Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Sekjen PBB mempertanyakan belum cukupkah warga di Gaza menderita kematian dan kehancuran? Serangan masif ke Rafah akan menjadi bencana kemanusiaan.

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

GAZA, KOMPAS.com - Sejumlah pihak mendesak Israel untuk membuka kembali penyeberangan perbatasan Rafah Gaza dengan Mesir.

Seruan itu termasuk datang dari sekutu dekat Israel, yakni Amerika Serikat (AS).

Gedung Putih pada Selasa (7/5/2024) mengatakanIsrael harus membuka kembali penyeberangan Rafah sambil menyatakan harapan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas dapat dicapai.

Baca juga: Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel dilaporkan telah mengirim tank-tank ke kota Rafah di Gaza selatan dan mengambil alih kontrol atas penyeberangan, sebuah jalur bantuan utama.

Mereka juga memperingatkan akan memperdalam operasinya jika pembicaraan gencatan senjata gagal untuk mengamankan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.

Presiden Joe Biden menolak untuk menjawab pertanyaan mengenai pembicaraan gencatan senjata dan operasi di Rafah ketika ia bertemu dengan Presiden Romania di Ruang Oval, dan hanya tersenyum kepada para wartawan. 

"Penyeberangan yang telah ditutup harus dibuka kembali, tidak dapat diterima jika ditutup," ujar Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre dalam sebuah konferensi pers.

"Kami percaya bahwa penyeberangan perbatasan Rafah harus segera dibuka kembali untuk pergerakan bantuan kemanusiaan," tambah Jean-Pierre.

Amerika Serikat, pendukung utama militer dan diplomatik Israel, telah berulangkali mengatakan mereka menentang serangan besar di Rafah, tempat tinggal lebih dari 1,2 juta orang Palestina yang mengungsi.

Namun, Gedung Putih mengatakan, Israel telah menyebut operasi yang dilakukan saat ini memiliki "ruang lingkup, skala, dan durasi yang terbatas".

"Apa yang telah kami diberitahu oleh rekan-rekan Israel kami adalah bahwa operasi semalam terbatas dan dirancang untuk memotong kemampuan Hamas untuk menyelundupkan senjata ke Gaza," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby. 

Baca juga: Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Desakan Sekjen PBB

Sebelum AS, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah lebih dulu menyerukan agar penyeberangan ke Gaza segera dibuka kembali agar bantuan penting dapat masuk.

Ia juga mendesak Israel untuk "menghentikan eskalasi" setelah mengirim tank-tank ke Rafah.

"Segala sesuatunya bergerak ke arah yang salah. Saya merasa terganggu dan tertekan dengan aktivitas militer baru di Rafah oleh Pasukan Pertahanan Israel," katanya, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Penutupan penyeberangan Rafah dan Karem Shalom sangat merusak situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan. Keduanya harus segera dibuka kembali," tambah dia.

Penyerangan militer Israel ke sektor timur Rafah yang penuh dengan warga sipil yang mengungsi terjadi sehari setelah Israel memperingatkan warga Palestina di wilayah tersebut untuk mengungsi menjelang operasi darat yang telah lama diancamkan.

Baca juga: Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

"Saya mendesak Pemerintah Israel untuk menghentikan eskalasi, dan terlibat secara konstruktif dalam pembicaraan diplomatik yang sedang berlangsung," kata Guterres.

"Setelah lebih dari 1.100 warga Israel terbunuh dalam serangan Hamas pada 7 Oktober... Setelah lebih dari 34.000 warga Palestina terbunuh di Gaza, apakah kita belum melihat cukup?" katanya.

"Belum cukupkah warga sipil menderita kematian dan kehancuran? Serangan besar-besaran ke Rafah akan menjadi bencana kemanusiaan," jelas Gutteres.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow