Informasi Terpercaya Masa Kini

Berkunjung ke Museum Le Mayeur, Wisata Seni Budaya di Sanur Kaja, Denpasar Selatan, Denpasar, Bali

0 4

TRIBUNTRAVEL.COM – Museum Le Mayeur merupakan salah satu tempat wisata seni dan budaya yang tak boleh dilewatkan saat liburan ke Bali.

Museum Le Mayeur memamerkan karya-karya seni lukis dari Adrien Jean Le Mayeur de Merpres, seorang pelukis terkenal asal Belgia yang berasal dari keluarga bangsawan.

Le Mayeur lahir pada 9 Februari 1880 dan dikenal sebagai seorang seniman yang berkontribusi besar dalam dunia seni lukis, terutama dalam menggambarkan keindahan Bali dan budayanya.

Keindahan museum ini bukan hanya terletak pada karya seni yang dipamerkan, tetapi juga pada suasana yang memikat dan memancarkan aura klasik yang kuat.

Baca juga: Harga Tiket Masuk dan Jam Buka Air Terjun Tegenungan di Gianyar Bali Terbaru 2024

Gedung utama museum, yang menjadi tempat hampir seluruh karya lukisan Le Mayeur dipajang, menyajikan perpaduan unik antara suasana, musik, dan seni rupa yang seolah membawa pengunjung kembali ke masa lalu.

Lukisan-lukisan Le Mayeur tidak hanya sekadar gambar di kanvas; mereka adalah jendela yang membuka kenangan dan kisah hidup sang seniman.

LIHAT JUGA:

Setiap goresan kuas Le Mayeur mencerminkan kekagumannya terhadap Bali, terutama kecintaannya pada istrinya, Ni Nyoman Pollok.

Salah satu keistimewaan museum ini adalah adanya penjelasan mendetail yang menyertai setiap lukisan, memberikan konteks dan cerita di balik setiap karya.

Pesan hotel murah di Bali buat liburan, klik di sini 

Banyak dari lukisan-lukisan tersebut menampilkan Ni Nyoman Pollok, yang digambarkan dengan penuh cinta dan keindahan, terutama saat ia menari dengan anggun di halaman rumah mereka, di tengah pemandangan alam Bali yang memukau.

Museum ini adalah destinasi yang sempurna tidak hanya bagi pecinta seni, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin mendalami sejarah dan budaya Bali.

Pengunjung umum, pelajar, atau siapa pun yang tertarik pada sejarah seni dan budaya akan menemukan banyak hal menarik di sini.

Museum ini menyajikan pengalaman yang tidak hanya visual tetapi juga emosional, membawa pengunjung merasakan kehidupan dan cinta yang terjalin antara Le Mayeur dan Pollok.

I Made Darma, seorang pria berusia 52 tahun yang bertugas sebagai pengelola retribusi daerah untuk Museum Le Mayeur, berbagi cerita tentang sejarah singkat berdirinya museum ini.

“Asal muasal berdirinya Museum Le Mayeur ini dimulai dengan kedatangan Tuan Le Mayeur ke Bali, melalui Singaraja pada tahun 1932.”

Pesan tiket pesawat murah Jakarta-Bali, klik di sini

“Kemudian ia melanjutkan perjalanannya ke Denpasar, tepatnya di Klandis, di sinilah ia bertemu dengan seorang penari legong kraton bernama Ni Nyoman Pollok.”

“Awalnya, Le Mayeur sangat terpesona dengan tarian Ni Nyoman Pollok, akhirnya ia menawari Ni Nyoman Pollok untuk menjadi model lukisannya, dan disepakati oleh Ni Nyoman Pollok.”

“Dengan visa yang hanya bertahan 8 bulan, Le Mayeur terus melukis Ni Nyoman Pollok dan akhirnya memperjualbelikan lukisan-lukisan tersebut di Singapura pada saat konferensi Inggris.”

“Ternyata, lukisan beliau banyak laku terjual, nah dari hasil menjual lukisan inilah Le Mayeur kemudian membeli sebidang tanah di Pantai Sanur pada tahun 1932.”

Baca juga: Harga Tiket Masuk Ubud Water Palace, Keindahan Bersejarah di Tengah Keasrian Pulau Bali

Le Mayeur kemudian melanjutkan karyanya bersama Ni Nyoman Pollok, dan hasil dari penjualan lukisan-lukisan mereka digunakan untuk membangun rumah yang kini menjadi Museum Le Mayeur.

Pada tahun 1935, setelah cukup lama bersama, Le Mayeur menikahi Ni Nyoman Pollok, dan keduanya hidup dengan tentram di rumah tersebut, sambil terus melanjutkan karya seni yang kini abadi di museum ini.

Pada tahun 1957, Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, berkunjung ke rumah Le Mayeur dan saat itulah Le Mayeur mengusulkan agar rumahnya kelak dijadikan museum.

Pesan hotel murah di Kintamani, klik di sini

Usulan ini disetujui, dan akta notaris yang mengesahkan rumah tersebut sebagai museum pun dikeluarkan.

Sayangnya, pada tahun 1958, Le Mayeur jatuh sakit dan harus kembali ke Belgia untuk berobat, ditemani oleh Ni Nyoman Pollok.

Tak lama setelah itu, Le Mayeur meninggal dunia pada usia 78 tahun.

Ni Nyoman Pollok kembali ke Bali dan mengurus rumah yang telah menjadi museum ini hingga ia meninggal dunia pada tahun 1985.

Setelah itu, rumah tersebut sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah dan terus dilestarikan hingga kini.

Museum Le Mayeur adalah bukti nyata cinta yang abadi, baik cinta pada seni maupun cinta sejati antara Le Mayeur dan Ni Nyoman Pollok.

Cari tiket pesawat Solo-Bali promo, klik di sini

Tempat ini bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga saksi bisu dari kisah cinta yang abadi dan dedikasi seorang seniman terhadap kecantikan dan keindahan yang ia temukan di Bali.

Bagi siapa pun yang mengunjungi museum ini, mereka tidak hanya menyaksikan karya seni yang memukau, tetapi juga merasakan sentuhan dari sebuah kisah hidup yang penuh dengan warna dan keindahan.

Adapun lokasi Museum Le Mayeur berlokasi strategis di Jl. Hang Tuah, Sanur Kaja, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali.

Museum Le Mayeur buka setiap hari dari pukul 08.00-16.00 WITA.

(Tribun-Bali.com/I Made Wira Adnyana Prasetya)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Museum Le Mayeur: Destinasi Wisata Seni dan Budaya yang Menawan di Bali.

Leave a comment