Informasi Terpercaya Masa Kini

Hal yang Perlu Diketahui Pelancong Usai Gempa di Myanmar dan Thailand

0 5

TEMPO.CO, Jakarta – Gempat bumi berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang dekat Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, pada Jumat 28 Maret 2025. Gempa awal, yang terjadi sekitar pukul 1:20 siang waktu setempat, segera diikuti oleh gempa susulan berkekuatan 6,4 skala Richter. Gempat tersebut menyebabkan yang menyebabkan getaran di seluruh negeri, hingga ke Thailand dan Cina barat daya.

Setidaknya 144 orang tewas dan lebih dari 730 lainnya terluka di Myanmar, menurut pemerintah yang dipimpin militer negara itu. Sementara di Bangkok dilaporkan, setidaknya tiga orang tewas di tempat gedung pencakar langit yang sedang dibangun yang runtuh dan puluhan orang masih terjebak di reruntuhan tersebut. Gedung 33 lantai yang runtuh tersebut berada di kawasan populer turis, Chatuchak. Menurut The Times, 70 orang masih hilang dan 20 orang terjebak di terowongan lift, meskipun tidak diketahui apakah mereka selamat.

Myanmar terkenal sering mengalami gempa bumi. Menurut Bill McGuire, Profesor Emeritus Geofisika & Bahaya Iklim, University College London, berbagi di Science Media Center, Myanmar adalah salah satu negara dengan aktivitas seismik paling aktif di dunia, jadi gempa ini bukanlah hal yang mengejutkan.

“Gempa ini tampaknya terjadi di Sesar Sagaing utama, yang menandai batas antara dua lempeng tektonik, dan membentang dari utara ke selatan dekat dengan sejumlah pusat populasi besar,” kata McGuire menambahkan, gempa bumi tersebut mungkim yang terbesar dalam tiga perempat abad.

Amankah bepergian ke Thailand dan Myanmar?

Akibat gempat tersebut, Bandara Internasional Mandalay dilaporkan ditutup. Kedutaan besar Amerika Serikat di Myanmar, mencatat terdapat laporan kerusakan pada bangunan dan infrastruktur, termasuk rute transportasi keluar dari Mandalay dan konektivitas telepon. Kedutaan juga menyarankan warga Amerika Serikat di Myanmar untuk memantau media lokal guna mendapatkan informasi terkini, memberi tahu teman dan keluarga tentang keselamatan, dan mencari tempat berlindung yang aman.

Sementara itu, Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra telah menyatakan Bangkok sebagai zona darurat, dan memperingatkan kemungkinan gempa susulan. Sedangkan terkait bangunan yang terdampak gempa, menurut Shinawatra, bangunan tersebut sedang dibangun dan memiliki masalah dengan stabilitas.

Dia meyakinkan bangunan-bangunan di Bangkok dibangun melebihi standar yang dipersyaratkan.Bahkan jika gempa bumi lebih kuat, bangunan-bangunan itu masih dapat bertahan. Saat ini, hasil inspeksi menunjukkan bahwa semua bangunan aman untuk ditempati kembali.

Jika berencana melakikan perjalanan ke Thailand, menurut The Independent, Airports of Thailand (AOT) telah menyelesaikan inspeksi di enam bandara. Hasil inspeksi tersebut emastikan bahwa integritas struktural bangunan dan infrastruktur penerbangan mereka memenuhi standar keselamatan. Semua bandara telah kembali beroperasi normal pada pukul 2:30 sore, Jumat 28 Maret 2025.

Namun, para pelancong sebaiknya berhati-hati saat bepergian melalui daerah yang terkena dampak. Seperti disebutkan sebelumnya, Bangkok secara resmi telah dinyatakan sebagai daerah bencana. Bangkok Post juga melaporkan bahwa Kementerian Transportasi memerintahkan penangguhan layanan angkutan umum, termasuk banyak bus dan semua jalur kereta listriknya. Namun, kementerian menambah jumlah kapal penumpang, termasuk Sungai Chao Phraya, untuk melayani para penumpang. Pelancong diimbau untuk tetap mengikuti saluran resmi pemerintah Thailand, untuk mengetahui informasi dan situasi terkini.

TRAVEL+LEISURE | CONDE NAST TRAVELER

Pilihan editor: Thailand Akan Pangkas Jatah Bebas Visa bagi Pelancong

Leave a comment