Nathan Tjoe-A-On Bicara Soal Star Syndrome di Kalangan Pemain Timnas Indonesia
Bisnis.com, JAKARTA – Gelandang Timnas Indonesia Nathan Tjoe-A-On mengungkapkan kiatnya melawan star syndrome yang berpotensi terjadi seiring popularitasnya yang terus menanjak.
Nathan Tjoe-A-On telah bertransformasi dari sosok yang relatif kurang dikenal di sepak bola Indonesia menjadi salah satu nama yang paling banyak dibicarakan hanya dalam kurun waktu satu tahun.
Hal ini tak lain karena pemain serbabisa ini tampil menonjol bersama Timnas Indonesia. Nathan lahir di Belanda dengan keturunan Indonesia yang berasal dari kakek dari ibunya.
Baca Juga : PSSI: Nasib Maarten Paes di Timnas Indonesia Ditentukan 18 Agustus
Peningkatan popularitas Nathan bertepatan dengan kebangkitan Timnas Indonesia.
Peran pemain berusia 22 tahun dalam kesuksesan Tim Garuda tidak bisa dikesampingkan begitu saja.
Baca Juga : : Timnas Indonesia dan Australia Berebut Matthew Baker, Begini Sikap Tegas PSSI
Sejak menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada Maret lalu, Tjoe-A-On langsung dipercaya masuk Skuad Timnas Indonesia di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 zona Asia.
Dia mencatat debut internasional saat Indonesia menang 1-0 atas Vietnam di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Baca Juga : : Tampil Cemerlang di Piala AFF U-19, Jens Raven Dambakan Panggilan Timnas Indonesia
Performa impresif Nathan mendapat banyak apresiasi dari banyak kalangan, para penggemar dan tak terkecuali pelatihnya sendiri, Shin Tae-yong.
Shin juga memercayai Nathan untuk ikut di ajang Piala Asia AFC U-23 pada April lalu. Dia menjadi bagian dari skuad Garuda yang sukses menembus semifinal sebagai tim debutan.
Karena popularitas yang meningkat pesat secara instan itu, Nathan berisiko dihinggapi star syndrome.
Star syndrome adalah momok bagi banyak pesepak bola muda di seluruh dunia, tak terkecuali para bintang muda Indonesia.
Hanya yang memiliki mentalitas baja yang bisa menghadapi dukungan sekaligus tekanan yang dihadirkan para penggemar.
Nathan tahu betul betapa pentingnya memiliki sikap yang benar dalam hal ini agar tidak mengalami kejatuhan.
“Ketika Anda tampil bagus bersama tim nasional, orang-orang memunculkan ekspektasi, tapi kami harus tetap fokus, tidak boleh terpengaruh dengan apa yang ada di media dan sebagainya,” kata Nathan Tjoe-A-On dalam wawancara di laman FIFA.
Di Timnas Indonesia, lanjut Nathan, suasana yang dibangun oleh pemain sangat positif.
Pemain Swansea City itu pun membagikan kiat-kiat agar para pemain Tim Merah Putih tak cepat merasa puas atau dihinggapi star syndrome.
“Kami tahu ke mana tujuan kami, kami tahu apa yang bisa kami lakukan dan kami percaya pada diri kami sendiri. Kami berbicara satu sama lain untuk menciptakan suasana terbaik dalam tim yang membuat semua orang merasa nyaman dan semua orang saling percaya dan ingin berjuang untuk satu sama lain. Saya pikir itulah cara kami mengelola situasi ini dan itulah mengapa kami bisa tampil sebaik mungkin sebagai sebuah tim dan sebagai pemain. Karena jika Anda merasa percaya diri dengan situasi tersebut, maka Anda akan bisa menampilkan performa terbaik,” ucap Nathan.
Perjalanan Nathan masih terbilang di tahap awal, namun pengaruhnya terhadap sepak bola Indonesia sudah tidak terbantahkan lagi.
Nathan siap menjadi salah satu bagian dari pemimpin generasi ini dan yang akan datang untuk mencatat sejarah baru bersama Timnas Indonesia.
“Tentu saja, [tujuan kami] adalah mencapai Piala Dunia bersama Timnas Indonesia, mencetak lebih banyak sejarah bersama tim nasional dan apa yang telah kami lakukan merupakan perasaan yang luar biasa,” ucapnya.
Lebih dari itu, secara pribadi Nathan ingin terus berkembang dan mengetahui sampai sejauh mana level yang bisa dia capai.
“Saya pikir saya berkembang dengan baik di tim nasional, juga waktunya menunjukkan hal ini di klub, berkembang di sana dan untuk menjadikan diri saya pemain terbaik dari yang bisa saya lakukan,” ucap dia.