada hari H pencoblosan, yaitu ini dilakukan oleh Uya Kuya di depan yang sedang registrasi di tempat pemungutan suara (TPS) di WTC (World Trade Center)," ujar Wahyu.

Berdasarkan pemantauan Migrant Care di Kuala Lumpur, ada beberapa caleg yang datang ke lokasi TPS di WTC.

Pihaknya melihat Uya Kuya dengan rambut dan baju biru sedang dikerumuni oleh beberapa orang.

Informasi dari Direktur Manajer WTC, sebagaimana disampaikan oleh Wahyu, Uya Kuya sempat dicegah oleh pihaknya untuk tidak berdiri di atas sebuah tong.

Diduga tindakan Uya Kuya itu adalah upaya untuk kampanye.

"Kalau kita analisis lebih jauh, apakah itu kampanye? Bisa dibilang iya. Karena menurut putusan MK 48 di tahun 2018 mengenai kampanye, memang itu adalah citra diri yang seharusnya itu dilarang dalam proses ini, apalagi itu sudah melebihi waktu kampanye," tuturnya.

"Kedua, itu bukan wilayah TPS, Uya Kuya Tidak sedang melakukan pindah memilih di situ. Dia hanya datang, menyapa orang di situ," Wahyu menambahkan.

Atas hal itu Migrant Care juga bakal segera melaporkan Uya Kuya ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI atas dugaan tindakan pelanggaran.

Tribunnews.com masih berusaha mengkonfirmasi kabar ini pada Uya Kuya.

Suara Uya Kuya Kejar Kejaran Dengan Artis Lain

Inilah hasil real count KPU di daerah pemilihan (dapil) Jakarta II per Jumat (16/2/2024) pukul 17.30 WIB.

Dapil Jakarta II kerap disebut sebagai salah satu dapil neraka karena banyak diisi oleh pejabat, politisi, hingga kalangan publik figur.

Hingga berita ini ditulis, ada tiga sosok yang telah meraih suara di atas 100 ribu.

Mereka adalah Tengku Adnan dari Partai NasDem yang mendapat 180.172 suara dan disusul Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua MPR dari PKS dengan perolehan 128.675.

Di urutan ketiga ada seleb Uya Kuya yang maju dari PAN dengan raihan 101.190 suara.

Perolehan suara ini berasal dari 4.330 TPS se-Jakarta II yang meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Luar Negeri.

Inilah tiga besar caleg yang mendapat suara tertinggi versi real count KPU di Dapil Jakarta II per Jumat (16/2/2024) pukul 17.30 WIB:

1. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

Rafif Muhammad Rizqullah: 52.010

Ida Fauziyah: 12.942

Ardy Susanto: 4.344

2. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)

Agus Anwar Moka: 45.098

Himmatul Aliyah: 19.095

Iwan Sumule: 10.211

3. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

Masinton Pasaribu: 99.590

Nurul Agustina: 93.707

Regina Vianney Ayudya: 71.276

4. Partai Golongan Karya (Golkar)

Christina Aryani: 95.878

Muhammad Ainul Yaqin: 95.125

Erlina Kumala Esti: 94.776

5. Partai NasDem

Tengku Adnan: 180.172

Ahmad Effendy Choirie: 92.685

Biem Triani Benjamin: 83.019

6. Partai Buruh

Ike Rismawati: 90.308

Eliseus Warre: 90.013

Djufnie Ashary: 84.126

7. Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora)

Muhammad Agus Setiawan: 91.077

Rita Indahyati: 88.870

Salasiah: 83.225

8. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Hidayat Nur Wahid: 128.675

Muhammad Iqbal: 94.498

Kurniasih Mufidayati: 89.899

9. Partai Kebangkitan Nusantara (PKN)

Mirwan Amir: 90.463

Ibrahim: 89.577

Nuraini Arif: 89.163

10. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)

Sophia: 90.045

Nursalim: 88.679

Abdul Aziz: 82.917

11. Partai Garda Republik Indonesia (Garuda)

Putri Aisyah: 90.467

Murniati Laia: 89.919

Teddy Gusnaidi: 89.692

12. Partai Amanat Nasional (PAN)

Uya Kuya: 101.190

Lula Kamal: 96.861

Eko Indra Jaya: 90.792

13. Partai Bulan Bintang (PBB)

Farlaini: 90.529

Aris Muhammad: 89.951

Muklis M. Lamarobak: 89.812

14. Partai Demokrat

Tatyana Sentani Sutara: 91.202

Fajar Sidik: 90.637

Eko Sapta Putra: 90.560

15. Partai Solidaritas Indonesia (PSI)

Ade Armando: 99.523

Imelda Berwanty Purba: 93.515

Marsha Damita Siagian: 91.857

16. Partai Perindo:

Liliana Tanoesoedibjo: 95.813

Prabu Revolusi: 91.032

Renny Sartika: 90.669

17. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

Sintawati: 97.085

Tantan Taufik Lubis: 89.928

Etika Nailur Rahma: 82.660

18. Partai Ummat

Nurdiati Akma: 91.701

Yunasdi: 90.339

Mustofa: 90.101

Disclaimer:

Publikasi Form Model C/D Hasil adalah hasil penghitungan suara di TPS dengan tujuan untuk memudahkan akses informasi publik.

Penghitungan suara yang dilakukan oleh KPPS, rekapitulasi hasil penghitungan suara dan penetapan hasil pemilu dilakukan secara berjenjang dalam rapat pleno terbuka oleh PPK, KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi dan KPU berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(*)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow