Informasi Terpercaya Masa Kini

Setoran Cukai Lesu, Sri Mulyani: Banyak Pemain Rokok Turun Golongan

0 18

JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, setoran negara yang berasal dari kepabeanan dan cukai turun hingga semester I-2024. Penurunan ini utamanya dipicu oleh kontraksi penerimaan cukai.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp 134,2 triliun hingga akhir Juni 2024. Nilai ini turun 0,9 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 135,4 triliun.

“Penerimaan dari bea dan cukai dalam hal ini relatif masih sama dengan tahun lalu, sehingga kalau kita lihat dari levelnya tidak terjadi perubahan,” kata dia, dalam Rapat Kerja Badan Anggaran DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (8/7/2024).

Baca juga: Waspada Penipuan Mengatasnamakan Bea Cukai, Kenali Modusnya

Secara lebih rinci, setoran yang berasal dari cukai realisasinya mencapai Rp 101,8 triliun. Sri Mulyani bilang, nilai realisasi itu turun 3,9 persen dari tahun lalu sebesar Rp 105,9 triliun.

Bendahara negara menjelaskan, produksi hasil tembakau, yang merupakan kontributor utama cukai, sebenarnya tetap tumbuh. Namun demikian, terjadi fenomena downtrading, di mana produksi rokok lebih banyak dihasilkan oleh pelaku usaha golongan III, yang memiliki tarif cukai lebih rendah, dibanding pelaku usaha golongan I, yang memiliki tarif cukai paling tinggi.

“Penurunan dari penerimaan cukai kami telusuri lebih karena juga banyak pemain dari rokok turun ke kelompok III yang tarif cukainya lebih rendah,” kata Sri Mulyani.

Kemudian, setoran yang berasal dari bea masuk realisasinya mencapai Rp 24,3 triliun. Ini naik tipis 0,3 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 24,2 triliun.

“Ini karena nilai dollar AS yang naik sehingga penerimaan kita dalam bentuk rupiah relatif lebih baik,” kata Sri Mulyani.

“Meskipun nilai impornya dari komoditas, gas, kendaraan dan suku cadangnya sebenarnya mengalami penuruan,” sambungnya.

Terakhir, realisasi penerimaan yang berasal dari bea keluar nilainya sebesar Rp 8,1 triliun. Nilai ini melonjak 52,6 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan itu dipengaruhi oleh bea keluar mineral yang tumbuh 10 kali lipat dari tahun sebelumnya dampak implementasi kebijakan relaksasi mineral. Di sisi lain, bea keluar produksi sawit turun.

Sebagai informasi, sampai dengan akhir tahun 2024, setoran kepabeanan dan cukai diproyeksi mencapai Rp 296,5 triliun. Nilai ini setara 92,4 persen dari pagu anggaran yang ditetapkan, Rp 321 triliun. Nilai proyeksi itu lebih tinggi 3,5 persen dari realisasi sepanjang tahun lalu sebesar Rp 286 triliun.

Baca juga: Minuman Berpemanis Kena Cukai, Kemenperin: Industri Kecil Akan Terdampak

Leave a comment