Internet Starlink Milik Elon Musk Dinilai Tidak Cocok untuk IKN Nusantara,APJII Beber Alasannya

- Ramai kabar Elon Musk akan mengembangkan Starlink untuk menyediakan layanan internet di IKN Nusantara. Namun layanan internet Starlink ini dinilai tidak cocok dikembangkan di kawasan seperti IKN Nusantara. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut sejumlah alasan sehingga layanan internet Starlink dinilai tidak cocok untuk dikembangkan di IKN Nusantara. Diketahui, Starlink, proyek konstelasi satelit yang...

Internet Starlink Milik Elon Musk Dinilai Tidak Cocok untuk IKN Nusantara,APJII Beber Alasannya

TRIBUNKALTIM.CO - Ramai kabar Elon Musk akan mengembangkan Starlink untuk menyediakan layanan internet di IKN Nusantara. 

Namun layanan internet Starlink ini dinilai tidak cocok dikembangkan di kawasan seperti IKN Nusantara.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut sejumlah alasan sehingga layanan internet Starlink dinilai tidak cocok untuk dikembangkan di IKN Nusantara. 

Diketahui, Starlink, proyek konstelasi satelit yang dikembangkan oleh SpaceX, perusahaan dirgantara swasta yang didirikan oleh Elon Musk akan segera beroperasi di Indonesia untuk menyediakan layanan internet. 

Baca juga: Elon Musk Rambah IKN Nusantara, Internet Cepat Space X Segera Ujicoba di Ibu Kota Baru Indonesia

Baca juga: 10.000 Pekerja IKN Nusantara Mudik ke Kampung Halaman, 1.258 orang Naik Pesawat Hercules

Baca juga: Rocky Gerung Sebut Titik Awal Konflik Prabowo dan Jokowi, Makan Siang Gratis dan IKN Nusantara

Berdasarkan informasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Starlink akan melakukan uji coba di IKN Nusantara. 

 “Kalau di IKN itu (Starlink) dia bakal melakukan uji coba dan lagi diusahakan time table-nya (jadwal uji coba layanan Starlink di tahun 2024,” tutur Menkominfo Budi Arie Setiadi seperti dilansir dari website Kominfo, Jumat (5/4/2024). 

Terkait hal ini, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif mengatakan teknologi yang dimiliki Starlink untuk menyediakan layanan internet sebenarnya tidak dibutuhkan di kawasan IKN.

“Sebenarnya kalau menurut saya IKN gak terlalu butuh satelit ya, IKN kan gak terlalu jauh dari ibu kota provinsi lain seperti Samarinda atau Balikpapan.

Maksudnya untuk ditarik jaringan fiber optik masih sangat memungkinkan,” ungkapnya seperti dikutip TribunKaltim.co dari kontan.co.id. 

Untuk diketahui Starlink adalah layanan internet satelit yang menggunakan satelit Low Earth Orbit (LEO) yang dekat dari permukaan bumi (biasanya berada pada ketinggian 500 hingga 1.200 km dari permukaan bumi).

Arif menambahkan, penggunaan LEO biasanya adalah untuk mendukung wilayah-wilayah yang tidak bisa dijangkau fiber optik, contohnya daerah pedalaman yang belum memiliki akses jalan, atau singkatnya wilayah 3T.

“Lokasi IKN gak jauh-jauh banget dari Balikpapan dan di Balikpapan sendiri sudah banyak fiber optik.

Jaraknya juga harusnya gak lebih dari 100 km, tapi saya tidak tahu kenapa akhirnya memutuskan mau dicoba di IKN,” tambahnya. 

Dari segi kecepatan internet, Arif juga mengatakan internet dengan satelit LEO masih kalah cepat dibandingkan dengan internet dengan fiber optik. 

Baca juga: Bukan di Jakarta, Presiden dan Wapres Terpilih akan Dilantik di IKN Nusantara, Begini Reaksi Gibran

“Secara teknologi, kalo kita bandingkan kecepatan antara satelit dengan fiber optik itu lebih unggul fiber optik. 

Karena kalo kabel hantarannya lebih cepat dan stabil, kalau satelit itu ada faktor-faktor lain seperti cuaca, interferensi dan lain-lain,” tutupnya.

Sebagai tambahan, Starlink telah mengajukan perizinan operasional di Indonesia.

Space X telah mengajukan perizinan sebagai penyelenggara layanan Very Small Aperture Terminal (VSAT) dan Internet Service Provider (ISP) kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Uji Coba Internet di 7 Lokasi IKN Nusantara

Mei 2024 Starlink milik Elon Musk uji coba internet super cepat di 7 lokasi IKN Nusantara.

Sebagai informasi Starlink dipastikan telah mengantongi izin operasi di Indonesia.

Dalam keterangan tertulis yang diunggah di laman resminya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan, Space X telah mengajukan perizinan sebagai penyelenggara layanan Very Small Aperture Terminal (VSAT) dan Internet Service Provider (ISP).

Baca juga: Samarinda dan IKN Nusantara Bisa Langsung ke Brunei? 4 Fakta KA Trans Borneo yang Hubungkan 3 Negara

Dengan mengantongi dua izin tadi, Starlink bisa menyediakan internet ke konsumen dalam skema B2C (Business-to-Consumer) di Tanah Air, alias langsung ke pengguna rumahan di Indonesia.

Tak hanya itu, setelah mendapat izin, Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi mengungkapkan, Starlink akan melakukan uji coba internet satelitnya di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN Mohammed Ali Berawi memastikan, jadwal uji coba Starlink dilaksanakan Mei 2024 pada tujuh lokasi di wilayah Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) 1B.

"Ini termasuk di kawasan Hutan Kota, Botanical Garden, Rumah Sakit, PSSI Training Center, Depot BRT, dan Park and Ride," urai Ali kepada Kompas.com, Sabtu (6/4/2024).

Menurut Ali, uji coba yang dilakukan terkait instalasi dan akses satelit Low Eart Orbit (LOW).

Uji coba ini pun masih dalam taraf proof of concept (PoC).

"Tentunya setelah mendapatkan izin operasi, maka Starlink dapat menginvestasikan dan memasang peralatannya untuk mulai beroperasi di IKN," cetus Ali.

Namun demikian, sejauh ini Starlink merupakan satu-satunya penyedia jasa satellite internet yang tertarik masuk IKN.

Baca juga: 3 Fungsi Media Massa terhadap IKN Nusantara di Kaltim

Ketertarikan Starlink untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan IKN, sejatinya telah diungkapkan Rebecca Hunter dari Government Affairs Starlink dalam pertemuan bersama yang dihadiri oleh OIKN dan Kedutaan Amerika Serikat.

Lembaga konsultan dunia, Tony Blair Institute (TBI) akan memfasilitasi pelaksanaan PoC dari pemanfaatan internet berbasis satelit Starlink ini.

PoC ini akan dilaksanakan pada wilayah area pembangunan yang saat ini masih belum dilengkapi jalur fiber optik.

Hal ini karena menunggu tahapan pembangunan infrastruktur dasar terowongan utilitas serbaguna atau multi utility tunnel (MUT).

Selain bermanfaat pada area kawasan yang sedang dibangun maupun kawasan dengan akses terbatas, PoC ini ditujukan untuk mengevaluasi kualitas dan keandalan akses internet berbasis satelit.

Untuk pembangunan jaringan internet di kawasan KIPP 1A akan menggunakan jaringan fiber optik, last mile pada gedung atau hunian.

Fiber optik juga digunakan untuk penyediaan internet berbasis wi-fi pada gedung atau hunian.

Tak hanya itu, jaringan 5G mobile broadband akan digunakan juga pada kawasan 1A.

Seiring dengan masuknya investor ke IKN, pembangunan proyek saat ini telah berkembang tidak hanya dikawasan KIPP 1A, yang mencakup Kawasan Istana Presiden, Kantor Kementerian Koordinator, dan ekosistem pemerintahan, melainkan juga sudah masuk pada pembangunan kawasan 1B.

Ali mengungkapkan, selain Starlink, OIKN juga bekerjasama dengan Bakti Kominfo untuk pemanfaatan akses internet satelit Geostationary Earth Orbit (GEO) Satria di lima lokasi prioritas untuk pelaksanaan upacara memperingati HUT ke-79 Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 2024.

OIKN juga merencanakan pemanfaatan Lora-Wan untuk jaringan data IoT, tanpa jaringan internet, yang berguna bagi pengumpulan data berbasis sensor untuk kawasan dengan akses infrastruktur terbatas seperti monitoring kawasan hutan dan biodiversitas.

Dengan kawasan hutan tropis yang meliputi 65 persen wilayah IKN, Kedeputian Transformasi Hijau dan Digital OIKN juga mempertimbangkan pemanfaatan penggunaan akses internet berbasis satelit maupun jaringan sensor Lora-Wan.

Baca juga: TNI Petakan Kerawanan di IKN Nusantara Jelang Upacara 17 Agustus, Singgung Surat Pembongkaran Rumah

(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow