Bocoran Beasiswa LPDP 2024 yang Buka 11 Januari: Kuota, Anggaran hingga Program Baru

LPDP akan segera membuka pendaftaran tahap pertama pada 11 Januari 2024.

Bocoran Beasiswa LPDP 2024 yang Buka 11 Januari: Kuota, Anggaran hingga Program Baru

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP akan segera membuka pendaftaran tahap pertama pada 11 Januari 2024. Empat jenis beasiswa yang dibuka oleh LPDP meliputi Beasiswa Reguler, Targeted, Afirmasi dan Kolaborasi.

Direktur Beasiswa LPDP Dwi Larso mengatakan penerima beasiswa LPDP sepanjang tahun 2023 mencapai 9.959 orang. Tahun lalu, LPDP menggelontorkan anggaran sekitar Rp 10 triliun untuk seluruh jenis beasiswa yang diselenggarakan, baik untuk beasiswa yang diselenggarakan langsung oleh LPDP maupun yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) ataupun Kementerian Agama (Kemenag). Tahun ini, LPDP akan menyiapkan dana dengan jumlah yang sama.

"Kami siapkan anggaran kita kira-kira 10 triliun. Nah, memaksimalkan rekrutmen batasnya adalah anggaran. Anggaran ini belum bisa ditentukan, tapi bisa diprediksi, karena dana abadinya terus diinvestasikan. Bahkan sampai akhir Desember bisa berubah, tergantung dari interest-nya," kata Dwi Larso kepada Tempo pada Sabtu, 6 Januari 2024.

Sama halnya dengan jumlah penerima, LPDP menargetkan sekitar 8 ribu-10 ribu awardees. Ia menuturkan minat pelamar untuk program yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek dan Kemenag juga tercatat meningkat signifikan. Program-program beasiswa tersebut dibiayai penuh dengan dana abadi LPDP yang diinvestasikan.

"Tentunya kami akan meningkatkan dana itu, karena biasanya di awal atau di tengah tahun akan ada luncuran baru dari dana abadi. Ada anggaran khusus untuk program-program yang dikelola oleh Kemendikbudristek dan Kemenag untuk beasiswa. Kalau untuk riset, tentunya kita anggarkan untuk kawan-kawan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)," kata Dwi Larso.

Menurut Dwi Larso, saat ini beasiswa yang diselenggarakan langsung oleh LPDP bahkan sudah menjadi minoritas dalam pembagian anggaran dana abadi. "Yang kita anggarkan tahun lalu, Kemendikbud dan Kemenag sudah di atas LPDP," ujarnya.

Tuntutan mendukung pengembangan SDM

Dwi Larso mengatakan LPDP memang dituntut untuk membantu pengembangan sumber daya manusia atau SDM. Namun, kata dia, pengembangan SDM Indonesia tidak hanya bisa didukung lewat LPDP. Dalam hal ini, LPDP bisa dikatakan sebagai bagian kecil saja.

"Kami melihat memang jumlah S2, S3 di Indonesia sangat kecil. Tapi yang lebih penting lagi kan tidak hanya jumlah, tapi juga prioritas dan kualitas. Tentunya LPDP berjalan di dua area ini, meningkatkan jumlah secara signifikan," kata Dwi Larso.

Setelah pandemi, Dwi Larso menyebut pelamar LPDP meningkat. Jika sebelumnya hanya mencapai 3.000, setelah pandemi tepatnya tahun 2021 meningkat ke angka 4.000. Hingga akhirnya LPDP menyalurkan beasiswa ke 9.959 penerima pada tahun 2023.

Akan tetapi, LPDP tak ingin hanya meningkat dari segi jumlah saja, namun juga mesti berdampak pada bidang-bidang yang menjadi prioritas di negara. "Kami pun tidak puas kalau jumlahnya meningkat, tapi tidak pada bidang-bidang yang memberikan impact terbesar. Sedikit demi sedikit sejak 2021, kami bekerja sama, co-funding dengan beberapa negara. Termasuk Belanda, Cina, beberapa universitas untuk program-program yang kita anggap prioritas bangsa," kata Dwi Larso.

Misalnya dengan Belanda, LPDP bekerja sama untuk bidang maritim, cyber law, dan smart farming. Kemudian dengan Cina berkaitan dengan litium dalam pengembangan industri baterai.

Saat ini, kata Dwi Larso, sudah sekitar 100 awardees yang sedang studi dan sekitar 20 alumni sudah bekerja di Morowali dan beberapa perusahaan nasional di Jawa maupun luar Jawa. Ia mengatakan, kerja sama ini dijalin untuk memperkuat hilirisasi mineral Indonesia.

Di samping itu, LPDP bekerja sama dengan National University of Singapore untuk bidang perusahaan rintisan atau startup berbasis teknologi. Selain itu, kolaborasi co-founding dengan beberapa kampus di Perancis.

"Mereka membayari sebagian untuk bidang-bidang yang dibutuhkan oleh bangsa. Termasuk bioteknologi, ocean, biodiversity. Kemudian, 2024 akan ada kerja sama dengan Australia Awards. Ini juga di bidang-bidang green renewable energy," kata Dwi Larso.

PAda 2024, LPDP tidak hanya menghadirkan program co-funding, namun juga bisa membiayai penuh untuk bidang-bidang prioritas. "Tentunya tidak jauh dari green economy, agriculture, green energy, renewable energy, sustainability, itu di sana. Kemudian blue economy, perikanan, maritim. Fokus yang ketiga adalah digital, termasuk industri kreatif," kata Dwi Larso.

Seluruh bidang tersebut berbasis science, technology, engineering, dan mathematics atau disingkat STEM. Menurut Dwi Larso, hal ini akan mendukung peningkatan nilai tambah yang besar bagi industri nasional dan kemajuan sektor publik di Indonesia.

Dwi mengatakan jadwal pendaftaran untuk beasiswa untuk program-program prioritas dan beasiswa rutin dua kali setahun akan disamakan. Pendaftar program beasiswa rutin bisa mendaftar dua jenis sekaligus, yakni beasiswa program rutin dan beasiswa program prioritas. Pendaftar program prioritas akan diproses terlebih dahulu.

"Jadi kalau mereka diterima di prioritas, maka mereka sudah menandatangani surat akan mengambil yang prioritas. Sehingga, kita bisa mendapatkan putra-putri terbaik bangsa untuk area-area prioritas. Ini perlu dimaksimalkan, karena kira-kira kita hanya membayar (biaya pendidikan) 50 persen. Dana kita save. Instead of satu, kita bisa mengirim dua," kata Dwi Larso.

Perihal sosialisasi pembukaan pendaftaran, LPDP sudah mengirim surat ke berbagai unsur di Indonesia, mulai dari seluruh rektor, gubernur, kepala daerah, DPR, dan DPRD. "Kami kirim semua bahwa kami akan buka (pendaftaran) di tanggal 11 Januari minggu depan," kata Dwi Larso.

Pilihan Editor: Cara Bikin CV Melamar Kampus untuk Beasiswa LPDP

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow