Rusia-China Memveto Tawaran AS di DK PBB Terkait Gencatan Senjata Gaza

Rusia dan China pada Jumat (22/3/2024) hari ini memveto rancangan AS mengenai gencatan senjata di Gaza Palestina.

Rusia-China Memveto Tawaran AS di DK PBB Terkait Gencatan Senjata Gaza

NEW YORK, KOMPAS.com - Rusia dan China pada Jumat (22/3/2024) hari ini memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang dipimpin AS mengenai gencatan senjata di Gaza Palestina.

Rusia menuduh AS melakukan "tontonan yang munafik". Sebab, AS sendiri tidak menekan Israel sebagai sekutu utamanya.

Sebelumnya, AS telah memveto seruan gencatan senjata. Tetapi kini malah mengajukan resolusi untuk pertama kalinya mendukung pentingnya gencatan senjata segera dan berkelanjutan.

Baca juga: Inggris dan Australia Serukan Penghentian Pertempuran Segera di Gaza, Tekanan kepada Israel Meningkat

Terkait hal itu, Rusia dan China menggunakan hak veto mereka, Aljazair juga memberikan suara menentang dan Guyana abstain.

Sedangkan sebelas anggota Dewan Keamanan lainnya memberikan suara mendukung, termasuk anggota tetap Perancis dan Inggris.

Duta Besar Rusia, Vasily Nebenzia, mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak melakukan apa pun untuk mengekang Israel.

Rusia juga mengejek AS karena berbicara tentang gencatan senjata setelah Gaza hampir terhapus dari muka bumi ini.

"Kami telah mengamati tontonan munafik yang khas," katanya, dikutip dari AFP pada Jumat (22/3/2024) malam.

"Produk Amerika sangat dipolitisasi, dengan satu-satunya tujuan untuk mempermainkan para pemilih dan memberikan mereka pukulan dalam bentuk semacam penyebutan gencatan senjata di Gaza," terangnya.

Baca juga: AS Ajukan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, DK PBB Akan Voting Hari Ini

Resolusi tersebut akan menjamin impunitas Israel, yang kejahatannya bahkan tidak dibahas dalam rancangan tersebut.

Rancangan tersebut tidak secara eksplisit menuntut agar Israel segera mengakhiri serangannya di Gaza.

Dalam bahasa resolusi Dewan Keamanan yang halus, rancangan tersebut menentukan pentingnya gencatan senjata yang segera dan berkelanjutan.

Rancangan tersebut mengaitkan gencatan senjata dengan perundingan yang sedang berlangsung, yang dipimpin oleh Qatar dengan dukungan Amerika Serikat dan Mesir, untuk menghentikan perang dengan imbalan pembebasan sandera oleh Hamas.

Sedangkan perwakilan China, Zhang Jun, mengatakan rancangan tersebut menghindari isu paling sentral, yaitu gencatan senjata melalui bahasanya yang ambigu.

"Hal ini juga tidak memberikan jawaban terhadap pertanyaan mengenai realisasi gencatan senjata dalam jangka pendek," tutur dia.

Baca juga: AS Minta DK PBB Dukung Resolusi Gencatan Senjata Gaza

Dewan Keamanan pada Jumat ini mungkin akan mempertimbangkan resolusi lain yang menyerukan gencatan senjata segera.

Duta Besar AS, Linda Thomas-Greenfield, mengindikasikan adanya penolakan, dengan mengatakan hal itu akan membahayakan pembicaraan yang sedang berlangsung mengenai pembebasan sandera.

"Dengan mengadopsi resolusi tersebut, kita dapat memberikan tekanan pada Hamas untuk menerima kesepakatan yang ada," kata dia.

Dia kemudian menyebut veto Rusia dan China tidak hanya sinis tetapi juga kecil.

"Rusia dan Tiongkok sama sekali tidak ingin memberikan suara pada resolusi yang ditulis oleh Amerika Serikat," terangnya.

"Jujur saja, terlepas dari semua retorika yang berapi-api, kita semua tahu bahwa Rusia dan China tidak melakukan apa pun secara diplomatis untuk memajukan perdamaian abadi atau memberikan kontribusi yang berarti terhadap upaya tanggap kemanusiaan," jelas dia.

Rusia, China dan Aljazair mengatakan bahwa resolusi tersebut harus menghentikan ancaman serangan Israel di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina berlindung.

Amerika Serikat secara terbuka menentang operasi tersebut, tetapi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Jumat bersumpah untuk pergi ke Rafah.

Baca juga: Giliran Mesir Jadi Tuan Rumah Bahas Upaya Akhiri Perang di Gaza

Bahkan tanpa dukungan AS setelah dia bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang mempromosikan resolusi yang sekarang diveto oleh beberapa negara tersebut dalam tur regional terbarunya.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow