Jika Kematian Disebut Mengerikan, Ada yang Lebih Berbahaya Dibanding Mati Itu Sendiri

JAKARTA – Kematian bukan semata-mata berarti lenyapnya seseorang dan tidak akan ada lagi peristiwa setelahnya. Menurut para ulama, kematian adalah terpisahnya ruh dengan badan, berpindahnya dari suatu keadaan kepada...

Jika Kematian Disebut Mengerikan, Ada yang Lebih Berbahaya Dibanding Mati Itu Sendiri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kematian bukan semata-mata berarti lenyapnya seseorang dan tidak akan ada lagi peristiwa setelahnya. Menurut para ulama, kematian adalah terpisahnya ruh dengan badan, berpindahnya dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain. 

Imam Al Qurthubi dalam "Ensiklopedi Kematian: Mengingat dan Hari Akhir" terbitan Cendekia (terj. Al-Tadkirah fii Ahwal al-Mauta wa al-Umur al-Akhirah) menjelaskan, kematian juga disebut sebagai salah satu musibah. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat al-Maidah ayat 106:

فَاَصَابَتْكُمْ مُّصِيْبَةُ الْمَوْتِۗ تَحْبِسُوْنَهُمَا مِنْۢ بَعْدِ الصَّلٰوةِ فَيُقْسِمٰنِ بِاللّٰهِ اِنِ ارْتَبْتُمْ لَا نَشْتَرِيْ بِهٖ ثَمَنًا وَّلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰىۙ وَلَا نَكْتُمُ شَهَادَةَ اللّٰهِ اِنَّآ اِذًا لَّمِنَ الْاٰثِمِيْنَ

"Jika kamu dalam perjalanan di bumi lalu kamu ditimpa musibah kematian, hendaklah kamu tahan kedua saksi itu setelah shalat, agar keduanya bersumpah dengan nama Allah jika kamu ragu-ragu, “Demi Allah kami tidak akan mengambil keuntungan dengan sumpah ini, walaupun dia karib kerabat, dan kami tidak menyembunyikan kesaksian Allah; sesungguhnya jika demikian tentu kami termasuk orang-orang yang berdosa.” (QS al-Maidah ayat 106) 

Dijelaskan oleh Imam al-Qurthubi, bahwa para ulama menyampaikan, ada hal yang lebih dahsyat dari kematian, yaitu lalai dalam menghadapi kematian, berpaling dan sedikit mengingat kematian, serta meninggalkan amal shaleh sebagai bekal setelah kematian. Bahkan pada kematian terdapat pesan serta pelajaran bagi orang yang berpikir.

Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Seandainya binatang-binatang itu mengetahui tentang kematian, maka kamu tidak mengenal makanan yang telah membuatmu menjadi gemuk." 

Mengingat kematian adalah senjata ampuh yang tidak hanya meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT tetapi juga membuatnya terhindar dari nafsu duniawi. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW berpesan agar senantiasa memperbanyak ingat mati.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:

أَكثروا ذِكرَ هاذمِ اللَّذَّات يعني الموتَ

"Perbanyaklah mengingat hal yang bisa memadamkan kesenangan, yaitu kematian." (HR Turmudzi, An-Nasa'i, Ibnu Majah)     

Hadits tersebut mengandung pesan bahwa mengingat kematian dan akhirat merupakan salah satu motivasi atau pendorong yang bersifat hakiki untuk memperbaiki hubungan antara hamba dengan Tuhannya, serta menghilangkan kekhawatiran duniawi dari pikirannya. 

Kata 'Haa-dzim' merujuk pada sesuatu yang memutus atau mengganggu kesenangan. Nabi SAW menganjurkan untuk memperbanyak mengingat sesuatu yang memutus atau mengganggu atau memadamkan kesenangan duniawi.

Baca juga: 5 Pilihan Doa Ini Bisa Jadi Munajat kepada Allah SWT Perlancar Rezeki

Nabi SAW juga mengungkap hal apa yang dapat mengganggu atau memadamkan kesenangan duniawi. Beliau SAW menyebut 'Al-Mawt' yang berarti kematian. Sebab, kematian adalah suatu alasan yang menghalangi seseorang tenggelam dalam hawa nafsu dan dosa. 

Ketika seorang Muslim ingat mati, hawa nafsu maupun dosa yang hendak diperbuat oleh seseorang pun tidak diteruskan. Mengingat kematian sejatinya mengarahkan orang yang berdosa itu ke jalan yang lurus untuk memperbanyak amal surga. 

Ingat mati akan menjauhkan seseorang dari segala sesuatu yang mendekatkannya ke api neraka sekaligus menjadi peringatan bagi jiwa agar tidak terjerumus dan tidak tenggelam dalam lautan kesenangan dunia yang fana.   

Infografis Belajar Menghadapi Cobaan dari Nabi Muhammad - (Republika.co.id)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow