Orangtua Wajib Peka, Simak Tanda-tanda Anak Tertekan Setelah Dimarahi dan Cara Mengatasinya

Tanda-tanda yang mungkin muncul pada anak setelah mereka dimarahi serta memberikan panduan bagi orang tua untuk membantu anak mengelola tekanan.

Nakita.id - Marah merupakan bagian alami dari interaksi orang tua dan anak.

Namun, terlalu sering atau intens marah dapat memberikan dampak negatif pada anak, meningkatkan risiko stres dan tekanan emosional.

Artikel ini akan membahas tanda-tanda yang mungkin muncul pada anak setelah mereka dimarahi serta memberikan panduan bagi orang tua untuk membantu anak mengelola tekanan tersebut.

Tanda-tanda Anak Tertekan Setelah Dimarahi

1. Perubahan Perilaku

- Isolasi diri: Anak mungkin cenderung menjauh dari interaksi sosial dan menghabiskan waktu sendirian.

- Agresi: Beberapa anak mengalihkan ketegangan dengan perilaku agresif terhadap teman sebaya atau saudara.

2. Perubahan Pola Makan dan Tidur

- Hilangnya nafsu makan atau peningkatan nafsu makan: Stres dapat mempengaruhi pola makan anak.

- Gangguan tidur: Anak mungkin sulit tidur atau mengalami mimpi buruk.

3. Menunjukkan Rasa Takut atau Gelisah

- Rasa takut terhadap marah: Anak mungkin menjadi lebih cemas atau takut ketika merasa mereka melakukan kesalahan.

- Gelisah atau gugup: Perasaan stres dapat muncul sebagai kegelisahan atau kekhawatiran berlebihan.

4. Pertumbuhan Menurun dalam Prestasi Akademis

- Kesulitan berkonsentrasi: Stres dapat mengganggu kemampuan anak untuk fokus dan belajar.

- Penurunan prestasi: Anak mungkin menunjukkan penurunan prestasi akademis sebagai respons terhadap tekanan yang mereka alami.

 Baca Juga: Ahli Ungkap Sebaiknya Tak Melarang Anak Untuk Menangis, Bisa Buat Anak Tertekan Hingga Stres  

5. Ekspresi Fisik dari Emosi

- Perubahan ekspresi wajah: Anak mungkin tampak lebih murung atau lelah.

- Keluhan fisik: Sakit kepala, sakit perut, atau keluhan fisik lainnya dapat menjadi tanda stres emosional.

Panduan Orang Tua untuk Membantu Anak yang Tertekan Setelah Dimarahi

1. Komunikasi Terbuka

- Mendengarkan dengan Empati: Berikan anak kesempatan untuk berbicara tentang perasaan mereka tanpa interupsi. Dengarkan dengan penuh perhatian dan empati.

- Jelaskan dengan Lembut: Jelaskan alasan di balik marah Anda tanpa menyalahkan anak. Pilih kata-kata dengan hati-hati agar anak memahami bahwa Anda peduli dan ingin membantu mereka.

2. Pendidikan Emosional

- Ajarkan Strategi Pengelolaan Emosi: Bantu anak mengenali dan mengelola emosi mereka dengan memberikan strategi seperti bernapas dalam, berbicara tentang perasaan, atau mencari aktivitas relaksasi.

- Modelkan Respons yang Sehat: Menunjukkan cara yang positif untuk merespons frustrasi atau kesalahan dapat memberikan contoh yang kuat untuk anak.

3. Buat Lingkungan yang Mendukung

- Memberikan Kepastian: Anak merespons positif terhadap lingkungan yang terstruktur dan dapat diandalkan. Berikan jadwal dan batasan yang jelas.

- Pujian dan Penghargaan: Berikan pujian ketika anak menunjukkan perilaku yang diinginkan. Ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi tekanan.

4. Pertimbangkan Konseling

Jika Diperlukan, Konsultasikan dengan Profesional: Jika tanda-tanda tekanan emosional tetap atau memburuk, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang profesional seperti psikolog anak atau konselor.

5. Pahami Diri Sendiri

- Evaluasi Respon: Evaluasi cara Moms merespon perilaku anak. Apakah ada cara yang lebih efektif untuk mengelola ketegangan tanpa menimbulkan stres pada anak?

- Berikan Maaf: Jika perlu, minta maaf kepada anak Anda jika Anda merasa tanggapan Anda terlalu keras atau tidak sesuai.

 Baca Juga: Wajib Tahu Cara Mencegah Karies Gigi pada Anak, Mudah Banget Dilakukan  

6. Bangun Hubungan yang Kuat

Waktu Kualitas Bersama: Sediakan waktu untuk kegiatan bersama yang menyenangkan dan bermakna. Ini memperkuat hubungan dan memberikan kesempatan untuk membangun kenangan positif.

Mengatasi tanda-tanda tekanan pada anak setelah dimarahi membutuhkan perhatian dan kepedulian dari orang tua.

Dengan mendengarkan dengan empati, memberikan dukungan, dan mengajarkan keterampilan pengelolaan emosi, orang tua dapat membantu anak mengatasi stres dan membangun fondasi emosional yang sehat.

Ingatlah bahwa setiap anak unik, dan pendekatan yang tepat untuk satu anak mungkin tidak sama untuk yang lain.

Baca Juga: Orangtua Wajib Tahu, Tips Mengatasi Anak Gagap Saat Bicara

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow