Kisah Rasyid Nikkaz, Miliarder Pembela Muslimah Bercadar yang Rela Bernasib Miris

Rela berujung miris karena membela umat islam, simak kisah dari Rasyid Nikkaz

Kisah Rasyid Nikkaz, Miliarder Pembela Muslimah Bercadar yang Rela Bernasib Miris

Bisnis.com, JAKARTA - Pada tahun 2009, pemerintah Perancis di bawah pemerintahan Nicolas Sarkozy melarang penggunaan cadar.

Sarkozy menyebut burqa sebagai simbol “penghinaan” yang “tidak diterima” di negara tersebut.

Tak banyak yang menentang kebijakan tersebut. Tapi, seorang pria asal Al Jazair yang juga pemegang paspor Prancis Rachid Nekkaz atau Rasyid Nikkaz menjadi salah satu penentang paling vokal terhadap usulan undang-undang tersebut.

Baca Juga : Taliban Sebut Burqa Tidak Wajib Bagi Wanita Afganistan

Pada tahun 2010, dia mengumumkan bahwa telah menyiapkan dana sebesar 1 juta euro yang akan digunakan untuk membayar denda apa pun yang diberikan kepada wanita yang mengenakan cadar.

Menurut penjelasan Nekkaz, tindakannya lahir dari keyakinan tanpa pamrih bahwa apa yang dia gambarkan sebagai “kegilaan anti-Muslim” di Prancis harus dihentikan.

Baca Juga : : Sri Lanka Larang Burqa, Lebih dari 1.000 Sekolah Islam akan Ditutup

Pria berusia 44 tahun ini dengan cepat menunjukkan bahwa dia sebenarnya menentang penggunaan niqab atau bahkan burkini.

“Mereka tidak mewakili pendekatan terbaik untuk berintegrasi ke dalam masyarakat Eropa pada umumnya dan Perancis pada khususnya, karena negara ini menjadi semakin Islamofobia,” katanya.

Istrinya, seorang Amerika lulusan Stanford, juga tidak burqa. Nekkaz mengatakan bahwa selama perjalanan ke Khartoum, Sudan pada tahun 2013, pasangan tersebut harus melakukan intervensi untuk mencegah seorang wanita yang tidak mengenakan jilbab dicambuk di depan umum.

Aksi kemanusiaannya itu ternyata berdampak buruk pada dirinya. Dia mengaku telah menjalankan empat kali audit pajak internasional sejak tahun 2010.

Para deputi Perancis juga diakuinya menargetkan memasukkannya ke dalam penjara. Mereka khawatir keberadaannya akan memicu pertentangan yang lebih besar.

Pada akhirnya, Nekkaz mengatakan dia merasa harus melepaskan kewarganegaraan Prancisnya pada tahun 2013

"Karena saya tidak ingin lagi mengaitkan identitas saya dengan negara yang setiap hari melanggar prinsip kebebasan individu."

Keputusannya untuk melepaskan paspor Prancisnya bertepatan dengan kegagalannya mencalonkan diri sebagai presiden di Aljazair, di mana kewarganegaraan gandanya akan menjadi masalah.

Di Prancis, ia telah mendapat kecaman karena aksi publisitasnya pada tahun 2007 ketika membeli sponsor walikota pada pemilu mendatang, kemudian merobeknya di depan kamera sebagai bentuk protes.

Nekkaz lahir di pinggiran kota Paris dari pasangan imigran Aljazair. Dia seorang pengusaha yang cukup sukses dengan bisnis start-up internet dan real estat yang dirintisnya.

Dia juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang menentang rezim politik Aljazair. Ia adalah pemain kunci dalam gerakan pada bulan Februari 2019 yang menggulingkan pemerintahan mantan Presiden Abdelaziz Bouteflika jelang pemilihan keduanya pada tanggal 22 Februari.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow