Informasi Terpercaya Masa Kini

IOC Klarifikasi Isu Gender Petinju Aljazair Imane Khelif di Olimpiade Paris 2024

0 5

PARIS, KOMPAS.TV – Komite Olimpiade Internasional (IOC) akhirnya angkat bicara terkait kontroversi yang melibatkan petinju putri Aljazair, Imane Khelif, di Olimpiade Paris 2024.

Kontroversi mencuat setelah beredarnya spekulasi mengenai status gender Khelif, usai petinju putri Italia, Angela Carini, memutuskan menghentikan pertandingan setelah 46 detik.

Pertandingan tersebut menjadi sorotan ketika Carini, yang sempat bertarung dengan Khelif, mengeklaim bahwa ia “belum pernah dipukul sekeras itu” oleh petinju putri sepanjang kariernya.

Pernyataan tersebut memicu dugaan Khelif mungkin merupakan seorang transgender atau tidak terlahir sebagai wanita secara biologis.

Menanggapi spekulasi yang berkembang, IOC melalui pernyataan resmi pada Jumat (2/8/2024), menegaskan bahwa informasi yang beredar tentang Khelif adalah salah dan menyesatkan.

“Kami telah melihat adanya laporan informasi yang menyesatkan tentang dua atlet putri yang berkompetisi di Olimpiade Paris 2024. Kedua atlet tersebut telah berkompetisi dalam kompetisi tinju internasional selama bertahun-tahun dalam kategori wanita, termasuk Olimpiade Tokyo 2020, Kejuaraan Dunia Asosiasi Tinju Internasional (IBA), dan turnamen yang disetujui IBA,” kata IOC, dikutip dari laman resminya.

IOC juga menjelaskan semua atlet yang berpartisipasi dalam turnamen tinju Olimpiade Paris 2024 telah mematuhi peraturan kelayakan dan pendaftaran kompetisi, serta semua peraturan medis yang berlaku.

Aturan tersebut ditetapkan oleh Unit Tinju Paris 2024 (PBU) dan berlaku sejak periode kualifikasi di berbagai turnamen internasional, termasuk Pesta Olahraga Eropa 2023, Pesta Olahraga Asia, hingga Pesta Olahraga Pan Amerika.

PBU diketahui menggunakan aturan tinju yang diterapkan pada Olimpiade Tokyo 2020 sebagai dasar untuk menyusun peraturan untuk Paris 2024.

Langkah ini diambil guna meminimalkan dampak pada persiapan atlet dan menjamin konsistensi antar-Olimpiade.

Baca Juga: Cerita Angela Carini Mundur di Olimpiade 2024 Saat Lawan Petinju yang Tak Lolos Uji Kelayakan Gender

Aturan yang digunakan di Tokyo 2020 merupakan hasil dari peraturan pasca-Rio 2016. Peraturan tersebut diterapkan sebelum Federasi Tinju Internasional (IBA) ditangguhkan oleh IOC pada 2019 dan akhirnya pencabutan pengakuan pada 2023.

Imane Khelif dan petinju asal Taiwan, Lin Yu-ting, yang dijadwalkan bertanding di babak semifinal kelas 57 kg, sempat didiskualifikasi dari kejuaraan dunia 2023 di New Delhi yang diselenggarakan oleh IBA.

Namun, Khelif dan Lin dinyatakan memenuhi syarat untuk bertinju di kompetisi putri Olimpiade Paris 2024.

IOC mengecam tindakan diskriminatif yang dialami oleh Khelif dan Lin, dan menyatakan agresi terhadap kedua atlet tersebut sepenuhnya didasarkan pada keputusan sewenang-wenang yang diambil tanpa prosedur yang tepat.

IOC pun menegaskan, kedua atlet tersebut telah berkompetisi di level tertinggi selama bertahun-tahun dan aturan kelayakan tidak boleh diubah secara tiba-tiba selama kompetisi berlangsung.

“Aturan kelayakan tidak boleh diubah selama kompetisi berlangsung dan setiap perubahan aturan harus mengikuti proses yang sesuai dan harus didasarkan pada bukti ilmiah,” tegas IOC dalam pernyataannya.

IOC juga mengajak semua pihak untuk mengedepankan informasi yang akurat dan menghormati hak-hak atlet sesuai dengan regulasi yang berlaku, serta memastikan bahwa semua keputusan didasarkan pada tata kelola yang baik dan proses yang adil. 

Baca Juga: Heboh Atlet Korea Utara dan Korea Selatan Selfie Bareng di Olimpiade 2024

Leave a comment