Mengamuk Balas Dendam,AS Semburkan 125 Rudal Presisi dalam 30 Menit ke Milisi Proksi Iran

Balas Dendam 3 Tentaranya Tewas di Tower 22, AS Semburkan 125 Rudal Presisi ke Milisi Proksi Iran- Militer Amerika Serikat (AS) pada Jumat (2/1/2024) memulai serangan terhadap kelompok milisi yang mereka identifikasi sebagai proksi Iran di Irak dan Suriah. Seorang pejabat pertahanan AS, dilansir Insider, menyebut, serangan ini merupakan aksi balasan atas insiden berdarah di Tower 22, pangkalan AS di Yordania, yang menewaskan 3...

Mengamuk Balas Dendam,AS Semburkan 125 Rudal Presisi dalam 30 Menit ke Milisi Proksi Iran

Balas Dendam 3 Tentaranya Tewas di Tower 22, AS Semburkan 125 Rudal Presisi ke Milisi Proksi Iran

TRIBUNNEWS.COM - Militer Amerika Serikat (AS) pada Jumat (2/1/2024) memulai serangan terhadap kelompok milisi yang mereka identifikasi sebagai proksi Iran di Irak dan Suriah.

Seorang pejabat pertahanan AS, dilansir Insider, menyebut, serangan ini merupakan aksi balasan atas insiden berdarah di Tower 22, pangkalan AS di Yordania, yang menewaskan 3 tentara AS.

Disebutkan, serangan hebat ini merupakan bagian satu dari rangkaian aksi pembalasan yang lebih besar dari AS.

Baca juga: Tower 22, Pangkalan Strategis AS di Segitiga Suriah-Irak-Yordania Juga Kena Hantam Drone Milisi

Setelah berita awal serangan AS itu tersiar, Komando Pusat AS, atau CENTCOM, merilis pernyataan yang mengatakan sejumlah pesawat tempur, termasuk pembom jarak jauh, melakukan serangan udara terhadap Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) Iran dan kelompok milisi yang berafiliasi di Irak dan Suriah.

Dikatakan lebih dari 125 rudal presisi digunakan untuk mencapai lebih dari 85 sasaran di kedua negara.

"Fasilitas yang diserang termasuk pusat operasi komando dan kendali, pusat intelijen, roket dan rudal, serta penyimpanan kendaraan udara tak berawak, dan fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi kelompok milisi dan sponsor IRGC mereka," tulis laporan tersebut mengutip pernyataan CENTCOM.

Baca juga: Pangkalan Militer AS Kebobolan, Kenapa Markas Rahasia Tower 22 Tak Bisa Deteksi Drone Milisi Irak?

AS secara terbuka memang menuduh Iran menjadi pihak yang memfasilitasi serangan terhadap pasukan AS dan Koalisinya di sejumlah wilayah di Timur Tengah.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan kalau serangan tersebut mengenai tujuh fasilitas yang digunakan oleh IRGC dan kelompok milisi yang berafiliasi di Irak dan Suriah.

"Serangan tersebut berlangsung selama 30 menit. Jumlah korban belum jelas, namun dia mengatakan serangan tersebut diyakini “berhasil.”," lanjut laporan Insider.

Aksi Balas Dendam AS Masih AKan Terus Berlanjut

Presiden AS, Joe Biden mengatakan, meskipun aksi balasan AS ini dimulai pada Jumat, dia menyatakan serangan balasan akan terus berlanjut.

“Hal ini (serangan balasan) akan berlanjut pada waktu dan tempat yang kami pilih,” katanya

“Amerika Serikat tidak menginginkan konflik di Timur Tengah atau di mana pun di dunia,” katanya dalam sebuah pernyataan.

“Tetapi biarlah semua orang yang mungkin ingin menyakiti kami mengetahui hal ini: Jika Anda menyakiti orang Amerika, kami akan membalasnya,” tegasnya.

Serangan balasan ini terjadi beberapa hari setelah sebuah pesawat tak berawak menyerang Tower 22, pangkalan kecil dan cenderung rahasia militer AS di timur laut Yordania.

Insiden  ini menghantam barak tempat tinggal tentara Amerika, menewaskan tiga orang dan melukai puluhan lainnya, beberapa di antaranya harus dievakuasi dari negara tersebut ke perawatan tingkat lebih tinggi.

Baca juga: 8 Tentara AS Terluka Parah Dievakuasi dari Suriah, Biden Beri Sinyal Buka Perang Besar Timur Tengah

Pentagon mengatakan setelah kejadian tersebut , mereka memperkirakan jumlah orang yang terluka akan berfluktuasi seiring dengan banyaknya orang yang mencari perawatan lanjutan.

Gedung Putih segera menyalahkan milisi proksi Iran atas insiden mematikan tersebut dan bersumpah akan membalas dendam.

“Jangan ragu – kami akan meminta pertanggungjawaban semua pihak,” kata Biden saat itu.

Senada dengan pernyataan Biden, Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan, “Presiden dan saya tidak akan mentolerir serangan terhadap pasukan Amerika, dan kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela Amerika Serikat, pasukan kami, dan kepentingan kami.”

Washington juga memberi isyarat sepanjang minggu ini bahwa tidak akan ada satu pun tindakan pembalasan, namun respons AS akan berlapis-lapis.

“Hal pertama yang Anda lihat bukanlah hal terakhir,” kata Kirby pada pengarahan pada 31 Januari.

Serangan pada tanggal 28 Januari tersebut menandai kematian pertama warga AS sejak pertengahan Oktober, ketika milisi yang didukung Iran mulai menyerang pasukan AS tanpa henti di Irak dan Suriah dan merupakan peningkatan signifikan dari insiden sebelumnya.

Pentagon telah beberapa kali membalas serangan-serangan ini – yang berjumlah lebih dari 160 serangan dan menggunakan campuran drone, roket, dan rudal – dengan melakukan serangan yang menargetkan aset-aset yang terkait dengan Teheran di Irak dan Suriah.

Baca juga: Milisi Regional Bergerak, Kataib Hizbullah: Serang Hingga Tentara Terakhir AS Angkat Kaki dari Irak

Peran Iran di Mata AS

Analis di Institute for the Study of War AS mengatakan, meskipun kelompok milisi perlawanan menggambarkan serangan mereka sebagai respons terhadap perjuangan rakyat Palestina melawan Hamas, mereka sebenarnya adalah bagian dari tujuan kebijakan luar negeri Iran.

Tujuan itu, kata Institute for the Study of War, adalah untuk mengusir pasukan AS dari Timur Tengah.

Teheran juga mendukung proksi di Gaza, Lebanon, dan Yaman – masing-masing dalam wujud gerakan milisi Hamas, Hizbullah, dan Houthi.

Pangkalan AS di perbatasan Yordania secara langsung mendukung sekitar 900 tentara AS di pos-pos terdepan di Suriah.

Serangan pesawat tak berawak baru-baru ini bisa jadi merupakan upaya untuk melemahkan kekuasaan AS di Suriah timur dan membuka jalur penyelundupan senjata melalui Yordania ke Tepi Barat.

Beberapa anggota parlemen AS telah menyerukan pemerintahan Biden untuk mengambil tindakan militer agresif sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak pada 28 Januari, termasuk melakukan serangan di dalam wilayah Iran sendiri.

Baca juga: Serangan Langsung ke Teheran, 3 Kemungkinan Balas Dendam AS ke Iran Atas Insiden Berdarah Tower 22

Kementerian luar negeri Teheran membantah terlibat dalam serangan mematikan ke Tower 22 itu dan mengatakan kelompok milisi sendiri mengambil keputusan sendiri.

Iran juga mengancam akan membalas jika diserang.

Baca juga: Panglima Garda Revolusi Iran ke AS: Kami Tak Cari Perang, Tapi Tak Mundur Kalau Serangan Datang

(oln/BI/*)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow