Tumpah Curhat Dongkol Jansen Gagal Rebut Kursi DPR: Pemilu Barbar,Semua Caleg Terpaksa Tebar Uang

- Akhirnya tumpah! Curhat dongkol Jansen Sitindaon, Caleg Partai Demokrat yang luapkan emosi karena gagal merebut kursi DPR RI dari Dapil Sumut 3. Jansen Sitindaon sangat kecewa dan jengkel, karena Pemilu Legislatif 2024 hanya ajang kuat-kuatan duit. Adu visi dan misi program kerja dianggap tidak penting. "Pileg akhirnya jadi ajang banyak-banyakan mendata orang dan nebar uang. Dan ini sudah di level dianggap normal bahkan harus...

Tumpah Curhat Dongkol Jansen Gagal Rebut Kursi DPR: Pemilu Barbar,Semua Caleg Terpaksa Tebar Uang

TRIBUNTRENDS.COM - Akhirnya tumpah! Curhat dongkol Jansen Sitindaon, Caleg Partai Demokrat yang luapkan emosi karena gagal merebut kursi DPR RI dari Dapil Sumut 3. 

Jansen Sitindaon sangat kecewa dan jengkel, karena Pemilu Legislatif 2024 hanya ajang kuat-kuatan duit. Adu visi dan misi program kerja dianggap tidak penting.

"Pileg akhirnya jadi ajang banyak-banyakan mendata orang dan nebar uang. Dan ini sudah di level dianggap normal bahkan harus dilakukan jika maju pileg," curhat kader partainya SBY atau Susilo Bambang Yudhoyono itu.

"Membagikan ide tidak lagi penting seperti lazimnya pemilu, yg penting membagikan uang dan banyak-banyakan uang," imbuhnya.

Curhat Jansen Sitindaon setelah kalah dalam perebutan kursi DPR RI dari Dapil Sumut 3 viral di media sosial dan jadi bahasan ramai netizen.

Poin curhat kesal lainnya adalah perihal politik yang beberapa kali disinggung. Bahkan dalam satu bagian curhatnya, Wakil Sekjen Partai Demokrat itu menduga bahwa 99 persen Caleg yang menang mungkin menggunakan politik uang.

Kekalahan Jansen Sitindaon itu terungkap setelah rekapitulasi suara tingkat Provinsi Sumatera Utara tuntas pada Rabu (13/3/2024) malam.

KPU Sumut sendiri melakukan perpanjangan waktu rekapitulasi selama tiga hari sejak 10 Maret 2024.

Sehingga perhitungan suara, mulai dari Pilpres hingga Pileg dalam Pemilu 2024 pun telah rampung seluruhnya.

Bersamaan dengan berakhirnya rapat pleno rekapitulasi suara Pemilu 2024 itu, Wasekjen Partai Demokrat, Jansen Sitindaon angkat suara.

Dirinya mengaku telah menerima kekalahan dalam Pileg 2024.

Caleg DPR RI dari Daerah pemilihan (Dapil) Sumut 3 itu kalah perolehan suara, hanya memperoleh sebanyak 12.461 suara.

Atas hal tersebut, Jansen pun menyampaikan terima kasih kepada seluruh konstituen yang telah memilihnya.

Ucapan terima kasih itu disampaikan Jansen lewat status twitternya @jansen_jsp pada Kamis (14/3/2024).

"Mohon maaf saya belum terpilih. Namun suara dari teman2 ini jadi tambahan, sehingga 1 kursi DPR-RI di Dapil ini didapat oleh kami Demokrat," tulis Jansen.

"Walau bukan saya yg duduk, amanah dari suara teman2 ini akan kami jaga dan salurkan melalui perwakilan yg nanti duduk di parlemen. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih atas pilihannya ini," tambahnya.

Dalam postingannya, Jansen berharap Pileg dapat menjadi jadi lebih baik di masa depan.

Politik uang yang merusak demokrasi bangsa pun diharapkannya dapat hilang.

Akui Salah Jadi Pejuang Sistem Terbuka

Dalam kesempatan tersebut, Jansen mengaku salah telah menjadi pejuang sistem terbuka di Mahkamah Konstitusi (MK).

Sistem yang menurutnya justru membuat Pileg 2024 jadi lebih 'bar-bar' di semua tingkatan. mulai dari DPRD Kabupaten/ Kota, DPRD Provinsi hingga DPR RI.

"Dengan ini saya mengubah pandangan dan posisi saya atas itu. Krn melihat realitas dan praktek di pemilu kali ini, ternyata saya telah salah berjuang mempertahankan sistem ini," ungkjap Jansen.

Sistem terbuka katanya hanya akan efektif jika dibarengi penindakan terhadap politik uang yang terjadi.

Itu tersebut ditegaskan adalah kuncinya.

Tanpa itu, dari pemilu ke pemilu sistem ini akan membuat pemilu legislatif tambah rusak.

"Semua caleg 'terpaksa' nebar uang atau sejenisnya ke rakyat. Tanpa itu tidak ada jaminan dia dipilih. Rakyat juga menyambut dgn hangat. Bahkan inilah yg diharapkan datang," ungkap Jansen.

"Pileg akhirnya jadi ajang banyak-banyakan mendata orang dan nebar uang. Dan ini sudah di level dianggap normal bahkan harus dilakukan jika maju pileg," bebernya.

Membagikan ide, lanjutnya, tidak lagi penting seperti lazimnya pemilu.

Hal terpenting dalam Pileg adalah membagikan uang kepada masyarakat dan banyak-banyakan uang.

"Krn ini kunci terpilih. Belum lagi pemilunya barengan, fokus akhirnya lebih ke Pilpres. Pileg jadi 'anak tiri'. Mendesak Pileg dan Pilpres kembali dipisah! Sehingga pelaksanaan/pengawasan Pileg fokus. Tidak terbagi," tegasnya.

Berikut Postingan Lengkap Jansen Sitindaon:

UCAPAN TERIMAKASIH DAN TESTIMONIKU:

1) Semalam KPUD Sumut telah melakukan pleno. Terimakasih utk 12.461 suara yg telah memilih saya di Dapil 3 Sumut. Mohon maaf saya belum terpilih. Namun suara dari teman2 ini jadi tambahan sehingga 1 kursi DPR-RI di Dapil ini di dapat oleh kami Demokrat. Walau bukan saya yg duduk, amanah dari suara teman2 ini akan kami jaga dan salurkan melalui perwakilan yg nanti duduk di parlemen. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih atas pilihannya ini.

2) Semoga kedepan Pileg kita jadi lebih baik. Politik uang yg merusak ini dapat hilang.

3) Bersama dgn ini saya juga memohon maaf ke publik dan masyarakat luas karena telah menjadi pejuang sistem terbuka di MK kemarin. Yg ternyata membuat Pileg kali ini jadi lebih “bar-bar” di semua tingkatan. Tanpa pandang bulu mulai DPRD Kab/Kota, Propinsi sampai RI. Dengan ini saya mengubah pandangan dan posisi saya atas itu. Krn melihat realitas dan praktek di pemilu kali ini, ternyata saya telah salah berjuang mempertahankan sistem ini.

4) Sistem terbuka ini hanya akan efektif jika dibarengi penindakan terhadap politik uang yg terjadi. Itu kuncinya. Tanpa itu, dari pemilu ke pemilu sistem ini akan membuat pemilu legislatif kita tambah rusak. Semua caleg “terpaksa” nebar uang atau sejenisnya ke rakyat. Tanpa itu tidak ada jaminan dia dipilih. Rakyat juga menyambut dgn hangat. Bahkan inilah yg diharapkan datang. Pileg akhirnya jadi ajang banyak-banyakan mendata orang dan nebar uang. Dan ini sudah di level dianggap normal bahkan harus dilakukan jika maju pileg. Membagikan ide tidak lagi penting seperti lazimnya pemilu, yg penting membagikan uang dan banyak-banyakan uang. Krn ini kunci terpilih. Belum lagi pemilunya barengan, fokus akhirnya lebih ke Pilpres. Pileg jadi “anak tiri”. Mendesak Pileg dan Pilpres kembali dipisah! Sehingga pelaksanaan/pengawasan Pileg fokus. Tidak terbagi.

5) Sebagai peserta yg ada dilapangan ikut pemilu, harus saya katakan: “mungkin 99 porsen caleg terpilih di pemilu kali ini krn politik uang atau varian sejenisnya. Dan ini terjadi di semua tingkatan. Mulai Kab/Kota sampai RI. Mungkin 1 porsen saja yg murni terpilih tidak melakukan itu. Namun yg sudah membagi uang tidak terpilih jumlahnya lebih banyak lagi”. Inilah realitas di Pileg kita kali ini. Pileg yg lalu sebenarnya juga sudah terjadi, namun kali ini lebih bar-bar. Silahkan tanya ke teman2 yg terpilih — atau tidak terpilih namun suaranya signifikan diatas puluhan ribu — dia habis berapa? Atau dia nyebar berapa puluh atau ratus ribu amplop? Errornya berapa porsen? Dll.

6) Apakah keadaan ini ingin terus kita diam-diamkan? Apalagi pertahankan? Seakan-akan semua berjalan normal, benar dan baik-baik saja? Tentu jawabnya tidak! Mari kita benahi dan perbaiki.

7) Kpd seluruh teman2 yg terpilih: saya ucapkan selamat. Walau terpilih — karena teman2 juga adalah “korban” dari sistem dan Pileg yg mahal ini — ketika nanti sudah duduk di DPR, melalui prosedur legislasi tolong ubah sistem ini. Agar pelan2 money politik ini berkurang & hilang. Tidak terus tambah bar-bar dari pemilu ke pemilu.

8) Ketika penindakan thdp politik uang gagal/tidak jalan — krn semua sudah menganggap ini “wajar” dilakukan — maka yg tersisa tinggal mengubah sistemnya. Walau belum tentu juga efektif. Sebagaimana ucapan Roscoe Pound yg terkenal: “law as a tool of social engineering”. Mari kita ubah sistem terbuka ini jika tidak dibarengi penindakan. Semua agama sudah menyatakan politik uang haram. UU juga sudah menyatakan ini pidana pemilu. Namun faktanya semua gagal.

9) Akhir kata, sekali lagi saya ucapkan terimakasih kpd semua yg telah memilih saya di Dapil 3 Sumut. Walau saya tidak terpilih, silahkan 12 ribu yg telah memilih saya tetap kita berhubungan. Walau bukan dgn “power” atau kewenangan yg dimiliki sebuah lembaga (krn saya tidak duduk), semoga dgn ilmu yg saya punya, saya tetap bisa membantu teman2 semua. Demikian yg bisa saya sampaikan. Diberikan kesehatan utk kita semua.

Hormatku, — JANSEN SITINDAON

Ahmad Doli Kurnia Tanjung Dominasi Pileg DPR RI Dapil Sumut 3

Politikus Golkar Ahmad Doli Kurnia Tanjung memimpin perolehan suara pemilihan legislatif (Pileg) untuk DPR RI pada Pemilu 2024 di daerah pemilihan (Dapil) III Sumatera Utara.

Berdasarkan siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu, tahap rekapitulasi penghitungan perolehan suara di Sumatera Utara sudah memasuki tahap akhir. Kemudian, hampir seluruh kabupaten/kota sudah selesai melaksanakan rapat pleno.

Adapun perolehan suara Doli tercatat sebesar 141.928 suara. Perolehan suara Doli sekaligus Ketua Komisi II DPR RI ikut berhasil mengantarkan Golkar meraih 3 kursi DPR RI di Dapil III Sumut.

Dua nama lain yang ikut terpilih adalah Delia Pratiwi Sitepu 118.618 suara dan Mangihut Sinaga 116,056 suara.

Selain Golkar, ada PDI Perjuangan yang memperoleh 2 kursi diikuti NasDem. Gerindra, PKS, Demokrat dan PAN masing-masing memperoleh 1 kursi.

Doli yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Pemenang Pemilu DPP Golkar berhasil membawa partai berlambang Pohon Beringin itu menjadi pemenang di Sumut dengan total perolehan 8 kursi DPR RI, 2 kursi di Dapil Sumut 1, 3 kursi di Sumut 2, dan 3 kursi di Sumut 3.

Golkar menilai ihwal ini sebagai catatan prestasi tersendiri, karena berhasil meningkatkan 100 persen perolehan kursi dari 2019 sekitar 4 kursi.

Berikut Daftar 10 Caleg DPR RI Terpilih Dapil Sumut 1 :

Sofyan Tan (PDIP-279.334)

Musa Rajekshah (Golkar-190.990)

Ade Jona Prasetyo (Gerindra-36.085)

Tifatul Sembiring (PKS-92.704)

Prananda Surya Paloh (NasDem-103.018)

Ashari Tambunan (PKB-134.226)

Yasonna H Laoly (PDIP-83.045)

Muhammad Lokot Nasution (Demokrat-56.688)

Meutya Hafid (Golkar-147.004)

M Husni (Gerindra-61.622)

Berikut Daftar 10 Caleg DPR RI Terpilih Dapil Sumut 2 :

Lamhot Sinaga (Golkar-158.973)

Rapidin Simbolon (PDIP-102.546)

Martin Manurung (NasDem-116.649)

Gus Irawan Pasaribu (Gerindra-87.343)

Andar Amin Harahap (Golkar-140.063)

Sabam Sinaga (Demokrat-65.655)

Trinovi Khairani (Golkar-99.419)

Marwan Dasopang (PKB-49.175)

Saleh Partaonan Daulay (PAN-77.914)

Sihar PH Sitorus (PDIP-86.331)

Berikut Daftar 10 Caleg DPR RI Terpilih Dapil Sumut 3 :

Ahmad Doli Kurnia Tandjung (Golkar-141.846)

Bob Andika Mamana Sitepu (PDIP-94.621)

Rudy Hartono Bangun (NasDem-103.387)

Sugiat Santoso (Gerindra-58.227)

Ansory Siregar (PKS-66.736)

Delia Pratiwi Br Sitepu (Gokkar-119.047)

Bane Raja Manalu (PDIP-91.169)

Hinca IP Panjaitan (Demokrat-74.375)

Nasril Bahar (PAN-59.947)

Mangihut Sinaga (Golkar-116.091)

(TribunTrends.com/ Tribun Medan ) 

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow