Tegang! Kapal Tentara China Tabrak Coast Guard Filipina

Kapal China menabrak kapal penjaga pantai Filipina yang sedang melakukan misi pasokan ulang untuk pasukan di Laut China Selatan (LCS) pada Selasa (5/4/2024).

Tegang! Kapal Tentara China Tabrak Coast Guard Filipina

Bisnis.com, JAKARTA – Kapal China menabrak kapal coast guard (penjaga pantai) Filipina yang sedang melakukan misi pasokan ulang untuk pasukan di Laut China Selatan (LCS) pada Selasa (5/4/2024).

Melansir Reuters, Juru bicara Penjaga Pantai Filipina (PCG) Jay Tarriela mengatakan bahwa kapal Philippine Coast Guard (PCG) mengalami kerusakan struktural ringan akibat tabrakan tersebut. Tarriella juga menuduh kapal China melakukan manuver berbahaya yang menyebabkan tabrakan terjadi.  

“Sekitar pukul 06.32, kapal CCG 21555 melakukan manuver penghadangan yang berbahaya terhadap kapal Penjaga Pantai Filipina (PCG) MRRV 4407, yang menyebabkan tabrakan kecil yang mengakibatkan kerusakan struktural dangkal pada lambung kapal PCG,” kata Tarriela melalui posting media sosial X (@jaytaryela).

Baca Juga : China Tingkatkan Belanja Pertahanan dan Hapus Reunifikasi Damai dengan Taiwan

Tarriela menjelaskan pagi ini kapal China Coast Guard (CCG) dan Chinese Maritime Militia (CMM) mengganggu, memblokir, mengerahkan meriam air, dan melakukan manuver berbahaya untuk menghalangi misi pengisian ulang dan rotasi rutin ke BRP SIERRA MADRE (LS 57) di Ayungin Shoal.

“Pada pukul 08.15, satu kapal CCG menyebabkan tabrakan kecil dengan kapal Unaizah May 4 (UM4) karena manuver blokir yang berbahaya. Kapal CCG 21555 dan 21551 menggunakan meriam air secara bersamaan terhadap kapal suplai UM4,” lanjut Tarriela.

Baca Juga : : Filipina Siap Kerja Sama dengan China soal Laut China Selatan, Asal...

Dia melanjutkan, penggunaan meriam air oleh kapal-kapal CCG tersebut menghancurkan perisai angin UM4, menyebabkan luka ringan pada setidaknya empat (4) personil di dalamnya. Pada pukul 09.36, personel yang terluka dirawat oleh personel Penjaga Pantai Filipina dari MRRV.

”Cara sistematis dan konsisten yang dilakukan China dalam melakukan tindakan ilegal dan tidak bertanggung jawab ini mempertanyakan ketulusan seruannya untuk melakukan dialog damai dan mengurangi ketegangan,” tegasnya.

Baca Juga : : Australia Peringatkan Ancaman di Asean, Soroti Konflik Laut China Selatan

Kapal PCG adalah salah satu dari dua kapal penjaga pantai yang membantu misi pengangkutan perbekalan bagi sejumlah tentara Filipina yang ditempatkan di kapal perang yang didaratkan Manila di Second Thomas Shoal pada tahun 1999 untuk memperkuat klaim kedaulatan.

Namun, penjaga pantai China mengatakan bahwa kapal-kapal Filipina secara ilegal masuk ke perairan yang berdekatan dengan beting tersebut, yang oleh China disebut sebagai Renai Reef, sehingga mereka harus mengambil tindakan pengendalian.

China mengklaim hampir seluruh wilayah LCS, termasuk Second Thomas Shoal, dan telah mengerahkan kapal-kapal untuk berpatroli di sana. Filipina menyebut patroli tersebut sebagai "milisi maritim China", yang juga hadir ketika misi pengiriman pasokan sedang berlangsung.

Insiden ini merupakan perkembangan terbaru dari serangkaian insiden maritim antara Filipina dan China yang berada dalam sengketa teritorial di Laut China Selatan meskipun ada keputusan Pengadilan Arbitrase Permanen pada tahun 2016 yang menyatakan bahwa klaim China tidak memiliki dasar hukum.

Namun, china menolak keputusan tersebut.

Meskipun mengatakan bahwa Filipina akan bekerja sama dalam pembicaraan dengan China, presiden Ferdinand Marcos Jr mengatakan negaranya akan melawan dan membuka lembaran baru ketika kedaulatan dan hak-hak maritimnya diabaikan.

Marcos menuduh Beijing melakukan agresi di zona ekonomi eksklusif Filipina, termasuk penggunaan meriam air, laser "kelas militer" dan taktik tabrakan untuk mengusir kapal-kapal Filipina.

Pasukan Penjaga Pantai China mengeluarkan pernyataan singkat mengenai insiden terbaru antara kedua negara tersebut bersama dengan tindakan penjaga pantai lainnya di masa lalu, termasuk kaitannya dengan apa yang disebutnya sebagai "invasi ilegal di Scarborough Shoal" pada tanggal 23 Februari.

Dalam insiden itu, dikatakan bahwa sebuah kapal Penjaga Pantai China mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengusir kapal Filipina sesuai dengan hukum.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow