Informasi Terpercaya Masa Kini

Review Film Wicked: Adaptasi Sukses Broadway ke Dunia Oz yang Lebih Hidup di Layar Lebar

0 1

TEMPO.CO, Jakarta – Ketika kisah klasik panggung Broadway Wicked diadaptasi ke layar lebar, ekspektasi dan antusiasme pencinta teater dan penikmat sinema terhadap film ini tentu akan sangat tinggi. Diangkat dari panggung musikal yang berjudul sama, film ini berakar pada novel karya Gregory Maguire pada 1995, Wicked: The Life and Times of the Wicked Witch of the West, yang terinspirasi oleh karakter-karakter dari novel klasik tahun 1900 karya L. Frank Baum, The Wonderful Wizard of Oz.

Digarap oleh Sutradara Jon M. Chu, film ini menyajikan bagian pertama dari kisah persahabatan Glinda the Good dan Wicked Witch of the West dengan durasi 2 jam 40 menit. Film yang dirilis dalam dua bagian ini tidak menyimpang jauh dari produksi panggung Broadway, namun memberikan ruang bagi para karakter dan lagu-lagu ikonik untuk menghadirkan drama musikal yang lebih hidup.

Peran Elphaba dan Glinda

Cynthia Erivo, yang memerankan Elphaba, menampilkan akting menakjubkan dan sangat emosinal. Dengan kulit berwarna hijau, Elphaba harus menghadapi berbagai hinaan di Shiz University—perjalanan hidupnya diramu dengan kepahitan hanya karena ia terlahir berbeda. Cynthia juga memberikan sentuhan magis dalam lagu-lagu yang dinyanyikannya, terutama lagu “The Wizard and I” yang seolah mengajak penonton merasakan pergulatan batin Elphaba.

Ada pula Ariana Grande yang berperan sebagai Glinda yang ceria dan naif. Ariana digambarkan sebagai tokoh yang ceria, perfeksionis, dan kadang menujukkan beberapa sisi komedi. Ia tak kalah lucu dengan pendahulunya di Broadway, Kristin Chenoweth. Saat berhadapan dengan Cynthia, chemistry keduanya dalam membangun persahabatan dua karakter utama tetap menjadi kekuatan utama film ini.

Konflik ini dibalut dalam persahabatan yang berkembang antara Elphaba dan Glinda, yang pada awalnya bermusuhan. Namun, adegan “Dancing Through Life” ketika Elphaba berdansa dalam topi runcingnya di pesta Shiz, menjadi momen tak terlupakan karena Glinda akhirnya menemani Elphaba berdansa, hubungan mereka pun membaik setelah kejadian tersebut.

Namun, subplot lain seperti perlakuan kejam terhadap hewan berbicara, yang direpresentasikan oleh karakter Dr. Dillamond (Peter Dinklage), juga menjadi narasi yang menarik dalam adaptasi ini. Elemen cerita ini masih berpadu dengan narasi utama tentang persahabatan dan perjuangan pribadi, dan memberikan open-ending dalam bagian pertama film untuk nasib hewan-hewan tersebut dan sikap yang diambil Elphaba.

Set dan Visual Film yang Mengesankan

Secara visual, Jon M. Chu berhasil menghadirkan dunia Oz yang penuh warna dan magis, CGI yang dihadirkan juga menambahkan ruang imajinasi lebih bagi penonton. Ditambah dengan desain kostum yang mengesankan dan set musikal yang megah menciptakan keajaiban tersendiri–salah satu puncaknya adalah dalam lagu “Defying Gravity” yang menjadi klimaks film. Belum lagi, kualitas vokal keduanya yang menawan saat menyanyikan lagu-lagu dalam film secara live.

Dari gaun megah Glinda yang glamor hingga topi runcing ikonik Elphaba, semua elemen memperkuat karakterisasi dan atmosfer yang ada. Desain pakaian mencerminkan status sosial, kepribadian, dan perubahan emosi para karakter dengan cermat. Sentuhan Sutradara Chu yang cerdas pada elemen visual, mulai dari lanskap yang megah hingga pencahayaan, menjadikan pengalaman menonton seperti berada di dunia dongeng yang benar-benar hidup.

Adaptasi ini menghadirkan daya pikat tersendiri, terutama bagi penggemar Broadway yang ingin menyaksikan kemegahan panggung di layar lebar. Wicked menciptakan perpaduan antara keindahan Broadway klasik dan imajinasi sinematik yang modern, dan membawa penonton ke perjalanan penuh keajaiban. Wicked bisa ditonton di bioskop Tanah Air mulai Rabu, 20 November 2024.

Pilihan Editor: Film Wicked: Pemeran hingga Adaptasi dari Drama Panggung Musikal

Leave a comment