Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Baik Arouqi maupun Masri mengungkapkan, gencarnya penembakan memenuhi langit dengan debu dan asap sehingga membuat mereka sulit bernapas.

Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

RAFAH, KOMPAS.com - Marwan Al Masri, penduduk Gaza yang mengungsi ke Rafah, pada Rabu (8/5/2024) mengatakan bahwa kehidupan benar-benar terhenti sejak pasukan Israel memasuki kota tersebut.

Lebih dari 1,4 juta orang memadati Rafah, kota di perbatasan selatan Jalur Gaza dengan Mesir.

Banyak orang di Rafah mengungsi beberapa kali selama perang yang sudah berlangsung tujuh bulan, dan sekarang kembali ke utara setelah pasukan Israel memerintahkan evakuasi di bagian timur kota tersebut.

Baca juga: Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

“Kehidupan benar-benar terhenti di pusat Kota Rafah,” kata Masri (35) yang mengungsi dari Gaza utara.

“Jalanan kosong dari orang-orang, dan pasar-pasar tutup,” lanjutnya kepada wartawan AFP.

“Kami semua takut akan adanya kemajuan dalam invasi, seperti yang terjadi di timur, yang kini benar-benar kosong dari penduduk”.

Masri menambahkan, dia dan kerabatnya tegang serta takut dengan semakin dekatnya penembakan yang mereka rasakan.

Sementara itu, Ibtihal Al Arouqi yang mengungsi dari kamp pengungsi Al Bureij di Gaza tengah merasa kembali menjadi tuna wisma.

“Kami keluar dari bawah reruntuhan rumah kami di Al Bureij, dan sekarang karena penembakan hebat di Rafah, saya dan anak-anak di jalanan,” ujarnya.

Perempuan berusia 39 tahun itu bercerita, baru dua pekan lalu ia melahirkan melalui operasi caesar.

“Kami tidak tahu harus pergi ke mana. Tidak ada tempat yang aman,” tambah Arouqi.

Dia berbicara dari Rafah barat, lokasi banyak warga Palestina tinggal.

Rafah barat relatif lebih tenang dibandingkan timur yang banyak dibombardir, tetapi juga dilanda penembakan.

Baik Arouqi maupun Masri mengungkapkan, gencarnya penembakan memenuhi langit dengan debu dan asap sehingga membuat mereka sulit bernapas.

“Situasi di Rafah kacau,” kata Mohammed Abu Mughaiseeb, koordinator medis untuk badan amal Doctors Without Borders (MSF) di Rafah.

Ia sendiri mengungsi dari Gaza dan menyebutkan, orang-orang membawa barang-barang, kasur, selimut, dan peralatan dapur dengan truk untuk melarikan diri dari Rafah timur.

"(Namun), tidak ada lagi tempat di sebelah barat Rafah,” kata Abu Mughaiseeb kepada AFP.

Rumah sakit Al Najjar di kota itu ditutup, dievakuasi oleh tim medis untuk menghindari insiden serupa di Al Shifa atau Nasser, tambahnya, merujuk pada dua fasilitas medis Gaza yang diserang Israel selama perang.

Baca juga:

  • AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah
  • Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

"Tak ada ruang"

Banyak orang mengungsi dari Rafah menuju utara, ke kota terdekat di Khan Yunis serta Deir Al Balah di tengah Jalur Gaza. Ribuan tenda memenuhi pesisir pantai di sana.

Ahmed Fadel (22) adalah salah satu dari banyak orang yang kembali ke utara Gaza.

Dari Kota Gaza, ia awalnya dipindahkan ke kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah kemudian diperintahkan pergi ketika pasukan Israel memasuki kamp Al Bureij di dekatnya.

“Kami pergi dan pindah ke Rafah, tetapi mereka menyerang dan mengancam kota tersebut, jadi kami ke Deir Al Balah yang sudah penuh sesak,” imbuhnya kepada AFP.

Para jurnalis AFP melihat antrean panjang warga Palestina yang mengungsi dari Rafah dengan mobil, truk, kereta yang ditarik keledai, tuk-tuk, atau berjalan kaki sambil membawa barang-barang semampu mereka.

Tayangan AFP pada Rabu menunjukkan ribuan tenda dan tempat berlindung memadati sepanjang pesisir Deir Al Balah.

Jalanan dipenuhi orang-orang yang membongkar barang-barang atau menjual dagangan.

“Deir Al Balah itu kota kecil,” kata pedagang lokal bernama Abdelmajid Al Kurd kepada AFP.

“Ini kota yang sangat kecil dan sekarang sangat padat. Tidak ada ruang atau fasilitas untuk menampung orang-orang ini."

Baca juga: Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow