Modal Rp80 Ribu,Pedagang Kecil Jadi Miliarder Tasikmalaya,Jabar,Punya 1000 Armada Bus PO Budiman

- Bermodalkan uang celengan senilai Rp80 ribu, pedagang kecil asal Tasikmalaya, Jawa Barat ini sukses menjadi miliarder hingga memiliki ribuan armada bus PO (Perusahaan Otobus) Budiman. Kini, namanya pun malang melintang dikenal sebagai 'Raja Bus Jalur Selatan Jawa'. Pria ini menyediakan layanan jasa layanan transportasi massal berupa bus untuk jalur selatan Jawa. Medan jalanan yang sulit tak membuat pria tersebut patah arang...

Modal Rp80 Ribu,Pedagang Kecil Jadi Miliarder Tasikmalaya,Jabar,Punya 1000 Armada Bus PO Budiman

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Bermodalkan uang celengan senilai Rp80 ribu, pedagang kecil asal Tasikmalaya, Jawa Barat ini sukses menjadi miliarder hingga memiliki ribuan armada bus PO (Perusahaan Otobus) Budiman.

Kini, namanya pun malang melintang dikenal sebagai 'Raja Bus Jalur Selatan Jawa'.

Pria ini menyediakan layanan jasa layanan transportasi massal berupa bus untuk jalur selatan Jawa. 

Medan jalanan yang sulit tak membuat pria tersebut patah arang menyediakan layanan transportasi di jalur selatan Jawa.

Kini, pria tersebut meraup cuan fantastis dari bisnis armada bus yang dirintisnya dari nol hingga memiliki seribu bus yang masih aktif hingga kini.

Lantas, siapakah sosok pria yang dimaksud? Bagaimana perjalanan kariernya?

Baca juga: Kisah Sukses Tukang Ojek Payung Jadi Sultan Priok Jakarta, Harta Rp227 M: Bisnis Angkutan BBM

Dia adalah Saleh Budiman, crazy rich asal Tasikmalaya, Jawa Barat pemilik armada bus PO Budiman.

Diketahui, PO Budiman disebut-sebut sebagai armada bus terbesar di antara sejumlah PO bus yang ada di Indonesia.

Sebelum menjadi PO bus besar seperti sekarang, ternyata ada perjalanan panjang dari pendiri PO Budiman yang sangat menginspirasi.

Seperti kita tahu, pendiri dari PO bus yang dijuluki Raja Jalur Selatan ini adalah Saleh Budiman.

Perusahaan otobus ini berasal dari Kota Tasikmalaya, Jawa Barat yang mulai berdiri pada tahun 1992.

Baca juga: Perjuangan Anak Kuli Bangunan Kini Jadi Pedangdut, Punya Bisnis Kopi: Dulu Rumahnya Tak Punya WC

Sebelum merintis usaha bus, Saleh pada awalnya berprofesi sebagai pedagang kecil di tanah kelahirannya.

Namun, ia memiliki mimpi sejak kecil untuk menjadi seorang yang kaya raya tetapi tetap dalam kehidupan sederhana.

Untuk mewujudkan mimpinya itu, Saleh pun membuat kas atau celengan dari kayu yang diisinya dengan uang Rp100 setiap harinya.

Celengen yang diisinya setiap hari dengan Rp100 tersebut akhrinya dibongkar ketika sudah mencapai Rp80 ribu.

Bermodalkan uang hasil celengan tersebut, Saleh pun membeli mobil bekas dengan cara bengkongsi dengan pengusaha dari Banjar dan Bandung.

Usahanya semakin maju pada saat itu meski belum terjun ke dunia bus, di mana ia memiliki tiga mobil truk.

Baca juga: 7 Ide Bisnis Sampingan yang Cocok untuk Anak Kos, Cuan Jutaan Meski Tanpa Modal: Begini Strateginya!

Barulah pada tahun 1992, ia pun mengubah usahanya ke dunia otobus dengan nama belakangnya Budiman.

Pada tahun itu, Saleh melihat pasar transportasi darat memiliki potensi yang sangat besar dan ada market pasar yang dituju.

Sehingga, perusahaan otobus miliknya menjadi bus yang melayani perjalanan antarkota antarprovinsi atau AKAP.

PO Budiman yang didirikannya cukup sukses, pelayanan dan fasilitas yang diberikan menjadikannya idola baru warga Tasik untuk bepergian ke sejumlah daerah.

Di awal merintis PO Budiman, pria yang telah meninggal pada tahun 2018 ini hanya memiliki empat bus saja.

Namun, kini PO Budiman telah memiliki armada bus yang sangat banyak mencapai kurang lebih 1000 unit.

Dalam perjalannya, banyak bus yang menjadi saingan mereka terutama untuk jalur selatan Jawa Barat.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu bus besutan Saleh mampu menggeser para pesaingnya tersebut.

Kini, PO bus yang menjadi pesaingnya yang masih eksis untuk trayek jalur selatan adalah Primajasa.

Sebelum meninggal, pada tahun 2017 PO Budiman pun diteruskan oleh anaknya bernama Dede Sudrajat.

Di tahun tersebut, Saleh sudah berusia 87 tahun dan tak mungkin lagi untuk mengurus perusahaannya.

Akhirnya, sang pendiri PO Budiman pun meninggal pada tahun 2018 di usianya yang ke 88 tahun.

Kisah hidup pria tersebut menjadi inspirasi pebisnis muda di Indonesia.

(TribunNewsmaker.com/Dika Pradana)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow