Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Puluhan ribu warga Israel demo menyerukan kesepakatan untuk memulangkan sandera, menjelang perundingan gencatan senjata lebih lanjut.

Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

TEL AVIV, KOMPAS.com - Puluhan ribu warga Israel demo menyerukan kesepakatan untuk memulangkan sandera, menjelang perundingan gencatan senjata lebih lanjut.

Para pendemo meminta agar sandera yang masih berada di Gaza segera dipulangkan. Bahkan warga Israel juga meneriakkan bahwa perang bukan jalan yang baik.

"Perang bukanlah hal yang suci, kehidupan adalah hal yang suci". Begitu bunyi teriakan para pendemo di Tel Aviv pada Sabtu (4/5/2024) malam.

Baca juga: Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Dikutip dari BBC pada Minggu (5/5/2024), beberapa pihak menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ingin memperpanjang konflik di Gaza.

Hal ini terjadi ketika delegasi Hamas bertemu dengan mediator di Mesir pada hari Sabtu.

Kelompok tersebut mengatakan tidak ada perkembangan baru, namun menambahkan babak baru akan dimulai pada hari Minggu ini.

Para perunding telah melanjutkan perundingan gencatan senjata yang telah lama berlangsung di Kairo yang ditengahi oleh Mesir dan Qatar untuk menghentikan serangan Israel di Gaza dengan imbalan membebaskan sandera.

Persoalan utama tampaknya adalah apakah kesepakatan itu bersifat sementara atau permanen.

Diperkirakan kata-kata yang dibahas adalah jeda 40 hari dalam pertempuran sementara pembebasan sandera, dan pembebasan sejumlah tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Baca juga: Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Seorang penasihat pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan kelompoknya sedang mempertimbangkan proposal terbaru.

Namun dia mengulangi tuntutannya bahwa setiap kesepakatan harus secara eksplisit mencakup penarikan pasukan Israel dari Gaza dan diakhirinya perang secara total.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Menteri Israel Amichai Chikli mengatakan perang akan terus berlanjut sampai Hamas dilenyapkan.

"Kami tidak mempunyai pilihan untuk menyetujui kesepakatan yang mencakup mengakhiri perang atau menghentikan operasi skala penuh di Rafah," terangnya.

Secara terpisah, seorang pejabat pemerintah Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada media lokal pada hari Sabtu bahwa Israel dalam keadaan apa pun tidak akan setuju untuk mengakhiri perang sebagai bagian dari perjanjian untuk membebaskan para korban penculikan.

"IDF akan memasuki Rafah dan menghancurkan batalion Hamas yang tersisa di sana, terlepas dari apakah ada jeda sementara untuk membebaskan tawanan kami atau tidak," tegas dia.

Netanyahu menghadapi tekanan dari koalisi sayap kanan untuk terus melanjutkan serangan yang telah lama dijanjikan di kota paling selatan Gaza.

Yakni tempat sekitar 1,4 juta orang berlindung setelah melarikan diri dari pertempuran di bagian utara dan tengah jalur tersebut.

Baca juga: Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

AS, sekutu diplomatik dan militer terbesar Israel enggan mendukung serangan baru yang dapat menyebabkan korban sipil dalam jumlah besar, dan bersikeras untuk melihat rencana untuk melindungi pengungsi Palestina terlebih dahulu.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow