Leslie Chung: Aktor Kenamaan Hong Kong dan Ikon Pendobrak Batas Gender

Film Leslie Cheung, aktor Hong Kong, yang berjudul Farewell My Concubine pada tahun 1993 meraih penghargaan Palme D'Or di Festival Cannes

TEMPO.CO, Jakarta - Nama Leslie Chung di kancah perfilman Hong Kong dapat dikatakan sebagai Bintang yang populer pada tahun 1980-an. Filmnya yang berjudul Farewell My Concubine pada tahun 1993 meraih penghargaan Palme D’Or di Festival Cannes Film dan juga masuk dalam nominasi Oscar ke-66 pada tahun yang sama.

Di film tersebut Cheung berperan sebagai tokoh utama, Cheng Dieyi, seorang aktor opera yang tinggal di Tiongkok pada abad ke-20, di film tesrebut karakter Dieyi menjadi sangat terkenal sebagai aktor opera ketika memerankan sebagai selir kaisar di atas panggung. Perannya di film tersebut dianggap sangat legendaris, dan semakin mengaburkan antara realitas dirinya dan peran, Leslie mulai terobsesi dengan peran perempuan.

Dilansir dari Departemen Bahasa Asing Universitas Nasional Taiwan, Cheung sendiri menyatakan dirinya menganut maskulinitas dan feminitas dan mendeklarasikan dirinya sebagai biseksual pada wawancaranya dengan majalah time. “Saya adalah biseksual. Mudah bagi saya untuk mencintai seorang wanita. Mudah bagi saya untuk mencintai seorang pria,” ujarnya.

Tidak hanya di film, pada lagunya yang berjudul red ia berpenampilan menjadi sosok androgini dengan sepatu hak merah dan bibir merah dengan penari pria lainnya. Ia menjadi tonggak sejarah sosok androgini di Hongkong. Penonton cukup antusias dalam penampilannya yang berbeda dan memberi nafas baru bagi penampil lelaki di Hongkong. Leslie sendiri merasa cukup yakin dan percaya diri untuk memulai tren ini.

Leslie tidak hanya menembus stigma seksual anormatif yang dituangkan pada karya-karyanya tetapi juga pada realitas kehidupan. Deklarasi dirinya yang berorientasi gay ditampilkan secara terang-terangan, tidak ada rasa sungkan pada dirinya untuk menampilkan aktivitas bersama kekasihnya.

Di Hong Kong sendiri aktivitas homoseksual adalah ilegal dan melanggar hukum pidana di Hong Kong. Dan pada konser tahun 1977, ia menyanyikan lagu yang diperuntukkan bagi kekasihnya dan menyatakan rasa syukur dan cinta, penampilan tersebut menjadi momentum deklarasinya bagi umum dan masyarakat.

Selain di film Farewell My Concubine, Leslie juga terus berkiprah pada film yang mengangkat isu gender, tepatnya pada film Happy Together pada tahun 1997 yang mengisahkan tentang kendala yang dihadapi sebagai pasangan gay dalam menjalankan kasih. Film ini menekankan pasangan homoseksual tidak jauh berbeda dengan pasangan hetero pada umumnya, yang terkadang terjadi pasang surut.

Akhir yang Tragis bagi Ikon Gender

Dilansir pada jurnal yang berjudul Queering Body and Sexuality: Leslie Cheung’s Gender Representation in Hong Kong Popular Culture. Disebutkan bahwa representasi seksual yang orientasi seksual yang dikonsumsi secara umum ditambah stigmatisasi dari masyarakat hong kong sebagai bentuk ketidakmampuan masyarakat Hongkong menerima akan sesuatu yang tidak normatif.

Pada 1 April 2003, Leslie Cheung diduga melakukan tindakan bunuh diri dengan meloncat dari lantai 24 Hotel Mandarin Oriental. Alasan yang melatarbelakangi tindakan tersebut diduga akibat kondisi mental yang dialaminya, yakni depresi.

ACADEMIC.OUP | TAIDAJOURNAL

Pilihan editor: Gaet Turis Indonesia Hong Kong Promosi Wisata Ramah Muslim

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow