Kunjungi Desa di Banten, Ekspedisi Perubahan dapat Keluhan Jalan Rusak hingga Pertanian

Ekspedisi Perubahan oleh Ubah Bareng (Kaum muda pendukung Anies Baswedan) mendapat beragam curhatan warga Desa Turus Patria dan Bumi Tirtayasa

Kunjungi Desa di Banten, Ekspedisi Perubahan dapat Keluhan Jalan Rusak hingga Pertanian

jpnn.com, JAKARTA - Ekspedisi Perubahan oleh Ubah Bareng (Kaum muda pendukung Anies Baswedan) mendapat beragam curhatan warga Desa Turus Patria, Pandeglang, dan Bumi Tirtayasa, Kabupaten Serang.

Ekspedisi Perubahan sendiri menggelar kegiatan itu untuk mendengar keresahan warga, di wilayah-wilayah yang dianggap kurang mendapat perhatian.

Di Desa Turus Patria, Ubah Bareng berkolaborasi dengan Sekolah Cita-cita.

Founder Sekolah Cita-cita sekaligus warga asli desa Turus, Ade Miftah Lutfan menyebutkan warga di desa punya keluhan terkait beberapa hal. Yang paling utama adalah soal infrastruktur jalan.

“Sebab akibat akses jalan menuju desa kami rusak, ini menyebabkan semua hal yang ada di daerah kami terasa tertinggal. Baik itu soal pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Besar harapan kami ada perubahan di sini,” ujar Miftah dalam keterangannya, Rabu (10/1).

Sementara itu, di Bumi Tirtayasa, Kabupaten Serang Ekspedisi Perubahan mendapatkan keluhan lain.

Salah seorang warga, Faiz Wahyudi, mengeluhkan ketidakselarasan antara program pemerintah dengan realita kebutuhan warga.

“Contohnya saja begini, pemerintah ingin memajukan pertanian dengan mengandalkan penggunaan mesin yang lebih efisien. Namun,, warga itu justru merugikan. Jadi, semoga ada keseimbangan keinginan yang lebih berkeadilan,” kata Faiz.

Peserta Ekspedisi Perubahan Mikail Baswedan mengaku pihaknya berusaha mencatat dan menyerap semua keluhan tersebut.

Selain itu, langkah tersebut juga dimaksudkan untuk menjadi awal terjadinya perubahan, khususnya di wilayah Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang.

“Setelah seharian bersama warga di sana, mendengar keluh kesah mereka, duduk bersama mereka, kami menyadari bahwa perubahan harus benar-benar dirasakan oleh setiap warga negara, baik di perkotaan, hingga di setiap desa-desa,” tutur Mikail.

Mikail mengaku sedih dan miris melihat adanya ketimpangan yang terjadi di kedua wilayah tersebut. Hal ini yang menurutnya menyebabkan akses pemerataan keadilan sulit tercapai.

“Setelah melihat langsung selama dua hari ini, kami merasa, pemerataan pembangunan yang berasaskan keadilan, merupakan hal yang benar-benar tidak boleh dikesampingkan,” tambah Putra Anies Baswedan ini. (mcr4/jpnn)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow