Jokowi "Groundbreaking" Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Jokowi mendapat laporan bahwa ruang kuliah di Universitas Muhammadiyah Purwokerto masih kurang sehingga perlu dibangun gedung baru.

Jokowi "Groundbreaking" Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah, pada Rabu (2/1/2024).

Pembangunan kampus tersebut akan dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, pembangunan Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto saya mulai hari ini," ujar Jokowi dilansir siaran YouTube Sekretariat Presiden, Rabu.

Baca juga: Jokowi Tanam Padi hingga Resmikan Jembatan di Jateng Hari ini

Presiden menyebutkan, saat ini ada 17.000 mahasiswa di kampus yang memiliki 11 fakultas itu.

Kepala Negara mengaku mendapat laporan bahwa ruang kuliah di Universitas Muhammadiyah Purwokerto masih kurang sehingga perlu dibangun gedung baru.

"Perlu dibangun gedung baru yang lantainya 14 lantai. Ini menjadi tertinggi mungkin di Purwokerto. Tadi juga Pak Rektor bisik-bisik habisnya kurang lebih Rp 200 miliar," ujar Jokowi.

"Ini benar-benar sudah dihitung Rp 200 miliar benar tidak? Kalau benar Rp 200 miliar biar dibangun PU(PR). Tapi jangan (dari) Rp 200 (miliar) nanti dihitung Pak Menteri jadi Rp 400 miliar. Waduh dobel nanti. Kalau Rp 200 miliar nanti biar dikerjakan Pak Menteri PUPR," kata dia.

Kepala Negara lantas menyampaikan, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada 2030.

Baca juga: TKN Sebut PDI-P Panik karena Jokowi Mulai Terang-terangan Dukung Prabowo-Gibran

Menurut Presiden Jokowi, dalam peradaban sebuah negara, hanya akan mendapat satu kali bonus demografi.

Sementara itu, biasanya setelah mendapatkan bonus demografi sebuah negara kemungkinan bisa mengalami lompatan.

"Diberikan kesempatan untuk melompat jadi negara maju atau tidak. Di negara-negara Amerika Latin tahun 50-an, 60-an, 70-an mereka sudah masuk jadi negara berkembang. Tapi sudah 50 tahun sudah 60 tahun (sejak saat itu) mereka tetap jadi negara berkembang," tutur Jokowi.

"Tidak bisa melompat jadi negara maju. Kenapa? karena tidak menggunakan kesempatan saat diberikan bonus demografi pada saat itu. Usia-usia produktif pada tahun itu," kata dia.

Berkaca dari pengalaman negara-negara tersebut, Jokowi mengajak masyarakat Indonesia mengambil pelajaran.

"Kuncinya ada di pembangunan sumber daya manusia. pembangunan sumber daya manusia. Oleh sebab itu, yang namanya future talent, kebutuhan talent mana yang harus kita butuhkan. sehingga kesempatan itu hilang begitu saja," ujar Jokowi.

"Kalau sudah hilang, cari opportunity seperti itu sudah sangat sulit," kata Jokowi.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow