Kronologi Detik-detik Mahasiswa Indonesia yang Sudah Umrah 100 Kali Tewas Tertimpa Batu di Mesir

- Seorang mahasiswa Indonesia tewas usai tertimpa batu di Mesir. Mahasiswa itu bernama Mulia Nata asal Aceh. Mulia Nata tewas usai tertimpa sebongkah batu sebesar batako yang diduga jatuh dari sebuah gedung tua. Saat itu Mulia Nata sedang berada di sebuah jalan sempit di Distrik Darrasah, Mesir pada Minggu (7/1/2024) malam. Seperti biasa, ia akan keluar malam hari untuk shalat isya di masjid terdekat. Distrik tersebut...

Kronologi Detik-detik Mahasiswa Indonesia yang Sudah Umrah 100 Kali Tewas Tertimpa Batu di Mesir

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang mahasiswa Indonesia tewas usai tertimpa batu di Mesir.

Mahasiswa itu bernama Mulia Nata asal Aceh.

Mulia Nata tewas usai tertimpa sebongkah batu sebesar batako yang diduga jatuh dari sebuah gedung tua. Saat itu Mulia Nata sedang berada di sebuah jalan sempit di Distrik Darrasah, Mesir pada Minggu (7/1/2024) malam.

Seperti biasa, ia akan keluar malam hari untuk shalat isya di masjid terdekat. Distrik tersebut merupakan yang terpadat karena merupakan pusat Al-Azhar.

Di distrik itu sangat mudah dijumpai majelis-majelis ilmu para masyayikh Al-Azhar.

Korban terjatuh setelah tertimpa batu beton dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.

Sofyan, mahasiswa Al-Azhar asal Aceh Barat yang turut mendampingi Mulia Nata sejak awal masuk rumah sakit kerap meng-update informasi kepada keluarga yang ada di Aceh.

Disebutkan perkembangan kondisi kesehatan jantung, pernapasan, dan aliran darah Mulia Nata sempat membaik.

Namun, pada hari Kamis (11/1/2024) siang waktu Mesir, Mulia mengembuskan napas terakhirnya saat dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Mustafa Al Husein, Kairo.

Sebelum berpulang, almarhum sempat umrah sebanyak 100 kali.

Ya, mahasiswa asal Nagan Raya, Aceh, Mulia Nata bin Tgk Jumadi, meninggal dunia di Kairo, Mesir, pada Kamis (11/1/2024) pukul 14.00 waktu Mesir.

Teungku Mulia Nata bin Jumadi merupakan mahasiswa Aceh di Mesir, yang menimba ilmu di Universitas Al Azhar Kairo angkatan 2018.

Nata tewas usai tertimpa sebongkah batu sebesar batako, sepertinya batu bata beton jatuh dari sebuah gedung tua.

Korban terjatuh hingga dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.

Sofyan, mahasiswa Al-Azhar asal Aceh Barat yang turut mendampingi Mulia Nata sejak awal masuk rumah sakit, meng-update informasi setiap saat kepada keluarga yang perkembangan kondisi kesehatan jantung, pernapasan, dan aliran darah Mulia Nata yang sempat membaik.

Namun, pada hari Kamis (11/1/2024) siang waktu Mesir, Mulia mengembuskan napas terakhirnya. 

“Setelah tiga hari dirawat di Rumah Sakit Mustafa Al Husein, kondisi Teungku Mulia sempat membaik namun belum sadarkan diri dan pada Kamis siang beliau mengembuskan napas terakhir,” ujar Tgk Sofyan melalui pesan tertulis yang diterima pihak keluarga Mulia Nata.

Dikonfirmasi ke pihak keluarga, Giyanto (abang kandung almarhum) menyebutkan bahwa jenazah adiknya saat ini sedang dalam proses pemulangan dari Mesir.

"Insyaallah Sabtu pagi diberangkatkan ke Jakarta dengan pesawat Turkish Airlines dan tiba di Jakarta pada Ahad sore dan Senin pagi diterbangkan lagi ke Aceh dan tiba Senin siang.

Kemudian melalui jalur darat jenazah dibawa ke Nagan Raya, sebagaimana konfirmasi terakhir dengan Ustaz Zaki, senior Keluarga Mahasiswa Aceh di Mesir," ujar Giyanto.

Isak tangis pecah saat Tgk Jumadi mengetahui kabar anak kandungnya yang mengalami musibah dan terbaring lemah di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Mustafa Al Husein, Kairo.

Menurut sumber Serambinews.com, seorang dosen Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Tgk Jumadi selaku ayah korban dan seluruh keluarga selama tiga malam terakhir melaksanakan doa bersama di kediamannya untuk kesembuhan sang putranya.

Doa bersama juga dilaksanakan di sejumlah dayah di Aceh Barat, Nagan Raya, dan Aceh Besar.

Tak pernah terbayangkan oleh Tgk Jumadi bahwa anaknya yang selama ini menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar Kairo terkulai lemah di ruang ICU rumah sakit akibat tertimpa batu yang luruh dari bangunan tua.

"Padahal, pemuda yang berusia 29 tahun itu dikenal memiliki nilai akademik yang sangat baik. Ia sosok yang cerdas, rajin, baik, dan taat beribadah," kata sumber Serambinews.com yang mengenal baik Mulia Nata.

Alumnus Pesantren Darul Hikmah, Peunaga Rayeuk, Aceh Barat dan juga alumnus Dayah Baitussabri, Aceh Besar, ini sejak SMP hingga SMA dikabarkan selalu mendapat nilai bagus dan mondok di Al Fatah Temboro selama enam bulan untuk belajar dan mengambil tarekat, juga di Sitogiri, Jawa Timur, selama enam bulan.

Mulia Nata juga sempat mondok di Gresik dan terakhir sebelum ke Mesir, ia mengikuti daurah di Darul Mustafa Cabang Karanganyer.

Menempuh Pendidikan di Pesantren Sejak Umur 13 Tahun

Kehidupan Mulia Nata di masa kecil sama seperti anak-anak pada umumnya.

Menurut Tgk Jumadi, hanya sampai pada usia 13 tahun saja ia mendidik dan menemani Mulia Nata.

Sejak usia 13 tahun hingga meninggal, Tgk Mulia Nata selalu dalam kondisi menuntut ilmu dari satu pesantren ke pesantren lainnya.

Tgk Jumadi bersama keluarga besar lainnya tak dapat berbuat banyak untuk sang putra, selain berdoa.

Ia juga meminta pada mahasiswa teman-teman Mulia untuk membantu putranya selama di rumah sakit.

"Tolong bantu anak saya, jaga anak saya, kalianlah orang tuanya. Kami belum bisa ke Mesir untuk menjaga Mulia," ujar Tgk Jumadi dengan suara bergetar menahan tangis saat berkomunikasi dengan salah seorang sahabat Mulia yang menjaganya selama dirawat di rumah sakit.

Tgk Jumadi tampak tak kuasa menahan tangis manakala melihat anak mudanya itu terkulai lemah tak sadarkan diri dalam perawatan medis di rumah sakit.

"Bangun Nak, sehat kembali ya, Nak. Ya Allah, sembuhkanlah anakku, sadarkanlah ia. Lekas sembuh anakku, kami orang tuamu di sini, Nak.

Kami semua mendoakanmu. Tolong dengar kami, Nak," begitu antara lain kata yang terucap dari bibir ayahanda Mulia Nata.

Seorang sahabat Mulia Nata dalam sebuah tulisan pendeknya di grup WA mengisahkan bahwa tatkala ia di Mesir, Teungku Mulia Nata-lah yang menemaninya ziarah ke 100 makam ulama.

Umrah 100 Kali

Pada 27 Ramadhan tahun lalu, Mulia Nata juga menemaninya khatam Al-Qur'an di Masjid Imam Syafii di depan makam Zakaria Al Ansari.

Mulia Nata menemani sang sahabat hingga larut malam.

Tiga jam sebelum musibah menimpa, Mulia Nata menelepon sahabatnya, menyampaikan rasa puasnya karena baru pulang dari Arab Saudi.

Di Madinah, dia mengkhatamkan beberapa kitab. Kemudian, dia juga berhasil melakukan umrah sebanyak 100 kali.

Allahyarham Teungku Mulia Nata beralamat di Gampong Ujong Padang, Kuala, Nagan Raya. Jenazahnya dalam proses pemulangan dari Mesir ke Indonesia.

Almarhum sempat dirawat intensif di ICU Rumah Sakit Mustafa Al Husein.

(Tribunnews.com)(Serambinews.com)

Diolah dari artikel Tribunnews.com dan Serambinews.com dan Kompas.com

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com 

Baca Berita Lainnya di: Google News

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow