Populer: Data Impor RI dari Israel; Luhut Gandeng China Kembangkan Sawah

Data impor RI dari Israel yang ternyata lebih tinggi ketimbang dari Iran jadi berita populer. Pun dengan ajakan Menko Luhut agar China bangun sawah padi. #bisnisupdate #update #bisnis #text

Populer: Data Impor RI dari Israel; Luhut Gandeng China Kembangkan Sawah

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia banyak melakukan impor barang dari Israel ketimbang Iran di tengah memanasnya hubungan kedua negara itu, menjadi berita populer di kumparanBisnis sepanjang Senin (22/4).

Selain itu, berita mengenai Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan China akan membantu Indonesia mengembangkan sawah di wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng), juga ramai dibaca publik. Berikut rangkumannya.

RI Lebih Banyak Impor Barang dari Israel Ketimbang Iran

Plt Kepala BPS, Amalia A. Widyasanti mencatat sepanjang tahun 2023 nilai ekspor Indonesia ke Israel mencapai USD 165,77 juta atau 1,83 persen dari total ekspor ke Timur Tengah.

"Sementara nilai impor USD 21,93 juta atau 0,22 persen dari total impor indonesia dari Timur Tengah. Dengan demikian Indonesia juga mencatat surplus perdagangan barang dengan Israel," kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (22/4).

Jika dirupiahkan saat ini dengan kurs Rp 16.217 per dolar AS, maka nilai impor Indonesia dari Israel mencapai Rp 355 miliar.

Sementara itu, sepanjang 2023 nilai ekspor Indonesia ke Iran tercatat sebesar USD 195,13 juta atau 2,15 persen terhadap total ekspor RI ke Timur Tengah.

"Dan nilai impor mencapai USD 11,72 juta atau kira kira 0,12 persen terhadap total impor dari Timur Tengah," ungkapnya.

Luhut Mau Gandeng China Kembangkan Sawah Padi di Kalteng

Rencana tersebut merupakan salah satu hasil pertemuan ke-4 High-Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) Indonesia dengan China. Menurut Luhut, teknologi pertanian China sudah sangat maju.

"Saya sudah lapor ke Pak Presiden, kita minta mereka memberikan teknologi padi mereka di mana, mereka sudah sangat sukses menjadi swasembada dan mereka bersedia, kita tinggal sekarang mencari local partner-nya untuk membuat di Kalimantan Tengah," ujarnya melalui Instagram @luhut.pandjaitan, dikutip Senin (22/4).

Lahan persawahan di Kalteng sudah disiapkan sejak lama dengan luas mencapai 1 juta hektare. Kerja sama ini, kata dia, akan dilakukan secara bertahap mulai dari 100-200 ribu hektare.

Selain itu, Luhut memastikan padi yang dihasilkan dari sawah tersebut akan dibeli oleh Perum Bulog sebagai off taker-nya. Dia berharap proyek ini bisa dimulai 6 bulan mendatang.

Luhut menyebutkan, meskipun awalnya hanya meminta 4-5 ton saja, dari kerja sama itu diharapkan ada produksi beras 400 ribu ton di Pulang Pisau, Kalteng. Dia yakin bisa menjadi solusi masalah pangan Indonesia.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow