Penampakan Gotthard Base Tunnel,Terowongan Kereta Api Terpanjang di Dunia,Panjangnya Capai 57 Km

- Inilah penampakan Dasar Gotthard (Gotthard Base Tunnel/GBT), terowongan kereta api terpanjang di dunia. Terowongan itu berada di negara Swiss dan mulai dioperasikan pada tanggal 1 Juni 2016. Diketahui, panjang dari terowongan Gotthard Base Tunnel itu adalah 57 kilometer (km). Baca juga: SOSOK Vladyslav Zalistovskyi, Pilot Tempur Sejati yang Gugur Membela Ukraina, Berusia 23 Tahun Terowongan itu terletak di bawah kawasan...

Penampakan Gotthard Base Tunnel,Terowongan Kereta Api Terpanjang di Dunia,Panjangnya Capai 57 Km

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Inilah penampakan Dasar Gotthard (Gotthard Base Tunnel/GBT), terowongan kereta api terpanjang di dunia.

Terowongan itu berada di negara Swiss dan mulai dioperasikan pada tanggal 1 Juni 2016.

Diketahui, panjang dari terowongan Gotthard Base Tunnel itu adalah 57 kilometer (km).

Baca juga: SOSOK Vladyslav Zalistovskyi, Pilot Tempur Sejati yang Gugur Membela Ukraina, Berusia 23 Tahun

Terowongan itu terletak di bawah kawasan Saint-Gotthard Massif di Pegunungan Alpen Lepontine di Swiss selatan.

Tidak hanya tercatat sebagai terowongan kereta api terpanjang, Gotthard Base Tunnel (GBT) juga merupakan terwongan kereta api terdalam di dunia. Kedalaman maksimumnya 2.300 meter. 

Terowongan yang merupakan bagian dari proyek New Railway Link Alpen (NRLA) itu membentang dari Erstfeld, di Provinsi (Canton) Uri, ke Bodio, di Provinsi Ticino.

Terowongan tersebut menyediakan jalur kereta api berkecepatan tinggi antara Eropa utara dan selatan, serta membentuk jalur kereta api utama antara Rotterdam di Belanda dan Genoa di Italia.

Terowongan tersebut menggantikan rute kereta api gunung yang lebih lama dengan jalur yang lebih datar dan lebih langsung, yang memungkinkan kereta barang dan penumpang bergerak lebih cepat melalui pegunungan Alpen.

Terowongan itu secara signifikan meningkatkan kapasitas transportasi lokal melalui Alpen Swiss, menyediakan rute yang lebih cepat dan efisien dibandingkan melalui St. Gotthard Pass, Terowongan St. Gotthard yang lama (dibangun tahun 1872–80), atau Terowongan St. Gotthard Road (dibuka tahun 1980).

Terowongan Gotthard yang nyaris tanpa kemiringan memungkin perjalanan kereta yang lebih berbeban berat dan lebih panjang dibandingkan melalui jalur lama dan telah meningkatkan kapasitas kereta barang dari sekitar 180 menjadi sekitar 260 kereta per hari.

Kereta penumpang di Terowowngan Gotthard melaju dengan kecepatan 200 km per jam dan dapat menyelesaikan perjalanan dari Erstfeld ke Bodio hanya dalam 20 menit.

Kereta barang melaju dengan kecepatan minimum 100 km per jam.

Empat hingga enam kereta barang dan hingga dua kereta penumpang melintas tiap jam di dua arah terowongan itu setiap hari.

Baca juga: HEBOH! Ada Ular di Kabin Pesawat AirAsia, Seperti Adegan di Film, Kepala Keamanan: Insiden Langka

Sejarah dan konstruksi

Ide visioner pertama pembangunan Terowongan Gotthard dibuat sketsanya oleh insinyur Carl Eduard Gruner tahun 1947.

Pemerintah Swiss membentuk sebuah komite untuk mengevaluasi berbagai ide terowongan dasar pada tahun 1960-an dan secara resmi merekomendasikan pembangunan terowongan dasar Gotthard tahun 1970.

Tahun 1992, rakyat Swiss menyetujui resolusi pemerintah untuk membangun Swiss Rail Link melalui Pegunungan Alpen, yang menjadi permulaan resmi proyek tersebut.

Selama beberapa tahun setelah, lubang eksplorasi dan penyelidikan lainnya dilakukan untuk menentukan rute terowongan yang paling menguntungkan secara geoteknik. Akhirnya ditetapkan di rute Erstfeld-Bodio.

AlpTransit Gotthard AG, anak perusahaan Swiss Federal Railways, bertanggung jawab atas pembangunan Terowongan Gotthard, yang secara resmi dimulai pada 4 November 1999.

Pembangunan GBT merupakan prestasi luar biasa dalam bidang teknik modern.

Kualitas bebatuan yang tidak dapat diprediksi, ditambah dengan beratnya gunung di atasnya, serta suhu dan kelembapan ekstrem dalam pengunungan (tanpa ventilasi, suhu di dalam sistem pegunungan dapat mencapai 46 derajat Celcius) menimbulkan tantangan serius.

Pembangunan terowongan itu selesai setelah memakan waktu 17 tahun.

Anggaran pembangunannya mencapai 12 miliar dolar AS (12,2 miliar franc Swiss).

Sembilan pekerja meninggal dalam kecelakaan selama konstruksi terowongan tersebut.

IDF Klaim Temukan Mulut Terowongan di Rumah Yahya Sinwar, Diduga Digunakan Para Pejabat Hamas

Setelah menemukan terowongan besar buatan Hamas, kini Israel semakin gencar mencari mulut-mulut terowongan lainnya.

Kali ini mereka mengatakan bahwa menemukan pintu terowongan di rumah pejabat Hamas, Yahya Sinwar.

Mereka menduga bahwa terowongan itu adalah jalan keluar masuk para pejabat Hamas di Gaza.

Baca juga: Inilah Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas di Gaza, Orang Paling Diburu Israel, Berhasil 2 Kali Lolos

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim mereka menemukan jaringan terowongan yang digunakan oleh pejabat senior Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Kota Gaza pada Rabu (20/12/2023).

Sebuah video pendek yang dirilis oleh IDF, diklaim sebagai video yang diambil di rumah Yahya Sinwar, pemimpin Hamas.

Juru bicara militer Israel, Avichai Adraee, menulis di Telegram, jaringan terowongan itu menghubungkan apartemen tersembunyi dan kantor yang dihuni oleh pejabat sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam dan kantor politik Hamas.

Video yang dirilis IDF menunjukkan ruang bawah tanah yang mengarah ke terowongan panjang dan kemudian ke ruangan berisi perabotan.

Dalam video terpisah yang diunggah di akun X @IDF pada Kamis (21/12/2023), menunjukkan rekaman terowongan yang diklaim digunakan oleh para pejabat Hamas.

"Terowongan tersebut digunakan oleh pejabat senior Hamas, termasuk Ismail Haniyeh, Yahya Al-Sinwar dan Muhammad Al-Deif, untuk mengarahkan kegiatan operasional dan untuk melindungi mereka selama pergerakan sehari-hari di pusat kota Kota Gaza," klaim Letnan Kolonel Peter Lerner, juru bicara IDF lainnya.

Baca juga: Inilah Panglima Brigade Al Qassam, Muhammad Sinwar, Diklaim Israel Dalang Pembuatan Terowongan Hamas

Meski demikian, media tidak bisa mengonfirmasi keaslian video IDF secara langsung dan Hamas belum menanggapi klaim terbaru Israel.

Terowongan Terbesar yang Ditemukan IDF

Sebelumnya, IDF juga mengunggah video terowongan terbesar yang mereka temukan di bawah Jalur Gaza sejauh ini.

"Jaringan terowongan terbesar yang bercabang menjadi beberapa cabang ini membentang sejauh lebih dari 400 kilometer dari perlintasa Erez, satu-satunya jalan keluar warga Gaza ke Israel," kata IDF, Minggu (17/12/2023) di akun X @IDF.

Seorang fotografer Agence France-Presse (AFP) yang diizinkan mengunjungi lokasi tersebut mencatat terowongan itu dilengkapi dengan pipa, listrik, ventilasi, saluran pembuangan, jaringan komunikasi, dan rel kereta api.

Sementara itu, Hamas meremehkan pentingnya menemukan terowongan ini.

Pemimpin Hamas di Lebanon, Osama Hamdan, membenarkan publikasi itu namun mengatakan Israel terlambat menemukannya.

Baca juga: BABAK BELUR Kehilangan Dukungan, Israel Bakal Ganti Taktik Perang, Kembalikan Penduduk ke Gaza Utara

"Pendudukan (Israel) datang terlambat, karena misi yang kami inginkan dari terowongan ini telah dilaksanakan dan keluar dengan sukses," katanya di saluran Telegram Brigade Al-Qassam pada Senin (18/12/2023).

Hamas Palestina vs Israel

Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.

Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.

Pengeboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Kamis (21/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.

Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.

Diolah dari berita tayang di Kompas.com

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow