Penjualan global menurun akibat boikot, McDonald's beli balik semua restorannya di Israel

McDonald's akan membeli kembali semua restoran waralabanya di Israel. Hal itu dilakukan menyusul merosotnya penjualan global akibat aksi boikot global terhadap perusahaan makanan cepat saji Amerika Serikat tersebut.

Penjualan global menurun akibat boikot, McDonald's beli balik semua restorannya di Israel

McDonald's akan membeli kembali semua restorannya di Israel menyusul merosotnya penjualan global akibat rangkaian aksi boikot global terhadap perusahaan makanan cepat saji Amerika Serikat tersebut yang dianggap mendukung Israel dalam perang melawan Hamas di Gaza.

Keputusan mendadak McDonald's untuk mengambil alih kepemilikan cabangnya di Israel telah membuat perusahaan pemegang waralaba (franchise) di Israel, Alonyal, dan CEO-nya Omri Padan menjadi sorotan.

McDonald's menerapkan sistem waralaba dalam menjalankan bisnisnya. Setiap operator di semua negara memiliki izin untuk menjalankan gerai dan mempekerjakan staf.

Secara global, perusahaan raksasa makanan cepat saji ini mendapat kritik setelah Omri Padan menawarkan makanan gratis kepada pasukan Israel saat awal serangan ke Gaza pada Oktober 2023 lalu.

Aksi boikot pun bermunculan setelah negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim seperti Kuwait, Malaysia dan Pakistan mengeluarkan pernyataan menjauhkan diri dari perusahaan tersebut karena apa yang mereka lihat sebagai dukungan terhadap Israel.

Namun, Padan bukanlah sosok baru dalam pusaran konflik antara Israel-Palestina.

Selama 30 tahun mengoperasikan restoran McDonald's di Israel, pengusaha Israel tersebut memicu sejumlah perselisihan.

Pada 2013, contohnya, Omri Padan membuat marah gerakan pemukim Israel. Padan menolak seruan untuk membuka cabang jaringan makanan cepat saji McDonald's di pemukiman Ariel, wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Padan mengatakan bahwa perusahaan yang dipimpinnya mempunyai kebijakan untuk tidak memasuki wilayah pendudukan.

Saat itu, keputusan tersebut belum dikoordinasikan dengan kantor pusat McDonald's di AS.

Israel telah membangun sekitar 160 permukiman yang menampung sekitar 700.000 orang Yahudi sejak menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur – tanah yang diinginkan Palestina sebagai bagian dari negara masa depan – dalam perang Timur Tengah tahun 1967.

Mayoritas komunitas internasional menganggap pemukiman tersebut ilegal menurut hukum internasional, meskipun Israel membantahnya.

Padan adalah salah satu pendiri kelompok bernama Peace Now, yang menentang semua permukiman dan memandangnya sebagai hambatan bagi perdamaian.

Peace Now mengatakan Padan kini tidak lagi menjadi anggota kelompok yang didirikan pada tahun 1978 itu.

Seorang pemimpin Dewan Yesha, organisasi yang memayungi para pemukim, mengatakan pada saat itu bahwa McDonald's telah berubah menjadi perusahaan yang memiliki "agenda politik anti-Israel".

Keputusan Alonyal muncul kembali pada tahun 2019 ketika McDonald's memenangkan tender untuk mengelola restoran dan kedai hot dog di Bandara Ben-Gurion, Israel.

Sebagai respons, beberapa surat protes dikirim oleh para pemimpin pemukiman di Tepi Barat yang meminta kementerian keuangan dan transportasi, serta otoritas bandara Israel, untuk memblokir tindakan tersebut.

Protes juga diadakan di luar restoran cepat saji tersebut di Tel Aviv.

Pada Kamis (04/04) lalu, tiba-tiba diumumkan bahwa Alonyal akan menjual kembali waralaba besar tersebut ke raksasa makanan AS.

Baca juga:

  • Seruan boikot Israel di media sosial, apakah akan berdampak terhadap Israel?
  • Ancaman PHK di Indonesia imbas aksi boikot Israel - 'Karyawan kontrak benar-benar kena dampaknya’
  • BTS Meal McD: Kerumunan, penutupan gerai, donasi hingga dijual jutaan Rupiah, fenomena apa yang terjadi?

Isi-isi dalam kesepakatan itu tidak diungkapkan oleh McDonald's.

Seorang pakar manajemen yang bekerja untuk sejumlah perusahaan besar namun tidak mau berbicara secara terbuka, mengatakan keputusan untuk menawarkan makanan gratis kepada pasukan Israel mungkin menjadi penyebabnya.

Muncul gerakan boikot di beberapa negara terhadap McDonald's setelah aksi pemberian makan gratis itu.

McDonald's secara global mencatat bahwa konflik Israel-Gaza telah "berdampak signifikan" pada kinerja beberapa pasar luar negeri pada kuartal keempat tahun 2023.

Untuk unit yang mencakup di wilayah Timur Tengah, China, dan India, pertumbuhan penjualan bahkan hanya 0,7% pada kuartal keempat tahun 2023 – jauh di bawah ekspektasi pasar.

Pada awal tahun ini, CEO McDonald's pusat, Chris Kempczinski, menyalahkan "misinformasi" atas reaksi buruk tersebut.

Aksi-aksi boikot McDonald's di beberapa negara digambarkan juga sebagai tindakan yang "mengecewakan dan tidak berdasar" oleh perusahaan tersebut.

Perusahaan McDonald's sangat bergantung pada ribuan bisnis waralaba yang memiliki dan mengoperasikan sebagian besar gerai di seluruh dunia, dengan total lebih dari 40.000 toko.

Sekitar 5% dari jumlah itu berlokasi di Timur Tengah.

Pakar manajemen merek mengatakan: "Saya mengerti. Mereka [McDonald's] membeli kembali waralaba untuk mendapatkan kembali kendali tetapi saya tidak yakin mereka akan melakukannya."

Dia juga mempertanyakan batasan yang bisa diambil perusahaan: "Apakah ini berarti [McDonald's] sekarang akan bertindak dan menawarkan kesepakatan di bidang lain di mana kerusakan reputasi telah terjadi?"

Pada Kamis lalu, McDonald's mengatakan bahwa mereka "tetap berkomitmen terhadap pasar Israel dan memastikan pengalaman positif bagi karyawan dan pelanggan di pasar tersebut di masa depan."

Mereka juga berterima kasih kepada Alonyal karena telah membangun merek tersebut di Israel, sementara Padan mengatakan: "Kami merasa terdorong oleh apa yang akan terjadi di masa depan."

BBC News tidak mendapatkan komentar dari Padan atau Alonyal melalui McDonald's tentang pembelian balik tersebut.

  • Ancaman PHK di Indonesia imbas aksi boikot Israel - 'Karyawan kontrak benar-benar kena dampaknya’
  • Benarkah burger McDonald's tidak akan pernah busuk?
  • Mengapa McDonald's menghapus tomat dari menu restorannya di India

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow