Korut Tembakkan 200 Peluru Artileri,Seoul Keluarkan Perintah Evakuasi Penduduk Pulau Yeonpyeong

- Korea Utara (Korut) menembakkan 200 peluru artileri ke perairan dekat perbatasan laut barat yang disengketakan dengan Korea Selatan (Korsel), Jumat (5/1/2023). Seoul kemudian mengeluarkan perintah evakuasi bagi penduduk di Pulau Yeonpyong, Incheon. Sebagaimana diketahui, ketegangan meningkat di Semenanjung Korea pada Jumat (5/1/2024) pagi ketika Korea Utara menembakkan sekitar 200 peluru artileri ke laut di utara perbatasan....

Korut Tembakkan 200 Peluru Artileri,Seoul Keluarkan Perintah Evakuasi Penduduk Pulau Yeonpyeong

TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara (Korut) menembakkan 200 peluru artileri ke perairan dekat perbatasan laut barat yang disengketakan dengan Korea Selatan (Korsel), Jumat (5/1/2023).

Seoul kemudian mengeluarkan perintah evakuasi bagi penduduk di Pulau Yeonpyong, Incheon.

Sebagaimana diketahui, ketegangan meningkat di Semenanjung Korea pada Jumat  (5/1/2024) pagi ketika Korea Utara menembakkan sekitar 200 peluru artileri ke laut di utara perbatasan.

Selain penduduk Pulau Yeonpyeong yang diminta untuk mengungsi, penghuni Pulau Baekryeong juga diperintahkan mengungsi.

Menurut media Korea Selatan, Hani.co.kr, perintah tersebut merupakan bentuk persiapan militer Seoul untuk melakukan latihan serangan maritim sebagai respons terhadap provokasi Korea Utara.

Berdasarkan penjelasan dari kantor Yeonpyeong-myeon di Ongjin-gun, Incheon, perintah evakuasi dikeluarkan untuk seluruh penduduk Pulau Yeonpyeong mulai pukul 12.00 waktu setempat, hari ini juga.

Baca juga: BREAKING NEWS: Korut Tembakkan 200 Peluru Artileri ke Wilayah Korea Selatan, Penduduk Dievakuasi

"Atas permintaan unit militer, diumumkan melalui siaran desa dengan interval 30 menit, warga untuk diminta untuk mengungsi," lapor media Korea Selatan tersebut.

Selain itu, kapal yang berangkat dari Incheon pada pukul 13.00 waktu setempat menuju Pulau Yeonpyeong juga dikontrol.

“Kami berencana melakukan siaran evakuasi hingga jam 15.00 waktu setempat setelah menerima pemberitahuan dari unit militer bahwa mereka akan melakukan serangan maritim di Pulau Yeonpyeong karena situasi terkait dengan provokasi Korea Utara," kata seorang pejabat dari kantor Yeonpyeong-myeon.

Kesaksian Penduduk

Salah satu penduduk pulau itu mengatakan mereka “gemetar ketakutan” atas serangan tersebut, dilansir RFI.

“Awalnya saya mengira itu adalah peluru yang ditembakkan oleh militer kami sendiri… namun kemudian diberitahu bahwa itu adalah tembakan dari Korea Utara,” Kim Jin-soo, seorang penduduk pulau Baengnyeong mengatakan kepada penyiar lokal YTN.

Sementara itu, dilaporkan bahwa militer kita akan melakukan pelatihan serangan maritim di ujung utara Laut Barat sekitar pukul 15.00 waktu setempat, hari ini untuk menanggapi provokasi Korea Utara.

"Korea Utara terus menembakkan peluru selama dua jam hingga pukul 11 ​​.00 waktu setempat," kata militer Korea Selatan.

Militer Korea Selatan mengatakan tidak ada warga negara atau anggota angkatan bersenjata Korea Selatan yang terluka, diwartakan Korea Herald.

Dalam rilis singkatnya, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan bahwa tindakan Korea Utara pada hari Jumat (5/1/2024) merupakan “dimulainya kembali penembakan artileri di 'zona penyangga' di sekitar perbatasan laut”.

Pada bulan November, Korea Utara mengumumkan penarikan diri dari perjanjian antar-Korea tahun 2018 yang bertujuan meminimalkan ketegangan militer di dekat perbatasan bersama.

Berdasarkan perjanjian yang kini sudah tidak berlaku lagi, kedua belah pihak tidak melakukan latihan dan aktivitas militer lainnya di “zona penyangga”.

JCS mengatakan “tanggung jawab atas meningkatnya krisis ini berada di tangan Korea Utara” dan menyerukan “jeda segera.”

“Kami melacak dan memantau perkembangan yang relevan melalui koordinasi erat dengan AS dan akan mengambil tindakan yang sepadan dengan provokasi Korea Utara,” katanya.

Bentrokan Tahun 2010

Pada tahun 2010, sebagai respons terhadap latihan penembakan Korea Selatan di dekat perbatasan laut, Korea Utara membombardir pulau Yeonpyeong dan menewaskan empat warga Korea Selatan – dua tentara dan dua warga sipil.

Itu merupakan serangan pertama terhadap wilayah sipil sejak Perang Korea tahun 1950-1953.

Korea Selatan membalas serangan, yang mengakibatkan baku tembak yang berlangsung lebih dari satu jam.

Kedua belah pihak saling bertukar lebih dari 200 peluru, yang memicu kekhawatiran singkat akan terjadinya perang besar.

Hubungan antara kedua Korea saat ini berada pada titik terendah dalam beberapa dekade, setelah Kim memasukkan status negara tersebut sebagai negara bertenaga nuklir ke dalam konstitusi saat melakukan uji coba beberapa ICBM canggih.

Pada pertemuan kebijakan penting Pyongyang di akhir tahun, Kim memperingatkan akan adanya serangan nuklir di Korea Selatan dan menyerukan peningkatan persenjataan militer negara tersebut menjelang konflik bersenjata yang ia peringatkan dapat "terjadi kapan saja".

Dalam upaya untuk menghalangi Pyongyang, Washington mengerahkan kapal selam bertenaga nuklir di kota pelabuhan Busan di Korea Selatan akhir tahun lalu dan menerbangkan pesawat pembom jarak jauhnya dalam latihan dengan Seoul dan Tokyo.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow