Konflik Iran-Israel Memanas, Anggaran Makan Siang Gratis Sebaiknya Dialihkan

INDEF menyarankan agar rencana anggaran program makan siang gratis dialihkan mengantisipasi dampak konflik Iran-Israel. #bisnisupdate #update #bisnis #text

Konflik Iran-Israel Memanas, Anggaran Makan Siang Gratis Sebaiknya Dialihkan

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Esther Sri Astuti, menyarankan belanja program makan siang gratis capres terpilih, Prabowo Subianto, sebaiknya dialihkan dengan adanya konflik Iran-Israel.

Esther menyebut, program makan siang gratis termasuk belanja konsumtif. Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran sebelumnya mengungkapkan pada tahap pertama, anggaran makan siang gratis yang diperlukan sekitar Rp 100 triliun-120 triliun.

“Yang harus dilakukan oleh pemerintah yaitu yang pertama adalah melihat lagi berbagai anggaran belanja agar lebih efektif diarahkan ke belanja-belanja yang produktif. Tidak hanya konsumtif seperti makan gratis,” ujar Esther dalam Diskusi Publik Ekonom Perempuan INDEF virtual, Sabtu (20/4).

Esther menjelaskan harga minyak mentah akan terdampak konflik Iran-Israel sebab kawasan tersebut merupakan produsen minyak terbesar dunia. Melonjaknya harga minyak mentah akan menciptakan defisit fiskal sebesar 2-3 persen.

Anggaran belanja yang konsumtif sebaiknya pada sektor produktif guna menghasilkan pendapatan maupun mendorong produktivitas di sektor bisnis yang berdampak positif secara jangka panjang.

"Kalau belanja pemerintah ini bisa diarahkan ke belanja yang lebih produktif, saya rasa akan membuat pertumbuhan ekonomi kita lebih berkelanjutan ya. Lebih terpantau dalam jangka panjang,” terang Esther.

Esther juga memberi rekomendasi menguatkan fundamental ekonomi Indonesia melalui peningkatan ekspor dan devisa negara dari berbagai sektor. Sektor pariwisata dan ekspor komoditas menjadi pilihan sektor perekonomian yang bisa didorong.

“Kalau kita tidak bisa mengatur anggaran yang ada di APBN, kemungkinan ruang fiskal akan jauh lebih kecil lagi," terangnya.

Esther juga menyarankan pemerintah dapat mengurangi ketergantungan impor dari berbagai negara luar. Sebab, Indonesia bisa lebih rentan terhadap situasi geopolitik yang terjadi di berbagai negara.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow