Terpisah akibat dijual saat lahir, perempuan kembar bertemu kembali berkat video TikTok

Ribuan orang di Georgia diambil dari orang tua mereka saat lahir dan dijual. Dua perempuan kembar mengalami hal itu, tapi kemudian bisa bertemu kembali melalui video TikTok.

Terpisah akibat dijual saat lahir, perempuan kembar bertemu kembali berkat video TikTok

Amy dan Ano adalah kembar identik, tapi mereka tidak mengenal satu sama lain. Saat lahir, keduanya diambil dari ibu mereka lalu dijual ke dua keluarga berbeda. Beberapa tahun kemudian, mereka menemukan satu sama lain secara kebetulan berkat acara bakat di televisi dan video TikTok.

Ketika menyelidiki masa lalu, keduanya menyadari bahwa mereka adalah dua dari ribuan bayi di Georgia yang dicuri dari rumah sakit dan dijual. Kini, mereka mencari kebenaran.

Amy berjalan bolak-balik di dalam kamar hotel di Leipzig, Jerman. "Saya takut, benar-benar takut," ujarnya dengan tingkah gelisah dan gugup.

"Saya tidak tidur sepanjang minggu. Ini adalah kesempatan saya untuk akhirnya mendapatkan jawaban tentang apa yang terjadi pada kami."

Saudara kembarnya, Ano, duduk di kursi sembari menonton video TikTok di ponselnya. "Ini adalah perempuan yang mungkin menjual kita," katanya, sambil memutar bola matanya.

Ano mengakui dia gugup juga, tetapi ia tidak tahu bagaimana ia akan bereaksi dan apakah ia akan mampu mengendalikan amarahnya.

Ini merupakan akhir dari perjalanan panjang. Mereka telah melakukan perjalanan dari Georgia ke Jerman, dengan harapan mencari bagian hilang dari sebuah teka-teki. Mereka akhirnya akan bertemu ibu kandung mereka.

Selama dua tahun terakhir mereka berusaha merekonstruksi apa yang terjadi.

Ketika mereka mencari kebenaran, mereka menyadari bahwa selama beberapa dekade terakhir ada puluhan ribu orang lain di Georgia yang juga diambil dari rumah sakit saat masih bayi dan dijual.

Meskipun ada upaya resmi untuk menyelidiki apa yang terjadi, belum ada pihak yang dimintai pertanggungjawaban.

Dipertemukan berkat acara bakat dan video TikTok

Kisah tentang bagaimana Amy dan Ano menemukan satu sama lain dimulai ketika mereka berusia 12 tahun.

Amy Khvitia saat itu berada di rumah ibu baptisnya dekat Laut Hitam, menonton program TV favoritnya, Georgia's Got Talent.

Di acara itu, ia melihat seorang perempuan menari jive yang terlihat persis sama dengan dia. Perempuan itu tidak sekadar mirip dengan dia, tetapi benar-benar identik.

"Semua orang menelepon ibu saya dan bertanya: 'Mengapa Amy menari dengan nama lain?'" katanya.

Amy membicarakannya dengan keluarganya tetapi mereka menepisnya. "Setiap orang memiliki doppelganger [kembar bayangan]," kata ibunya.

Tujuh tahun kemudian, pada November 2021, Amy mengunggah video dirinya dengan rambut biru dan alisnya ditindik di platorm TikTok.

Terpaut 320 kilometer jauhnya, di Tbilisi, ibukota Georgia, seorang remaja berusia 19 tahun bernama Ano Sartania, dikirimi video yang menampilkan Amy oleh seorang teman.

Temannya berpikir "dia mirip sepertimu", ungkap Ano.

Baca juga:

  • Korban adopsi ilegal bertemu ibu kandungnya setelah 42 tahun - 'Mama, ini aku, anakmu'
  • Cerita di balik skandal adopsi ilegal: 'Lingkaran setan' dalam perdagangan anak berkedok adopsi
  • Skandal perdagangan anak berkedok adopsi: ‘Saya diculik dan dijual'

Ano mencoba melacak perempuan dengan alis yang ditindik secara daring tetapi tidak dapat menemukannya. Dia lantas membagikan video itu di grup WhatsApp universitas untuk melihat apakah ada yang bisa membantu.

Seseorang yang mengenal Amy melihat pesan itu dan menghubungkannya di Facebook.

Amy langsung mengenal Ano sebagai perempuan yang dia lihat bertahun-tahun yang lalu di acara Georgia's Got Talent.

"Saya sudah lama mencarimu!" tulis Amy. "Saya juga," jawab Ano.

Selama beberapa hari kemudian, mereka menemukan bahwa mereka memiliki banyak kesamaan, tetapi tidak semuanya masuk akal.

Mereka berdua lahir di rumah sakit bersalin Kirtskhi - yang sudah tutup - di Georgia barat. Namun, menurut akta kelahiran mereka, ulang tahun mereka terpisah beberapa minggu.

Mereka tidak mungkin menjadi saudara perempuan, apalagi kembar. Tapi ada terlalu banyak kesamaan.

Kedua perempuan itu menyukai jenis musik yang sama, mereka berdua suka menari dan bahkan memiliki gaya rambut yang sama.

Mereka menemukan bahwa mereka memiliki penyakit genetik yang sama, kelainan tulang yang disebut displasia.

Rasanya seperti mereka sedang memecahkan misteri bersama. "Setiap kali saya belajar sesuatu yang baru tentang Ano, segalanya menjadi semakin aneh," kata Amy.

Perempuan kembar mencari kebenaran

Amy dan Ano mengatur waktu untuk bertemu. Seminggu kemudian, Amy dan Ano bertemu fisik satu sama lain untuk pertama kalinya di stasiun metro Rustaveli di Tbilisi.

"Rasanya seperti melihat ke dalam cermin, wajah yang sama persis, suara yang sama persis. Saya adalah dia dan dia adalah saya," kata Amy. Dia tahu saat itu bahwa mereka adalah saudara kembar.

"Saya tidak suka dipeluk, tapi saya memeluknya," kata Ano.

Mereka memutuskan untuk menghadapi keluarga mereka dan untuk pertama kalinya mereka mengetahui kebenaran. Mereka telah diadopsi secara terpisah pada 2002.

Baca juga:

  • Skandal Adopsi: Mencari ibu dari Belanda ke Indonesia
  • Anak-anak yang diadopsi dari Indonesia desak pemerintah Belanda ganti rugi 'kerugian mental' akibat adopsi ilegal, 'Nama orang tua kandung saya ternyata palsu'

Amy kesal dan merasa seluruh hidupnya adalah kebohongan. Berpakaian hitam dari ujung kepala sampai ujung kaki, dia terlihat tangguh, tetapi dia mengutak-atik kalung chokernya dengan gugup dan menyeka air mata bernoda maskara dari pipinya.

"Ini cerita yang gila," katanya. "Tapi itu benar."

Ano menyatakan dirinya "marah dan kesal dengan keluarga saya, tetapi saya hanya ingin percakapan yang sulit ini berakhir sehingga kami semua bisa lanjut".

Menggali lebih dalam, saudara kembar itu menemukan semua keterangan pada akta kelahiran resmi mereka, termasuk tanggal mereka lahir, ternyata salah.

Ibu Amy tidak dapat melahirkan anak. Dia mengaku ada seorang teman yang memberitahu bahwa ada bayi yang tidak diinginkan di rumah sakit setempat.

Ia harus membayar dokter, tetapi dia bisa membawa bayi itu pulang dan membesarkannya sebagai anaknya sendiri.

Ibu Ano menceritakan kisah yang sama.

Baca juga:

  • Skandal perdagangan anak berkedok adopsi: ‘Saya diculik dan dijual'
  • Perjalanan perempuan Indonesia yang diadopsi orang Belanda mencari ibu kandungnya selama 41 tahun: 'Setidaknya di sisa hidup kami, saya berharap kami bisa bertemu dan hidup bersama lagi'

Tak satu pun anggota keluarga angkat mereka mengetahui Amy dan Ano adalah saudara kembar. Meskipun mereka mengeluarkan uang banyak untuk mengadopsi anak perempuan, mereka tidak menyadari itu ilegal.

Pada masa itu, Georgia sedang mengalami periode kekacauan dan karena staf rumah sakit terlibat, mereka pikir itu sah.

Keluarga mereka tidak ada yang ingin mengungkapkan berapa banyak uang yang mereka keluarkan.

Amy dan Ano mulai bertanya-tanya apakah orang tua kandung mereka menjual mereka untuk mendapatkan uang.

Grup Facebook khusus untuk mempertemukan keluarga-keluarga hilang

Amy ingin mencari ibu kandung mereka untuk mengetahui kebenaran, tetapi Ano tidak yakin. "Mengapa Anda ingin bertemu dengan orang yang mengkhianati kita?" dia bertanya.

Amy menemukan grup Facebook yang didedikasikan untuk menyatukan kembali keluarga Georgia dengan anak-anak yang diduga telah diadopsi secara ilegal saat lahir dan dia membagikan kisah mereka.

Seorang perempuan muda di Jerman menjawab. Ia mengatakan ibunya melahirkan anak perempuan kembar di Rumah Sakit Bersalin Kirtskhi pada 2002 dan meskipun diberitahu bahwa kedua bayi itu telah meninggal, dia sekarang kurang yakin.

Tes DNA mengungkapkan bahwa gadis dari grup Facebook adalah saudara perempuan mereka, dan tinggal bersama ibu kandung mereka, Aza, di Jerman.

Amy ingin sekali bertemu dengan Aza, tetapi Ano lebih skeptis. "Ini adalah orang yang mungkin menjual Anda, dia tidak akan mengatakan yang sebenarnya," Ano memperingatkan.

Meski begitu, dia setuju untuk pergi ke Jerman bersama Amy untuk memberinya dukungan.

Grup Facebook yang digunakan si kembar bernama Vedzeb. Artinya "Saya mencari" dalam bahasa Georgia.

Grup itu berisi postingan yang tak terhitung jumlahnya dari para ibu yang mengatakan staf rumah sakit memberi tahu bahwa bayi mereka meninggal, tetapi kemudian menemukan kematian bayi tersebut tidak dicatat dan anak-anak mereka mungkin masih hidup.

Unggahan lain berasal dari anak-anak, seperti Amy dan Ano, yang mencari orang tua kandung mereka.

Kelompok ini memiliki lebih dari 230.000 anggota. Dilengkapi dengan akses ke situs DNA, mereka telah membongkar lebar babak gelap dalam sejarah Georgia.

Grup itu didirikan oleh jurnalis Tamuna Museridze pada 2021 setelah dia mengetahui bahwa dia diadopsi. Ia menemukan akta kelahirannya berisi keterangan yang salah ketika dia membersihkan rumah almarhum ibunya.

Ia memulai kelompok itu untuk mencari keluarganya sendiri, tetapi kelompok itu akhirnya mengungkap skandal perdagangan bayi yang mempengaruhi puluhan ribu orang, dan berjalan beberapa dekade.

Tamuna telah membantu menyatukan kembali ratusan keluarga, tetapi belum mampu melacak keluarganya sendiri.

Bagaimana skandal adopsi di Georgia beroperasi?

Tamuna mengungkap pasar gelap adopsi yang membentang di seluruh Georgia dan berlangsung dari awal 1970-an hingga 2006.

Ia percaya pasar gelap itu dijalankan oleh sindikat penjahat terorganisir dan melibatkan orang-orang dari semua lapisan masyarakat, mulai dari sopir taksi hingga pejabat tinggi di pemerintahan.

"Skalanya tidak terbayangkan, hingga 100.000 bayi dicuri. Itu sistemik," katanya.

Tamuna menjelaskan bahwa dia menemukan angka ini dengan menghitung jumlah orang yang telah menghubunginya dan menggabungkannya dengan kerangka waktu dan penyebaran kasus secara nasional.

Karena kurangnya akses ke dokumen - beberapa telah hilang dan yang lain tidak dirilis - tidak mungkin untuk memverifikasi angka pastinya.

Tamuna mengatakan banyak orang tua mengaku telah meminta untuk melihat mayat bayi mereka yang telah meninggal, tapi diberitahu bahwa bayi mereka sudah dimakamkan di halaman rumah sakit.

Belakangan, setelah melakukan penyelidikan, dia mengetahui bahwa tidak pernah ada kuburan di rumah sakit Georgia. Dalam kasus lain, orang tua akan diperlihatkan bayi meninggal yang telah dibekukan dari kamar mayat.

Tamuna mengatakan biaya untuk membeli seorang anak mencapai sekitar 1.000 maneti (Rp22,13 juta) untuk anak perempuan dan 1.500 maneti (Rp33,21 juta) untuk anak laki-laki - sekitar satu tahun gaji rata-rata di Georgia.

Ia menemukan bahwa beberapa anak akhirnya diadopsi keluarga asing di AS, Kanada, Siprus, Rusia dan Ukraina.

Pada 2006 Georgia mengubah undang-undang adopsi dan memperkuat undang-undang anti-perdagangan manusia sehingga adopsi ilegal menjadi lebih sulit.

Baca juga:

  • 'Kalau dia masih hidup saya ingin memeluknya': Jalan berliku mencari anak dan orang tua kandung
  • Kenapa sindikat penjual bayi sulit digulung?

Orang lain yang mencari kebenaran adalah Irina Otarashvili. Ia melahirkan anak laki-laki kembar di sebuah rumah sakit bersalin di Kvareli, di kaki pegunungan Kaukasus Georgia, pada 1978.

Para dokter mengatakan kepadanya bahwa kedua anak laki-laki itu sehat. Namun, karena alasan yang tidak pernah dijelaskan, mereka dipisahkan darinya.

Tiga hari setelah mereka lahir, dia diberitahu bahwa kedua bayinya tiba-tiba meninggal. Seorang dokter mengatakan mereka memiliki masalah pernapasan.

Irina dan suaminya tidak bisa memahaminya, tapi di masa Soviet "kami tidak mempertanyakan otoritas," katanya. Ia percaya semua yang mereka katakan.

Mereka diminta membawa koper untuk mengambil jenazah bayi dan mengubur mereka di makam atau kebun belakang mereka, kebiasaan yang cukup lumrah saat itu.

Dokter mengatakan kepada mereka untuk tidak pernah membuka koper itu karena akan terlalu menyedihkan untuk melihat mayat bayi.

Irina melakukan apa yang diperintahkan, tetapi 44 tahun kemudian putrinya Nino menemukan grup Facebook Tamuna dan menjadi curiga.

"Bagaimana jika saudara-saudara kami tidak benar-benar mati?" dia bertanya-tanya.

Nino dan adiknya Nana memutuskan untuk menggali kembali koper.

"Jantung saya berdebar-debar kencang," katanya.

"Ketika kami membukanya tidak ada tulang-tulang, hanya beberapa tongkat. Kami tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis."

Ia mengatakan polisi setempat mengonfirmasi isinya adalah cabang-cabang dari pohon anggur dan tidak ada sisa-sisa manusia.

Nino sekarang percaya sepasang saudara laki-lakinya yang telah lama hilang mungkin masih hidup.

Amy dan Ano bertemu dengan ibu kandung mereka

Di sebuah hotel di Leipzig, Amy dan Ano bersiap-siap untuk bertemu ibu kandung mereka. Ano mengatakan dia berubah pikiran dan ingin mundur. Tapi itu hanya guncangan batin sesaat.

Ia kemudian mengambil napas dalam-dalam dan memutuskan untuk ikut bersama Amy.

Ibu kandung mereka, Aza, menunggu dengan gugup di ruangan lain.

Amy membuka pintu dengan ragu-ragu dan Ano mengikuti, hampir mendorong saudaranya ke dalam kamar.

Aza melangkah ke depan dan memeluk kedua putrinya erat-erat. Beberapa menit berlalu dan mereka masih di dalam pelukan, tidak ada yang berbicara.

Air mata mengalir dari wajah Amy tetapi Ano tetap tabah dan tak tergoyahkan. Dia bahkan terlihat sedikit kesal.

Mereka bertiga duduk untuk berbicara secara pribadi.

Kemudian, keduanya mengatakan bahwa ibu mereka menjelaskan bahwa setelah melahirkan, ia sakit dan sempat koma.

Ketika dia bangun, staf rumah sakit mengatakan kepadanya bahwa tak lama setelah bayi kembarnya lahir, mereka meninggal.

Aza mengatakan bahwa bertemu Amy dan Ano telah memberi makna baru dalam hidupnya. Meskipun mereka tidak dekat, mereka masih berhubungan.

Pemerintah Georgia berupaya menyelidiki kasus-kasus adopsi ilegal dalam sejarah

Pada 2022, pemerintah Georgia meluncurkan penyelidikan terhadap perdagangan anak dalam sejarah. Mereka mengatakan kepada BBC bahwa mereka telah berbicara dengan lebih dari 40 orang tetapi kasus-kasus itu "sangat tua dan data historis telah hilang".

Wartawan Tamuna Museridze mengatakan dia telah membagikan informasi kepada pemerintah, namun mereka belum mengatakan kapan akan merilis laporannya.

Pemerintah Georgia telah membuat setidaknya empat upaya untuk membongkar kebenaran di balik apa yang terjadi.

Upaya-upaya itu mencakup penyelidikan pada 2003 terhadap perdagangan anak internasional yang menyebabkan sejumlah penangkapan tetapi sedikit informasi yang dipublikasikan.

Pada 2015, setelah dilakukan penyelidikan lain, media Georgia melaporkan bahwa direktur umum rumah sakit bersalin Rustavi, Aleksandre Baravkovi, ditangkap namun kemudian dibebaskan dan kembali bekerja.

BBC menghubungi Kementerian Dalam Negeri Georgia untuk informasi lebih lanjut tentang kasus-kasus adopsi illegal di tingkat individu tetapi kami diberitahu bahwa rincian spesifik tidak akan dirilis karena perlindungan data.

Tamuna kini bekerja sama dengan pengacara hak asasi manusia, Lia Mukhashavria, untuk membawa kasus sejumlah korban ke pengadilan Georgia.

Para korban menginginkan hak untuk mengakses dokumen kelahiran mereka - sesuatu yang saat ini tidak diperbolehkan berdasarkan hukum Georgia.

Mereka berharap ini akan membantu menyelesaikan kejanggalan masa lalu yang menghantui mereka.

"Saya selalu merasa ada sesuatu atau seseorang yang hilang dalam hidup saya," kata Ano.

"Saya dulu bermimpi tentang seorang anak perempuan kecil berbaju hitam yang mengikuti saya berkeliling dan bertanya tentang apa yang saya lakukan sepanjang hari."

Perasaan itu menghilang ketika dia menemukan Amy.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow