Prabowo Tampil di Close The Door Usai Film Dirty Vote, Warganet Geger!

Prabowo yang tampil di Close The Door membuat warganet geger di Twitter usai sebelumnya film Dirty Vote dianggap kampanye hitam.

Prabowo Tampil di Close The Door Usai Film Dirty Vote, Warganet Geger!

Bisnis.com, JAKARTA - Close The Door, siniar milik Deddy Corbuzier, yang menayangkan Prabowo Subianto pada Selasa (14/2/2024) mendapatkan sorotan dari warganet dan dibandingkan dengan film Dirty Vote.

Tagar Close The Door menjadi viral dan trending topic di media sosial X (dulu bernama Twitter).

Adapun, siniar yang tayang di akun YouTube tersebut sudah ditonton sebanyak 3,2 juta kali hingga Rabu (14/2/2024) pukul 03.00 WIB.

Baca Juga : Denny Indrayana: Paslon Bersiap Mundur dari Pilpres 2024, Efek Dirty Vote?

Warganet banyak yang memberikan komentarnya soal siniar Close The Door yang berjudul "Omon-omon tentang Nasi 'Goreng' Sama Prabowo" tersebut.

Mereka menilai penayangan siniar tersebut tidak jauh berbeda dengan Dirty Vote yang dianggap sebagai kampanye hitam karena rilis saat masa tenang Pilpres 2024.

Baca Juga : : Cak Imin Dilaporkan ke Bawaslu Soal Dirty Vote, Anies Beri Respons

"Loh loh loh, di saat Dirty Vote dianggap black campaign karena tayang di minggu tenang, eh pak Prabowo hari ini ada di Close the Door. Iki piye sih lur." tulis akun @kem*lpale**.

Di sisi lain, ada juga warganet yang menyebut isi tayangan siniar tersebut dianggap netral dan tidak bersifat mengajak orang untuk memilih Prabowo-Gibran, yang merupakan paslon 02.

Baca Juga : : Dirty Vote Rilis di Masa Tenang, Bawaslu Kaji Dugaan Kampanye Hitam

"Aku rangkum aja podcast close the door yg biasa ini : pembukaan haha hihi biasa, ngmgin ttg “hoax”, bahasan ttg dicubit ibu2, ngmg in “gemoy”, masalah ekonomi hijau," tulis akun @w*ndi_wi**ya17.

Adapun, film dokumenter "Dirty Vote" disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono. Dalam siaran tertulisnya, Dandhy menjelaskan film itu digarap dalam waktu sekitar 2 minggu yang mencakup riset, produksi, penyuntingan, sampai rilis.

Pembuatannya melibatkan 20 lembaga, antara lain Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Bangsa Mahardika, Ekspedisi Indonesia Baru, Ekuatorial, Fraksi Rakyat Indonesia, Perludem, Indonesia Corruption Watch, JATAM, Lokataru, LBH Pers, WALHI, Yayasan Kurawal, dan YLBHI.

Dalam waktu kurang lebih 5 jam setelah siar di YouTube, film itu saat ini telah dilihat 355.831 orang dan dan disukai oleh 51.294 pengguna YouTube. Sementara hingga Selasa pukul 19.00 WIB, film tersebut telah disaksikan sekitar 7,5 juta penonton.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow