Kecelakaan Kereta di Cicalengka, Penumpang Heran Commuter Line yang Semestinya Berhenti Tetap Jalan

Kronologi kecelakaan kereta di Cicalengka,. Penumpang: Commuter Line Bandung Raya sudah jalan sebelum ditabrak KA Turangga.

Kecelakaan Kereta di Cicalengka, Penumpang Heran Commuter Line yang Semestinya Berhenti Tetap Jalan

TEMPO.CO, Bandung - Dudi Purwadi, 52 tahun, warga Cicalengka pagi itu menumpang kereta Commuterline Bandung Raya dari Padalarang menuju rumahnya. Ia berangkat naik kereta pukul 04.25 WIB menuju Cicalengka. “Mau ke Cicalengka, pulang,” kata dia di RSUD Cicalengka, Jumat, 5 Januari 2024.

Dudi bersama anaknya, Zaki, 9 tahun. Sekitar pukul setengah enam pagi, ia dibangunkan anaknya. Dudi hafal kereta Commuterline Bandung Raya selepas Stasiun Haurpugur untuk jadwal pagi selalu akan berhenti sebelum memasuki Stasiun Cicalengka. Kereta Commuter Line tersebut akan menunggu kereta dari arah Surabaya lewat sebelum melanjutkan perjalanan.

Namun, pagi itu beda. Menurut Dudi kereta Commuterline yang ditumpanginya tersebut sudah maju merayap. “Kok jalan padahal prioritas tiap pagi itu Surabaya dulu,” kata dia.

Tak lama kereta yang ditumpanginya dihantam kereta lain dari depan. “Tahu-tahu begitu merayap tunggu sinyal di Cicalengka ngebuka, sudah datang Turangga,” kata Dudi.

Dudi ingat suara benturan terdengar keras akibat kecelakaan kereta tersebut. Anaknya pun kaget. Ia langsung membawa anaknya keluar gerbong kereta. “Saya turun di gerbong melalui pintu kiri, tapi karena ada gerbong yang depan saya sudah masuk ke sawah, jadi sudah gak bisa lewat. Nyebrang lagi ke arah bagian sebelah kanan, itu begitu lihat masinisnya masih kegencet. Saya lewat arah nyebrang ke kereta Turangga, tapi di sana ada yang kejepit pas di belakang lokomotif, persis di situ,” kata Dudi.

Sekeluarnya dari kereta, Dudi langsung menghubungi anaknya untuk meminta di jemput. “Jemput Ayah di TKP di Babakan Deka, saya tahu kampung itu Babakan Deka, dekat sinyal, mumpung masih sepi,” kata dia.

Saat anaknya tiba, berbarengan 2 ambulans tiba. Dudi memutuskan langsung menuju RSUD Cicalengka dibonceng anaknya yang menjemput menggunakan motor. Di sana ia sempat menjalani pemeriksaan.

Dudi beruntung kakinya di bagian lutut yang dirasakan nyeri akibat terbentur kursi penumpang tidak perlu penanganan lebih lanjut. Menjelang pukul empat sore, ia sudah boleh meninggalkan rumah sakit. Kaki kanan di bagian lututnya diperban. “Cuma terkena benturan,” kata dia.

Lain lagi kisah Lulu Fitria, 34 tahun, perawat RSUD Cicalengka yang ikut jadi korban kecelakaan kereta Cicalengka. Farid Ramlan, 36 tahun, suaminya mendengar kabar kecelakaan itu justru dari kawan istrinya yang menghubunginya melalui telepon genggam istrinya. “Temannya masih bisa ngontak,” kata dia di RSUD Cicalengka, Jumat, 5 Januari 2024.

Farid mengatakan, istrinya 2 minggu kembali kerja di RSUD Cicalengka selepas cuti sehabis melahirkan anaknya. Istrinya tersebut biasa pulang pergi dari rumahnya di daerah Antapani menuju rumah sakit tersebut menggunakan Commuterline Bandung Raya. “Sekitar pukul enam pagi biasa, pulang pergi naik kereta,” kata dia.

Farid kaget mengetahui kabar istrinya menjadi korban kecelakaan kereta. Ia baru tahu jika istrinya saat kejadian hampir terlempar keluar kereta dari jendela. Hanya saja kakinya masih nyangkut. Sementara kawannya berada di dalam yang membantu istrinya. “Kebetulan temannya perawat,” kata dia.

Istrinya hingga saat ini masih sadar. Bagian wajahnya ada yang mengelupas kulitnya, dan tangannya retak. Farid masih menunggu hasil observasi. Rencananya akan membawa istrinya menuju RS Santosa untuk dirujuk.

Humas dan Pemasaran RSUD Cicalengka Nina Nurjaha mengatakan, hingga pukul 3 sore tersisa 3 orang korban kecelakaan kereta Cicalengka yang masih menjalani observasi di RSUD Cicalengka. “Total korban yang dibawa ke RSUD Cicalengka 31 orang,” kata dia.

Di antara korban yang masih dirawat tersebut ada yang tengah hamil tua yakni Ghiani Rizki N. Ia sedang menjalani observasi sembari memantau kehamilannya.

Dari 31 orang korban kecelakaan kereta di Cicalengka tersebut 3 orang meninggal dunia. Tiga orang tersebut adalah Masinis KA Commuter Line Bandung Raya atas nama Julian Dwi Setiyono, kelahiran tahun 1995, warga Bukit Permata, Cilame, Ngamprah. Lalu Asisten Masinis KA Bandung Raya atas nama Ponisam, kelahiran 1976, warga Griya Utama Rancaekek Wetan, Kabupaten Bandung. Ketiga adalah PramugaraTurangga atas nama Ardiansyah warga Kampung Balekambang Sumedang.

Sebagian besar korban luka ringan yakni 21 orang seluruhnya kembali ke rumah. Dari 7 orang korban luka sedang tersebut ada 3 orang pegawai Kai yang semuanya sudah meninggalkan RSUD Cicalengka untuk melanjutkan perawatan ke rumah sakit rujukannya yakni RS Santosa.

Informasi yang dihimpun masih ada 1 pegawai KAI yang terjebak dalam kereta yang masih dalam proses evakuasi.

Dari keterangan tertulis PT KAI mengklaim sebagian rangkaian kereta di lokasi kecelakaan kereta antara KA Turangga relasi Surabaya-Gubeng dan Commuter Line Bandung Raya di KM 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur-Stasiun Cicalengka sudah berhasil di evakuasi.

“Saat ini, KAI telah berhasil mengevakuasi 8 unit kereta Turangga dan 6 unit kereta Commuterline Bandung Raya. Sehingga yang masih tersisa di lokasi kejadian yaitu 2 unit lokomotif dan 4 unit kereta. KAI bersama seluruh stakeholders berusaha semaksimal mungkin agar proses evakuasi dapat tuntas dalam waktu yang tidak terlalu lama,” kata VP Public Relations PT KAI Joni Martinus, dikutip dari keterangannya, Jumat, 5 Januari 2023.

Sedikitnya 200 personel dikerahkan yang berasal dari PT KAI, KAI Commuter, BTP wilayah Jawa Barat Kementerian Perhubungan, Basarnas, dan stakeholder terkait untuk melakukan evakuasi badan kereta. PT KAI menggunakan 1 unit crane, 6 dongkrak elektrik, serta alat berat lainnya. Berbarengan dilakukan proses perbaikan jalur dengan menggunakan 100 buah bantalan rel.

PT KAI mencatat jumlah korban kecelakaan kereta Cicalengka hingga pukul 15.00 WIB yakni 4 petugas KAI meninggal dunia yakni masinis, asisten masinis, pramugara, dan security. Selain itu ada 33 orang mengalami luka-luka yang dirawat di RSUD Cicalengka (26 orang), RS AMC (2 orang), RS Edelweis (2 orang), dan RS Santosa (3 orang).

“KAI menyampaikan permohonan maaf atas gangguan perjalanan KA yang terjadi. Selama proses evakuasi berlangsung, perjalanan KA-KA yang akan melintas di wilayah Haurpugur – Cicalengka dilakukan upaya rekayasa pola operasi berupa jalan memutar dan pengalihan menggunakan angkutan lain,” kata Joni.

Pilihan Editor: Prabowo-Gibran Janjikan Peningkatan Penerimaan Pajak dengan Menurunkan PPN, Bagaimana Caranya?

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow