Ramai Pembeli Apple Vision Pro Pilih Refund, Ini Keluhannya

Alasan pengguna memilih refund Apple Vision Pro bermacam-macam, dengan keluhan paling umum terkait kenyamanan penggunaan. #kumparanTECH

Ramai Pembeli Apple Vision Pro Pilih Refund, Ini Keluhannya

Sejumlah pembeli Apple Vision Pro dilaporkan memilih mengembalikan perangkat tersebut ke toko. Apple memang memungkinkan pengguna Vision Pro refund dalam waktu 14 hari pasca-pembelian jika tidak sesuai ekspektasi.

Alasannya pun bermacam-macam, dengan keluhan paling umum terkait kenyamanan. Banyak pengguna mengaku headset seharga minimal 3.499 dolar AS (sekitar Rp 55 juta) itu memicu pusing dan mual (motion sickness) ketika digunakan.

Salah satu pengguna yang merasakannya adalah Olga Zalite, seorang ilustrator yang membagikan kisahnya ini di Threads. Dia mengaku pusing saat di depan layar Figma, aplikasi desain, sehingga kacamata Apple itu tidak dapat digunakan untuk bekerja.

Seorang engineer juga mengalami hal serupa. Lewat akun X (dulu Twitter) miliknya, dia mengatakan Apple Vision Pro membuat pengalaman coding-nya terganggu karena menyebabkan sakit kepala saat fokus melakukan pemrograman.

"Gak sabar untuk mengembalikan Vision Pro, mungkin teknologi paling menakjubkan yang pernah saya coba," tulis YouTuber Rjey di akun X (dulu Twitter) miliknya. "Namun tidak dapat mengatasi rasa sakit kepala ini setelah 10 menit penggunaan."

Keluhan lain perihal bobotnya yang mencapai 600 sampai 650 gram. Karena Apple Vision Pro digunakan seperti memakai kacamata ski, dia tentu akan memberikan beban pada mata penggunanya.

Apa itu Apple Vision Pro?

Apple Vision Pro sendiri diperkenalkan pertama kali di WWDC 2023, dan mulai dijual perdana di Apple Store AS sejak 2 Februari 2024. Apple berjanji akan membawa Vision Pro ke negara lain pasca-penjualan perdana di AS.

Berikut daftar harga Apple Vision Pro:

  • Storage 256 GB: 3.499 dolar AS (sekitar Rp 55 juta)

  • Storage 512 GB: 3.699 dolar AS (sekitar Rp 58 juta)

  • Storage 1 TB: 3.899 dolar AS (sekitar Rp 61 juta)

Headset yang memadukan teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) itu disebut mampu memadukan konten digital dengan dunia nyata secara mulus. Apple Vision Pro diklaim dapat menghadirkan pengalaman spasial yang hebat dalam visionOS, sistem operasi perangkat.

Vision Pro tidak memiliki pengontrol tangan seperti kompetitornya, Meta Quest 3 maupun PlayStation VR2. Dia bisa dikendalikan melalui gerakan mata, tangan, maupun perintah suara.

Pengguna bisa bebas browsing aplikasi yang terinstal di visionOS cukup dengan melihatnya. Ketuk dengan tangan untuk memilih aplikasi dan jentik untuk scrolling, begitu juga dengan perintah suara sebagai kendalinya.

Vision Pro akan menciptakan Persona sebagai avatar digital penggunanya. Persona dibuat oleh data dari sensor headset yang memindai wajah pengguna dan algoritma machine learning baru.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow