Pengusaha Asing Lobi Menko Luhut Agar Indonesia Cabut Aturan Impor Baru

Sejumlah kamar dagang asing melakukan lobi agar Indonesia membatalkan aturan impor yang mencakup 4.000 komponen.

Pengusaha Asing Lobi Menko Luhut Agar Indonesia Cabut Aturan Impor Baru

Bisnis.com, JAKARTA -- Para pemimpin dari 7 kamar dagang dan industri negara asing mendesak Indonesia mencabut aturan pembatasan impor yang baru saja dilakukan. Para pemimpin itu meminta bantuan Menteri Koordinator bidang Investasi dan Kemaritiman Luhur Binsar Pandjaitan.

Dikutip dari Bloomberg, Jumat (10/5/2024), para eksekutif itu menyebut kebijakan Indonesia membatasi impor sekitar 4.000 produk menyulitkan bisnis mereka. Untuk itu, mereka melobi Menko Luhut untuk mengembalikan aturan pembatasan seperti sebelumnya.

Sumber Bloomberg menyebutkan kebijakan proteksionisme ini mengkhawatirkan dan menjadi ciri pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Baca Juga : Menteri BUMN Erick Bocorkan Blue Print Perusahaan Pelat Merah Hingga 2034, Ada Soal Pupuk Indonesia

Dalam pertemuan, perwakilan dari tujuh dewan bisnis menyampaikan ke Menko Luhut bahwa proteksionisme bisa merusak kredibilitas ekonomi Indonesia.

Sumber yang sama juga menyebutkan dalam pertemuan itu, Luhut menelepon koleganya di kabinet dan mengkritik kebijakan tersebut.

Baca Juga : : Hanwha Life Masuk Nobu, James Riady Lippo Menolak Pinangan Hary Tanoesoedibjo MNC?

Aturan impor ini menguji sejauh mana Indonesia bersedia mempertahankan sikap proteksionisnya, terutama karena Jokowi — sapaan Presiden — akan menyerahkan kekuasaan kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto pada akhir Oktober 2024.

Dalam laporan tersebut juga disebut aturan ini akan mendukung indsustri nikel yang didorong oleh pemerintah.

Baca Juga : : 20 Asuransi Jiwa dengan Aset Terbesar 2023, Manulife Salip Prudential

Bloomberg mengkonfirmasi pertemuan ini kepada para pejabat terkait. Meski demikian, sejauh ini belum ada yang memberikan respons.

Rahma Alifa, analis di BowerGroupAsia Indonesia menyampaikan dalam pembatasan impor ini, Indonesia perlu secara mendasar memikirkan kembali kohesi kebijakan perdagangannya dalam konteks ambisi lebih luasnya. Termasuk menemukan keseimbangan antara memastikan fleksibilitas ekspor-impor dan memajukan inovasi sangat penting.

Seperti diketahui aturan pembatasan impor oleh Kementerian Perdagangan mulai diterapkan pada Maret 2024. Langkah ini dimaksudkan untuk mendorong produksi dalam negeri dengan mempersulit perusahaan untuk mengimpor barang seperti laptop dan bahan baku berbahaya. Namun, aturan tersebut mbedampak luas ke pelaku usaha lokal dan asing karena mencakup sekitar 70% barang yang diperdagangkan secara domestik.

Salah satu contoh dampaknya adalah kesulitan pabrik-pabrik LG Electronics lokal dalam mendapatkan komponen untuk membuat mesin cuci dan televisi yang akan diekspor ke Korea Selatan. Meskipun demikian, LG Electronics belum memberikan tanggapan atas Ketika diminta konfirmasi.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto mengatakan kepada beberapa pemimpin kamar dagang bahwa aturan tersebut dapat dibalikkan pada akhir tahun atau awal tahun depan. Tanda nyata Ketika pemerintahan baru di bawah Prabowo akan efektif.

Pemerintah menegaskan bahwa aturan tersebut tidak dimaksudkan untuk membebani perusahaan, tetapi untuk mengurangi impor yang meningkat untuk memfasilitasi pengembangan industri dalam negeri.

Kebijakan proteksionis Jokowi mendapat kritik dari Bank Dunia, yang menyatakan bahwa sikap tersebut telah membuat Indonesia terpinggirkan dari rantai pasok global dan menghambat sektor manufakturannya. Meskipun demikian, Jokowi dan Prabowo tetap bertahan pada pendekatan tersebut, dengan Prabowo bahkan menyatakan bahwa semua ponsel yang dijual di Indonesia harus dibuat secara lokal.

Langkah tersebut dianggap berisiko, mengingat sektor manufaktur Indonesia telah melorot dari 21,1% menjadi 18,7% dalam porsi PDB sejak Jokowi mulai menjabat pada tahun 2014. Meskipun demikian, perubahan mendasar dalam kebijakan perdagangan bisa terjadi jika investor semakin enggan berinvestasi di Indonesia.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow