Cerita Hashimoto, Sempat Tidak Percaya Diri Sebelum Raih Emas Untuk Jepang pada Olimpiade 2024
KOMPAS.com – Peraih medali emas asal Jepang, Daiki Hashimoto, menceritakan pengalamannya selama bertanding dalam cabang olahraga senam beregu Olimpiade Paris 2024.
Hashimoto mengaku sempat meragukan dirinya dapat tampil di ajang Olimpiade mengingat cedera jari yang dialaminya belum pulih saat bergabung dengan tim pada pelatihan jelang Olimpiade.
Akibat cedera itu juga, Hashimoto bahkan menarik diri dari NHK Trophy, turnamen besar olahraga senam di Jepang, pada bulan Mei lalu.
“Sejujurnya, saya mulai kehilangan rasa percaya diri,” kata Hashimoto, dikutip dari CNA, Selasa (30/7/2024).
“Saat pemusatan pelatihan berakhir, saya masih belum bisa membayangkan saya akan memenangkan medali emas,” sambungnya.
Baca juga: Hasil Panahan Olimpiade 2024: Perjuangan Syifa Nurafifah Terhenti di Ronde Pertama
Di Olimpiade 2024, dia sempat merasa menjadi beban bagi tim kala mendarat dengan tangan dan kakinya saat berlaga di Bercy Arena, Paris.
“Saya menjadi beban bagi tim dan itu terasa sangat berat,” ujar Hashimoto.
Di babak kualifikasi, Jepang yang mengincar posisi puncak harus puas berada di peringkat kedua setelah China.
Memiliki tekad yang kuat dan dorongan dari rekan-rekan setimnya membuat Hashimoto menolak menyerah.
“Setiap kali saya membuka pintu tempat latihan, mereka semua membicarakan tentang keinginan mereka untuk memenangkan medali emas,” ucap Hashimoto.
Baca juga: Hasil Badminton Olimpiade 2024, Fajar/Rian Dibekuk Wakil India Dua Gim Langsung
“Melihat itu, saya benar-benar merasakan dari lubuk hati bahwa saya ingin berjuang untuk tim ini,” lanjutnya.
Dalam pertandingan melawan China, Hashimoto kembali kehilangan kepercayaan diri usai terjatuh dan mendapat skor rendah pada pertengahan laga.
“Saat terjatuh, saya berpikir, ‘Oh tidak, kami akan kehilangan emas lagi gara-gara saya’,” tutur Hashimoto.
“Namun saat saya selesai, (rekan setimnya, Takaaki) Sugino dan (Kazuma) Kaya berkata kepada saya, ‘Jangan menyerah, kita masih bisa melakukannya’,” ungkapnya.
Kala itu, China hampir dipastikan meraih emas karena Jepang tertinggal lebih dari tiga poin. Kemenangan tim Negara Sakura itu hanya bisa terjadi bila Hashimoto dan timnya tidak melakukan kesalahan, dan sebaliknya, atlet China melakukan kesalahan besar.
Baca juga: Jens Raven Bersinar di Piala AFF U19, Merasa Terhormat jika Dipanggil STY
Namun hal terakhirlah yang terjadi, dua atlet China, Xiao Ruoteng dan Su Weide melakukan kesalahan fatal yang membuat timnya meraih poin rendah.
Di sisi lain, Hashimoto tampil solid dengan skor 14.566 sehingga total poin timnya menjadi 259.594.
“Saya sangat gembira. Ini berbeda dengan medali perorangan,” beber Hashimoto.
“Semua orang berpelukan seperti orang gila, lalu berpelukan lagi meskipun kami baru saja berpelukan. Saya merasa medali ini semakin mempererat ikatan kami yang kuat,” pungkasnya.