Sempat Ditertawakan, Muhammadiyah Kini Punya 167 Perguruan Tinggi
KOMPAS.com – Organisasi Muhammadiyah melewati perjalanan panjang hingga akhirnya memiliki 167 Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA).
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Irwan Akib mengatakan, dalam perjalanan membangun perguruan tinggi, Muhammadiyah sempat ditertawakan oleh beberapa pihak.
Hal itu terjadi sekitar tahun 1920 saat pendiri Muhammadiyah yakni KH Ahmad Dahlan dalam forum rapat tahunan.
“Itu diucapkan pada 1920, dan tidak ada yang percaya. Karena dianggap belum masuk akal pada tahun 1920 mau membikin universitas yang megah, Muhammadiyah belum punya dokter dan apa-apa,” kata Irwan dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, Jumat (13/9/2024).
Baca juga: Unik, Kampus Muhammadiyah Ini Bisa Bayar UKT Pakai Hasil Bumi
Namun dari ide KH Ahmad Dahlan itu, kini Muhammadiyah berhasil membangun 167 PTMA dan memberikan banyak manfaat bagi semua orang.
Menurut Irwan, jejak sejarah tersebut menunjukkan betapa jauhnya pemikiran dan pandangan para pendahulu Muhammadiyah.
Baca juga: Tambah UMJ, Kini Muhammadiyah Punya 10 Kampus Berakreditasi Unggul
Pandangan-pandangan maju itu terinspirasi dari pendidikan yang disampaikan oleh Kiai Ahmad Dahlan, di mana semua berlandaskan pada ajaran-ajaran dalam Al Quran.
“Kiai Dahlan itu tidak ingin muridnya hanya belajar dan menghafal Al Quran, tetapi juga ingin muridnya mengamalkan Al Quran,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Irwan berharap mahasiswa baru PTMA bisa mengambil semangat yang dimiliki oleh para pendahulu Muhammadiyah.
Baca juga: 2 Universitas Milik Muhammadiyah Masuk Daftar Kampus Terbaik Dunia
Termasuk adanya Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) di PTMA, lanjut Irwan, merupakan usaha Muhammadiyah untuk menyambung estafet dakwah Persyarikatan Muhammadiyah yang juga memiliki rumah sakit.
“Saat ini Indonesia juga mengalami ketidakseimbangan jumlah dokter dengan masyarakat. Oleh karena itu, adanya FKIK di Muhammadiyah diharapkan memberi dampak pada penambahan jumlah dokter di Indonesia,” ucap Irwan.