USAI Capresnya Keok,PDIP Serang Jokowi Soal Utang Negara dan Ngaku Khilaf Pernah Usung Gibran

- PDI Perjuangan mendadak baru sadar bahwa di pemerintahan Jokowi utang negara bertambah besar. PDIP yang gagal menang dalam Pilpres setelah mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD tiba-tiba menyerang Presiden Jokowi. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai kemajuan yang terjadi di Indonesia terjadi dibantu utang yang jumlahnya sangat besar. Hasto mengakui bahwa pihaknya mula-mula memuji kepemimpinan Jokowi, tapi belakangan menyadari...

USAI Capresnya Keok,PDIP Serang Jokowi Soal Utang Negara dan Ngaku Khilaf Pernah Usung Gibran

TRIBUN-MEDAN.com - PDI Perjuangan mendadak baru sadar bahwa di pemerintahan Jokowi utang negara bertambah besar. 

PDIP yang gagal menang dalam Pilpres setelah mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD tiba-tiba menyerang Presiden Jokowi. 

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai kemajuan yang terjadi di Indonesia terjadi dibantu utang yang jumlahnya sangat besar.

Hasto mengakui bahwa pihaknya mula-mula memuji kepemimpinan Jokowi, tapi belakangan menyadari bahwa kemajuan itu menyebabkan utang yang sangat besar.

"Kami juga di sisi lain memang mengakui terhadap kemajuan yang dilakukan Pak Jokowi, tapi setelah kami lihat lebih dalam, kemajuan ini ternyata dipicu oleh beban utang yang sangat besar," kata Hasto dalam acara diskusi bertajuk 'Sing Waras Sing Menang', Sabtu (30/3/2024).

Ia mengatakan, utang pemerintah hampir mencapai 196 miliar dollar AS, sedangkan utang dari sektor swasta dan BUMN hampir mencapai 220 miliar dollar AS.

"Ketika ini digabung, maka ke depan kita bisa mengalami suatu persoalan yang sangat serius," ujar Hasto.

Ia melanjutkan, di tengah persoalan tersebut, praktik nepotisme di kalangan keluarga dan kerabat dekat

Jokowi justru menguat setelah putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming menjadi wali kota Solo dan calon wakil presiden, belakangan sekretaris pribadi Jokowi, Devid Agus Yunanto, kini digadang-gadang akan menjadi calon bupati Boyolali.

"Nepotisme itu kita lihat ternyata justru semakin telanjang di depan mata kita. Misalnya sekretaris Pak Jokowi, Devid, dicalonkan sebagai calon bupati di Boyolali, itu kan akan merebut basis dari PDI Perjuangan yang selama ini membesarkan," ujar Hasto.

Baca juga: VIRAL Kembali Pernyataan Mahfud Soal Korupsi Tambang: Jika Dihapus, Tiap Orang Bisa Dapat Rp 20 Juta

Baca juga: Gerindra Jagokan Ihwan Ritonga Jadi Calon Wali Kota Medan, Lalu Bagaimana Nasib Aulia Rachman?

Untuk diketahui, pembiayaan atau utang pemerintah kembali meningkat pada awal tahun ini.

Tercatat nilai utang pemerintah telah menembus level Rp 8.300 triliun.

Berdasarkan data dokumen APBN KiTa edisi Maret 2024, posisi utang pemerintah sebesar Rp 8.319,22 triliun sampai dengan Februari lalu.

Nilai itu meningkat sekitar Rp 66,13 triliun dari posisi akhir Januari sebesar Rp 8.253,09 triilun.

Dengan perkembangan tersebut, rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) RI sebesar 39,06 persen pada akhir Februari lalu.

Angka rasio itu meningkat dibanding bulan sebelumnya sebesar 38,75 persen.

Kemenkeu menilai, posisi utang pemerintah sebenarnya masih terkendali. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Deni Surjantoro mengatakan, terjaganya utang pemerintah tercermin dari angka rasio utang terhadap PDB yang berada di bawah ketentuan dan profil jatuh tempo yang terkendali.

"Serta risiko tingkat bunga, risiko kurs, dan profil jatuh tempo yang terkendali," katanya kepada Kompas.com, Selasa (12/3/2024).

PDIP Ngaku Khilaf Usung Gibran di Pilkada Solo 

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengaku partainya khilaf ketika mengusung Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wali kota Solo pada 2020 lalu.

Hasto mengatakan, PDI-P saat itu mengusung Gibran setelah melihat kepemimpinan ayahnya, Presiden Joko Widodo, yang dipandang telah memberikan kemajuan bagi Indonesia. "Ya kami jujur saja khilaf ketika dulu ikut mencalonkan Gibran karena kami juga di sisi lain memang mengakui terhadap kemajuan yang dilakukan Pak Jokowi," kata Hasto dalam acara diskusi bertajuk 'Sing Waras Sing Menang', Sabtu (30/3/2024).

Namun demikian, Hasto menyebut partainya belakangan menyadari bahwa kemajuan yang dibawa Jokowi itu menyebabkan beban utang yang sangat besar.

Ia mengatakan, utang pemerintah hampir mencapai 196 miliar dollar AS, sedangkan utang dari sektor swasta dan BUMN hampir mencapai 220 miliar dollar AS.

"Ketika ini digabung, maka ke depan kita bisa mengalami suatu persoalan yang sangat serius," ujar Hasto. 

Baca juga: Prediksi Tottenham Vs Luton Liga Inggris, Cek H2H, Statistik Tim, Live Streaming Jam 22.00 WIB

Baca juga: Kapolres Padangsidimpua Jemput dan Biayai Penderita Kanker yang Kurang Mampu Berobat

(*/tribun-medan.com)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow