Mengenal Perawatan CPAP Bayi yang Perlu Bunda ketahui

CPAP adalah perawatan untuk bayi prematur atau bayi dengan masalah pernapasan. Simak penjelasan lebih dalam mengenai terapinya untuk merawat bayi di rumah.

Mengenal Perawatan CPAP Bayi yang Perlu Bunda ketahui

CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) merupakan metode perawatan yang umum digunakan pada bayi prematur, atau bayi dengan masalah pernapasan lainnya. Metode ini membantu menjaga saluran napas bayi tetap terbuka dan mencegah kolaps selama pernapasan, memungkinkan udara masuk dan keluar dari paru-paru dengan lebih efektif.

CPAP biasanya diberikan melalui tabung atau pipa kecil yang melekat pada hidung atau mulut bayi. Cara kerjanya dengan mengirimkan aliran tekanan udara positif secara terus-menerus, untuk membantu mengembangkan paru-paru dan mencegah saluran napas dari penyempitan.

Bayi yang memerlukan CPAP memiliki berbagai kondisi yang memengaruhi pernapasan mereka, termasuk sindrom gangguan pernapasan bayi baru lahir atau dikenal Respiratory Distress Syndrome (RDS), sindrom aspirasi mekonium, atau penurunan tonus otot.

Walau terapi ini umumnya aman dan efektif, penggunaannya membutuhkan pemantauan yang intensif oleh tenaga medis terlatih untuk memastikan bayi mendapatkan tekanan udara yang sesuai dan memonitor respons mereka terhadap perawatan ini.

Apa itu CPAP bayi?

Tekanan saluran napas positif berkelanjutan (CPAP) merupakan salah satu bentuk perawatan yang membantu menjaga saluran napas terbuka, dan mempertahankan tekanan positif di dalam saluran napas selama fase inspirasi dan ekspirasi. Hal ini sangat berguna untuk bayi yang mengalami kesulitan bernapas atau memiliki kondisi pernapasan yang memerlukan dukungan tambahan.

Baca Juga : Sleep Apnea pada Bayi: Ciri-ciri, Penyebab, Gejala, Bahaya & Cara Mengatasinya

Dengan menyediakan tekanan udara yang stabil, CPAP membantu mencegah kolapsnya saluran napas, meningkatkan ventilasi paru-paru dan mengurangi pekerjaan pernapasan pada bayi yang membutuhkan bantuan ekstra dalam bernapas. Teknik ini dapat digunakan pada bayi prematur dan bayi yang lahir dengan kondisi pernapasan yang tidak normal.

Kenapa perlu CPAP bayi?

CPAP digunakan untuk memberikan dukungan pernapasan tambahan kepada bayi prematur atau bayi dengan masalah pernapasan lainnya. Salah satunya bagi bayi yang mengalami obstruktif sleep apnea (OSA).

OSA merupakan kondisi medis yang menyebabkan kesulitan bernapas saat tidur, yang disebabkan oleh penyumbatan sebagian atau seluruh saluran napas bagian atas. Gejalanya meliputi mendengkur, napas terhenti atau kesulitan bernapas, tidur gelisah, dan kelelahan di siang hari.

OSA dapat berdampak pada kesehatan dan perkembangan bayi dan dapat menyebabkan masalah pertumbuhan, pembelajaran, atau perilaku. Ini adalah kondisi yang serius yang memerlukan perhatian medis untuk mendiagnosis dan mengelola dengan baik untuk meminimalkan risiko komplikasi yang mungkin timbul.

Seperti apa cara kerja CPAP bayi?

Penggunaan CPAP pada bayi bisa dilakukan melalui beberapa metode, termasuk Nasal kanul (cabang hidung), kanula nasofaring tunggal, atau masker hidung lembut yang terhubung ke selang panjang. Namun di antara semua metode tersebut, banyak dokter memilih penggunaan binasal prongs pendek karena dianggap lebih sederhana dan memiliki risiko iritasi kulit yang lebih rendah.

Di sisi lain, peneliti juga telah menjajaki penggunaan helm untuk memberikan CPAP kepada bayi dan hasilnya menjanjikan. Sebuah penelitian kecil menemukan bahwa penggunaan helm CPAP pada bayi lebih nyaman dan memiliki risiko kebocoran serta luka kulit yang lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan masker CPAP tradisional.

Hal ini memberikan pilihan yang menarik bagi pengembangan teknik CPAP yang lebih efektif dan nyaman bagi bayi.

Seberapa lama CPAP bayi perlu digunakan?

Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan oleh dokter untuk menentukan berapa lama bayi membutuhkan CPAP. Diawali dengan mereka mempertimbangkan usia kronologis bayi, yang mengacu pada usia berdasarkan hari kelahirannya, serta usia koreksi, kemudian mengurangi usia sebenarnya dengan jumlah hari atau minggu kelahiran prematur.

Hal ini penting karena bayi prematur mungkin mengalami keterlambatan perkembangan tertentu dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan pada usia yang sama.

Selanjutnya, dokter juga memperhatikan berat badan bayi serta apakah mereka memenuhi penanda pernapasan tertentu untuk menentukan kapan CPAP dapat dihentikan dengan aman. Tergantung pada kasusnya, mereka dapat menghentikan CPAP secara langsung dan menggantinya dengan kanula hidung, atau secara bertahap mengurangi dukungan pernapasan seiring berjalannya waktu.

Studi juga menunjukkan bahwa bayi dengan sindrom distress pernapasan (RDS) yang menggunakan sistem gelembung mungkin membutuhkan waktu lebih sedikit untuk menggunakan CPAP, dan lebih mungkin untuk berhasil diekstubasi. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan sistem gelembung dapat menjadi pilihan yang efektif dalam manajemen pernapasan pada bayi dengan kondisi tertentu.

Komplikasi terkait penggunaan CPAP bayi

Beberapa komplikasi yang terjadi dengan penggunaan CPAP pada bayi termasuk penyakit paru-paru kronis (CLD), distensi lambung ("perut CPAP"), refluks gastroesofageal, kerusakan hidung, dan keterlambatan pemberian makan secara oral. Selain itu, penggunaan CPAP juga dapat mengurangi kontak fisik dengan orang tua dan pengasuh karena peralatan yang diperlukan.

Namun, ada berbagai jenis peralatan CPAP yang digunakan. Salah satunya adalah bubble CPAP (b-CPAP) yang memberikan campuran gas yang dipanaskan dan dilembabkan kepada bayi. Penggunaan b-CPAP telah dikaitkan dengan penurunan signifikan penyakit paru-paru kronis, yang merupakan salah satu komplikasi CPAP yang lebih serius pada bayi.

Meski setiap perawatan medis memiliki risiko tertentu, manfaat CPAP bagi bayi yang memerlukannya jauh lebih besar daripada risikonya. Oleh sebab itu, penggunaan CPAP tetap menjadi pilihan yang penting dan efektif dalam manajemen pernapasan pada bayi yang membutuhkannya.

Demikian ulasan tentang CPAP bayi. Semoga bermanfaat ya, Bunda.

Pilihan Redaksi
  • Bayi Baru Lahir Pilek dan Batuk, Waspadai Terjangkit Virus Pernapasan RSV
  • Mengenal Tanda Bayi Sesak Napas dan Cara Mengatasinya
  • 10 Ciri-ciri Pneumonia Bayi yang Sering Disangka Flu dan Cara Mengatasinya

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow