Mengapa Memasak Menggunakan Arang atau Kayu Bakar Terasa Lebih Sedap? Ini Penjelasan Chef
KOMPAS.com – Untuk memasak makanan, ada berbagai jenis kompor dengan beragam bahan bakar yang bisa digunakan.
Bila masyarakat modern sudah terbiasa menggunakan kompor gas, masyarakat zaman dulu identik mematangkan makanan di atas tungku tradisional berbahan bakar kayu atau arang.
Meskipun kompor gas sudah lazim digunakan saat ini, beberapa pelaku kuliner masih tetap mempertahankan tungku tradisional mereka.
Hal ini lantaran masakan yang dimasak menggunakan tungku kayu bakar atau arang dipercaya memiliki aroma dan citarasa yang lebih sedap.
Kenikmatan masakan yang diolah dengan memakai kayu bakar diakui oleh salah satu warganet dengan akun X @yearend***.
“Setuju nggak kalau makanan yang dimasak pakai tungku dan kayu bakar kaya gini enaknya bakal nambah berkali-kali lipat, aroma smokynya yang khas itu candu banget,” tulis pengunggah.
Unggahan itu disukai banyak warganet dan dihujani komentar yang senada, setuju bahwa makanan yang dimasak dengan menggunakan kayu bakar memiliki rasa lebih enak.
Lantas, mengapa masakan yang dimasak menggunakan arang atau kayu terasa lebih sedap?
Baca juga: Cara Menyalakan Arang dengan Cepat untuk Bakar Sate Daging Kurban Idul Adha
Penjelasan chef
Executive Chef Hotel Noormans Semarang, Andreas Herlambang mengatakan, ada berbagai faktor yang membuat masakan lebih sedap apabila diolah menggunakan arang.
Pertama, hidangan yang dimasak menggunakan arang akan memiliki efek smokey atau aroma dan sensasi asap di dalamnya.
Aroma dan juga rasa dari masakan yang mempunyai sensasi smokey akan terasa lebih kompleks dan sedap saat dinikmati.
“Misalnya sajian sate yang diolah menggunakan arang akan terasa lebih sedap daripada sate yang dibakar dengan panggangan dari gas. Ini juga berlaku pada nasi goreng. Nasi goreng tek tek yang memakai arang akan terasa lebih enak daripada yang memakai gas,” jelas Andreas kepada Kompas.com, Kamis (28/11/2024).
Kedua, arang jika digunakan untuk memasak memiliki suhu yang jauh lebih tinggi dan stabil dibandingkan gas.
Suhu yang lebih tinggi akan menghasilkan masakan yang lebih matang sempurna dalam waktu yang relatif lebih singkat.
Oleh karena itu, banyak penjaja makanan, terutama makanan khas atau tradisional, yang masih mempertahankan memasak menggunakan arang.
Baca juga: Galih Satrio: Mengarang Gambar, Menggambar dengan Arang
Penggunaan kayu bakar atau arang di masakan luar negeri
pizzAndreas menyebut, penggunaan kayu bakar atau arang untuk mengolah makanan tidak hanya dilakukan di Indonesia.
Ada berbagai jenis sajian dari luar negeri yang juga memanfaatkan arang untuk mengolah hidangan.
Contohnya, pizza dari Italia yang dahulunya menggunakan kayu bakar oven tradisional yang besar untuk memasak.
“Kalau lebih explore lagi, pizza yang asli menggunakan kayu bakar untuk membakar pizzanya. Itu apinya besar dan suhunya tinggi, cuma tiga menit sudah matang,” ungkapnya.
Tak hanya pizza, olahan daging yang dibakar dengan arang seperti steak maupun smoked beef juga menggunakan arang.
Di olahan smoked beef, justru diwajibkan menggunakan arang atau kayu untuk mendapatkan rasa smokey kuat dalam sajiannya.
Selain itu, berbagai jenis kue dan roti (bakery) juga menggunakan arang untuk mengolah masakan.
“Nggak usah jauh-jauh bikin croissant atau roti. Bakpia asal Yogyakarta pun diolah dengan menggunakan arang di awal pembuatannya,” jelas Andreas.
Baca juga: Menyuburkan Tanaman dengan Arang, Begini Caranya
Penggunaan alat masak berpengaruh pada rasa
Bukan hanya dari sisi penggunaan bahan bakar saja, Andreas menuturkan, penggunaan alat masak juga berpengaruh pada rasa.
Masakan yang diolah dan disajikan dengan menggunakan bahan stainless akan lebih cepat dingin meskipun lebih cepat matang.
Sebaliknya, hidangan yang dimasak atau disajikan memakai gerabah, suhu panasnya akan lebih awet walaupun proses memasaknya memakan waktu lebih lama.
Menurut Andreas, pedagang atau pemilik restoran juga perlu mempertimbangkan penggunaan alat masak agar hidangannya memiliki rasa maksimal.
“Ada beberapa inovasi kuliner yang menggunakan gerabah untuk menyajikan makanan. Misalnya sambal gami yang dibakar, atau steak gerabah. Panas sajiannya lebih lama daripada yang ditaruh di piring biasa,” terangnya.
Baca juga: Manfaat Arang untuk Tanaman