Tangga Bersejarah dari Perang Dunia II di Hawaii Dibongkar, Banyak Wisatawan Abaikan Peringatan

Haiku Stairs di Hawaii ditutup untuk umum sejak 1987 karena dianggap berbahaya. Namun, banyak wisatawan tetap menaikinya dan mengabaikan peringatan.

Tangga Bersejarah dari Perang Dunia II di Hawaii Dibongkar, Banyak Wisatawan Abaikan Peringatan

TEMPO.CO, Jakarta - Hawaii dikunjungi sekitar 6 juta wisatawan setiap tahunnya. Kepulauan di Samudra Pasifik itu terkenal dengan pantainya yang indah dan budaya masyarakatnya yang unik. Selain itu, atraksi sejarah di kepulauan ini juga banyak dikunjungi karena menjadi salah satu lokasi pertempuran selama Perang Dunia II.

Salah satu atraksi menarik adalah Haiku Stairs yang dikenal sebagai Stairway to Heaven. Sebelumnya, tangga ini dikunjungi sekitar 20 ribu orang setiap tahunnya. Namun, tangga itu dibongkar karena dianggap membahayakan pengunjung. Pembongkaran dimulai akhir April.

Sebelum dibongkar, Haiku Stairs sudah ditutup untuk umum sejak 1987 karena dianggap terlalu curam. Namun, penutupan ini ditetang wisatawan. Para pencari sensasi terus mengunjungi tangga tersebut, mengabaikan berbagai tanda "dilarang masuk" demi pemandangan yang ditawarkan.

Dibangun pada Perang Dunia II

Tangga tersebut dibangun oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada 1942 setelah mereka mulai membangun Stasiun Radio Haik. Ini merupakan sebuah fasilitas rahasia yang digunakan untuk mengirimkan sinyal radio ke kapal angkatan laut yang lewat pada masa Perang Dunia II. Untuk mencapai ketinggian guna membangun antena, mereka membangun tangga melintasi lembah.

Sejak penutupan tangga, para pejabat berupaya keras untuk mempertahankan larangan tersebut. Pada 2014, enam orang ditangkap dan 135 orang disidang. Pada Agustus 2012, komedian Fritz Hasenpusch meninggal karena serangan jantung setelah ia mencoba menaiki 3.922 anak tangga di puncak gunung setinggi 2.800 kaki tersebut.

Pelanggaran oleh wisatawan

Pekan lalu, lima orang lainnya ditangkap dan didakwa melakukan pelanggaran. Polisi lalu memberikan 60 peringatan tambahan kepada para pendaki.

Para pendaki itu tidak hanya mencoba mengakses pemandangan melalui tangga, mereka juga mencoba melewati Punggung Bukit Moanalua, yang merupakan medan yang jauh lebih panjang dan lebih sulit untuk dilewati. Oleh karena itu, banyak yang perlu diselamatkan oleh pihak berwenang setempat.

“Karena maraknya pelanggaran ilegal, Haiku Stairs menimbulkan tanggung jawab dan biaya yang besar bagi kota, dan berdampak pada kualitas hidup penduduk di sekitarnya,” kata anggota Dewan Kota Honolulu Esther Kiaina kepada Hawaii News Now.

Ditutup demi keselamatan dan rasa hormat

Walikota Blangiardi menambahkan bahwa ini bukan hanya demi keselamatan pengunjung. "Keputusan yang dibuat ini didasarkan pada rasa hormat kami terhadap orang-orang yang tinggal di sana dan sekitar pintu masuk tangga, rasa hormat terhadap kami ina [darat dan laut] kami, dan rasa hormat kami terhadap masa depan dan sejarah budaya komunitas Haik di masa lalu," ujar dia.

Dewan lokal sebelumnya telah memutuskan untuk membongkar tangga tersebut pada 2021. Pembongkaran diperkirakan makan waktu enam bulan dengan biaya sebesar $2,5 juta atau sekitar Rp40 miliar.

Overtourism tidak hanya terjadi di Hawaii. Banyak destinasi wisata dunia yang merasakan dampak buruk dari pariwisata berlebihan sehingga membuat pihak berwenang mengambil tindakan. Di Jepang, sebuah tempat di kota Fujikawaguchiko, di luar toko Lawson, telah menjadi tempat berfoto yang sangat populer untuk mengambil gambar Gunung Fuji di belakangnya. Ini membuat bisnis dan orang-orang di sekitar terganggu. Pemandangan ke arah gunung itu kini ditutup.

Pilihan Editor: Overtourism di Hawaii, Gubernur Usulkan Biaya Iklim untuk Pengunjung

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow