Nilai Tukar Rupiah Jebol ke Rp16.220, Ekonom Soroti Ancaman yang Bakal Datang

Nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah ke level Rp16.220 pada Rabu (17/4/2024) pukul 15.44 WIB.

Nilai Tukar Rupiah Jebol ke Rp16.220, Ekonom Soroti Ancaman yang Bakal Datang

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom menilai kondisi tren pelemahan signifikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang menembus Rp16.000 memberikan ancaman pada bulan-bulan yang akan datang. Penurunan nilai tukar ini juga akan berdampak pada menipisnya cadangan devisa (cadev).

Berdasarkan data Bloomberg pada hari ini, Rabu (17/4/2024) pada puku 15.55 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah ke level Rp16.220. 

Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai pelemahan yang terjadi akibat berbagai faktor global tersebut pun berpotensi berlanjut. 

Baca Juga : Nilai Tukar Rupiah Sempat Jatuh ke Rp16.214, Bandingkan dengan Ringgit Malaysia Hingga Rupee India

“Devisa menipis salah satunya jadi tantangan. Tantangan yang lebih serius adalah kemungkinan spekulasi [ambil untung] dari pelaku besar,” cuitnya dikutip dari laman X @AwalilRizky, Rabu (17/4/2024). 

Pasalnya, cadangan devisa Indonesia hingga akhir Maret 2024 tercatat senilai US$140,4 miliar, menyusut dari Februari 2024 di posisi US$144 miliar. 

Baca Juga : : Intip Kinerja BRI, Bank Mandiri, BCA, dan BNI pada Awal 2024

Ancaman lainnya, yakni Indonesia dihadapi oleh arus balik modal mendadak (sudden reversal) karena faktor global dan country risk Indonesia yang bisa meningkat.

Faktor geopolitik dari konflik Iran dan Israel pun termasuk yang membuat tantangan makin berat.

Baca Juga : : Tabungan Hingga Deposito Alami Pasang Surut, Pengamat: Keseimbangan Muncul pada Mei Mendatang

Awalil melihat dengan intervensi Bank Indonesia (BI) di pasar untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, membuka peluang penguatan rupiah pada beberapa pekan ke depan. Dirinya juga melihat Indonesia akan mampu bertahan terhadap kondisi ini. 

“Berbagai indikator fundamental masih memberi isyarat ketahanan eksternal Indonesia masih mungkin bertahan. Justru faktor politik dalam negeri [country risk] yang belum bisa diprakirakan,” tutupnya. 

Dalam paparannya, nilai tukar ini juga tercatat menjadi yang paling lemah bahkan membandingkan dengan krisis moneter 1998, yang saat itu mencapai Rp14.950 per dolar AS. 

Bukan hanya rupiah, namun mata uang lainnya juga terpantau melemah dengan indeks dolar AS menguat 0,02% ke 106,27. 

Adapun, BI menyatakan telah menyiapkan sejumlah intervensi seperti meningkatkan daya tarik aset rupiah hingga koordinasi dengan stakeholder terkait.

"BI akan meningkatkan daya tarik aset rupiah untuk mendorong capital inflow, seperti melalui daya tarik SRBI [Sekuritas Rupiah Bank Indonesia], dan hedging cost,” kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Edi Susianto kepada Bisnis, Selasa (16/4/2024).

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow