Masa Depan Jokowi di PDIP Terjawab,Tolak Jadi Ketum PDIP Meski Telah Diusulkan Gantikan Megawati

- Masa depan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di PDIP kini terjawab sudah. Jokowi mengaku enggan menjadi ketua umum (Ketum) PDIP untuk menggantikan Megawati Soekarnoputri. Bahkan, Jokowi telah membeberkan rencananya setelah penisun dari jabatannya sebagai presiden RI pada 20 Oktober 2024 mendatang. Seperti diketahui, Jokowi membeberkan rencananya setelah penisun akhir tahun 2024 mendatang. Jokowi mengatakan, dia akan pulang kampung...

Masa Depan Jokowi di PDIP Terjawab,Tolak Jadi Ketum PDIP Meski Telah Diusulkan Gantikan Megawati

TRIBUNSUMSEL.COM - Masa depan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di PDIP kini terjawab sudah.

Jokowi mengaku enggan menjadi ketua umum (Ketum) PDIP untuk menggantikan Megawati Soekarnoputri.

Bahkan, Jokowi telah membeberkan rencananya setelah penisun dari jabatannya sebagai presiden RI pada 20 Oktober 2024 mendatang.

Seperti diketahui,  Jokowi membeberkan rencananya setelah penisun akhir tahun 2024 mendatang.

Jokowi mengatakan, dia akan pulang kampung ke Solo sebagai "rakyat biasa" setelah masa jabatannya sebagai Presiden Indonesia berakhir pada Oktober 2024.

Presiden Jokowi menyampaikan rencananya tersebut setelah mengunjungi Pasar Tradisional Purworejo dalam kunjungannya ke Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024).

Terkait kemungkinan menjadi Sekretaris Jenderal PBB, Presiden Jokowi menyiratkan penolakan.

Jokowi sembari tersenyum berujar dia akan kembali ke Solo dan menjadi rakyat biasa.

"Jadi rakyat biasa, kembali ke mana? ke Solo," jawab Jokowi sebagaimana dilihat dari Sekretariat Presiden dikutip dari Tribun Solo

Sementara itu, dalam kesempatan sebelumnya Presiden Jokowi sebelumnya telah memberikan sinyal bahwa ia akan mundur dari panggung politik jika tak lagi jadi presiden.

Jokowi juga tak berniat menjadi Ketua Umum PDIP, menggantikan Megawati Soekarnoputri.

Kendati diusulkan oleh Guntur Soekarnoputra, putra presiden pertama RI Soekarno dan kakak Megawati, untuk Jokowi mengambil alih kepemimpinan PDI-P, Jokowi menolak ide tersebut.

Beliau menyatakan bahwa ada banyak kandidat yang potensial dari generasi muda untuk posisi tersebut.

Jokowi menegaskan keinginannya untuk kembali ke Solo dan menjalani kehidupan sebagai warga biasa setelah pensiun dari jabatan presiden. Hal ini disampaikannya dalam berbagai kesempatan, termasuk seusai upacara peringatan HUT TNI di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta.

"Jadi rakyat biasa. Kembali ke Solo jadi rakyat biasa," ulang Kepala Negara.

Adapun pada 14 Februari 2024 mendatang, masyarakat akan memberikan hak pilihnya dalam Pilpres.

Indonesia akan memiliki presiden dan wakil presiden baru pada 20 Oktober 2024. 

Pada tanggal tersebut, presiden dan wakil presiden hasil Pemilu 2024 akan dilantik.

Baca juga: SAH, Presiden Jokowi Berhentikan Firli Bahuri sebagai Ketua KPK, Ada 3 Pertimbangan

Baca juga: Firli Bahuri Mengundurkan Diri dari KPK, Presiden Jokowi : Suratnya Belum Sampai di Meja Saya

Serah Terima Presiden

Presiden Jokowi disebut sudah menyiapkan rencana serah terima jabatan ke presiden terpilih di Pilpres 2024 yang menggantikannya.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Menurut dia, salah satu yang disiapkan adalah memperkenalkan presiden terpilih kepada tokoh-tokoh penting dunia.

Tokoh-tokoh penting itu termasuk Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.

"Presiden Joko Widodo itu betul-betul menyiapkan serah terimanya beliau,

kepada Presiden terpilih nanti siapapun.

Beliau sampaikan, 'Saya kalau nanti sudah ada presiden terpilih, saya akan tenteng, mengenalkan kepada tokoh-tokoh yang saya kenal, seperti MBS, MBZ, dan lain-lain'," kata Luhut dalam video yang diunggah di Instagram pribadinya.

Menurutnya, perkenalan itu bertujuan untuk menjaga hubungan baik yang telah susah payah dibangun dengan negara lain.

"(Jokowi berkata)

'Presiden dan kepala negara yang hubungannya dengan kita baik, saya akan kenalkan'. 

Supaya ya jangan hilang waktu hanya untuk membangun hubungan-hubungan personal itu," ujarnya.

Luhut menilai pencapaian Jokowi dalam menjalin hubungan internasional sudah luar biasa.

Menurut Luhut, Presiden Jokowi mampu merangkul para tokoh dunia di masa kepemimpinannya demi kemajuan Indonesia.

"Dan saya rasakan, selama (Jokowi) sebagai presiden, hubungan personal itu sangat-sangat penting untuk mencapai kemajuan republik ini," kata dia. 

(TribunSolo.com)          

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow