Rusia Sebut Negara-negara Barat Iri dengan Ekspansi BRICS

BRICS telah menyumbang 35,6 persen produk domestik bruto (PDB) global, sedangkan G7 menyumbang 30,3 persen.

Rusia Sebut Negara-negara Barat Iri dengan Ekspansi BRICS

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia mengklaim negara-negara Barat iri dengan ekspansi Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan (BRICS), dan blok tersebut telah melampaui kelompok G7 dalam hal paritas daya beli. Hal tersebut disampaikan Yury Ushakov, asisten kebijakan luar negeri presiden Rusia dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia TASS pada Selasa, 5 Maret 2024.

Menurut Ushakov, BRICS telah menyumbang 35,6 persen produk domestik bruto (PDB) global, sedangkan G7 menyumbang 30,3 persen. Dia menilai situasi akan semakin menguntungkan BRICS pada 2028, dengan angka 36,6 persen berbanding 27,8 persen.

Dia membeberkan data yang menunjukkan pangsa kolektif negara-negara anggota BRICS dalam perekonomian global yang mencapai US$58,9 triliun (Rp927 kuadriliun). BRICS juga mencakup lebih dari satu pertiga lahan kering di bumi sebanyak 36 persen, 45 persen populasi dunia sebanyak 3,6 miliar, lebih dari 40 persen produksi minyak, dan sekitar seperempat ekspor barang dunia, menurut data yang dia kutip.

“Prestise yang tinggi dan peran konstruktif BRICS yang sangat serius dalam perekonomian dan politik dunia tentu saja menarik perhatian negara-negara lain, yang mulai menunjukkan keinginan untuk bergabung dalam kegiatan asosiasi tersebut dengan satu atau lain cara,” katanya.

Ushakov mengatakan Banyak yang memandang BRICS sebagai prototipe multipolaritas. Artinya BRICS dipandang sebagai sebuah struktur yang menyatukan Dunia Selatan dan Timur berdasarkan prinsip kesetaraan, kedaulatan, dan saling menghormati.

Ketika ditanya wartawan tentang sikap negara-negara Barat terhadap BRICS dan apakah mereka tertarik bergabung, Ushakov berkata “semuanya sudah cukup jelas”.

“Mereka tentu saja tidak senang melihat otoritas dan pengaruh BRICS semakin meningkat. Jujur saja - mereka sangat iri dengan ekspansi BRICS, dan juga fakta bahwa negara-negara Mayoritas Global ingin bersatu lebih erat untuk bekerja sama dalam platform BRICS,” ucapnya.

Menurutnya, BRICS mempunyai lawan yang bertekad untuk menghambat proses menciptakan tatanan dunia baru. Dia pun menegaskan BRICS tidak bersaing dengan siapa pun, juga tidak menantang siapa pun. Sebab ini bukan asosiasi anti-Barat.

TASS

Pilihan editor: Uang Pesangon Tak Dibayar, Mantan Pejabat Eksekutif Twitter Gugat Elon Musk

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow