"Mirip" Anies, Ahok Juga Kritik Proyek IKN Kebanggaan Jokowi

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok lansung tancap gas mengkritik IKN Jokowi setelah memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Komisaris Utama Pertamina.

"Mirip" Anies, Ahok Juga Kritik Proyek IKN Kebanggaan Jokowi

Bisnis.com, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok lansung tancap gas mengkritik IKN Jokowi setelah memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Komisaris Utama Pertamina. 

Kritikan tersebut diucapkan Ahok dalam sebuah acara yang videonya viral di media sosial.

Kepada seorang ibu yang memilih mendukung Prabowo-Gibran, Ahok mengatakam bahwa sebaiknya masyarakat memiliki Presiden yang terbukti bisa kerja.

Baca Juga : Bonusnya Sampai Rp370 Miliar, Segini Harta Kekayaan Ahok 5 Tahun Terakhir

Ahok juga meminta hadirin yang datang dalam acara tersebut untuk memilih presiden yang sehat dan tidak emosional.

"Tapi persoalan pilih presiden, kita tidak mau pilih orang yang sudah tidak sehat. Kita tidak mau pilih orang yang emosional. Kita tidak mau pilih orang yang tidak terbukti bisa kerja," kata Ahok.

Baca Juga : : Soal Pengganti Ahok Jadi Komut Pertamina, Ini Kata Wamen BUMN

Selain menyentil Prabowo, Ahok juga menyeret Presiden RI, Jokowi dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. Ahok bertanya tentang kinerja Gibran selama dua tahun menjadi Wali Kota Solo. 

Namun yang tak kalah menarik, Ahok bahkan menyenggol IKN yang merupakan salah satu proyek besar Jokowi.

Baca Juga : : Ahok Ungkap Sosok Ini Penjarakan Dirinya, Siapa Dalangnya?

Menurut Ahok, Jokowi sudah melenceng jauh dari cita-cita Soekarno. Menurutnya, Soekarno ingin ibu kota baru dibangun di Kalimantan Tengah, bukan Kalimantan Timur seperti sekarang.

"(Soal) pindah ibu kota, Soekarno maunya Kalimantan Tengah. Tahu nggak, setiap jengkal tanah yang mau dibangun bayar orang orang itu siapa, geng-geng semua," kata Ahok.

Kritik yang dilontarkan Ahok tersebut mengingatkan kita pada pendapat Capres nomor urut 1, Anies Baswedan.

Alih-alih sepakat pada IKN, Anies memiliki programnya sendiri yakni pengembangan desa dan membuat kota kecil menjadi menengah dan kota menengah menjadi kota besar di Indonesia agar tak terlalu ada kesenjangan.

“Yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah pemerataan pertumbuhan, dimana pembangunan dilakukan tidak hanya di satu lokasi, tapi di banyak lokasi. Jangan sampai kita membangun hanya di satu lokasi, malah menimbulkan ketimpangan baru,” ujarnya.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow